Episode 8

***

Itu yang tadi minta lanjut. Mana nih orang nya? Muncul kan? ^^

***

Arfen menggendong Raisa dengan raut wajah Panik nya. Beberapa Guru datang untuk membubar kan para Murid yang berkerumun itu.

"Gue Pikir Arfen beneran sayang ke elo. Nyatanya Thif? " Celetuk Melia angkat bicara.

"Shttt.. Mel, diem akh.. Udah lah Thif, enggak usah di pikirin. Kan Arfen emang gitu orang nya. " timpal Anggi.

Thifa masih setia menatap Punggung Arfen yang semakin lama kian menjauh.

***

"Thif? Balik bareng Gue yah? " Tawar Zefan pada Thifa. Gadis mungil yang tengah berdiri mematung. Terngiang akan ucapan Arfen yang akan mengantarkan nya pulang.

"Enggak deh Zef, Gue balik sendiri aja. " sahut Thifa enggan. Bagi Gadis mungil itu menjauhi Zefan adalah kewajiban nya. Ia sama sekali tak ingin jika oerasaan nya pada Zefan kembali, atau bahkan lebih besar.

"Kan motor lo mogok. Gue sendirian. Yah udah lah kita bareng aja. Lagian gue udah lama kok enggak main ke rumah lo. Sekali - kali lah"

"Enggak Usah Zef. Mending lo Jenguk Raisa. Kali aja dia butuh bantuan lo kan"

"Niat nya sih emang gitu. Tapi, gue gak tau Raisa di rawat di Rumah sakit mana. Sekolah juga gak tau, Arfen bawa Raisa kemana"

Oh? Jadi emang Zefan mentingin Raisa lebih dulu?

Batin Thifa, beda nya rasanya hanya seperti goresan kecil. Tapi, Sesak yang biasa nya hadir sudah tidak ada lagi.

"Oh yah udah, lo balik aja duluan. Gue mau Ke Toko buku bentar "

"Yakin lo gak mau sama gue? Serius nih? "

"Iyah serius. Lo jalan aja duluan. "

Zefan langsung menjalan kan motor nya, Zefan juga tidak begitu ingin memaksa Thifa.

Kenapa? Kenapa kok Gue ngerasa sesak yah, Waktu Thifa nolak gue?

Batin Zefan. Entah lah, ada rasa tidak nyaman di hati nya. Saat mendengar dan melihat kedekatan antara Arfen dan Lathifa. Dan lebih sesak lagi, saat tadi Thifa menolak ajakan nya.

***

Di Persimpangan Jalan. Thifa masih setia menanti datang nya Angkot. Entah apa yang merasuki Para Supir Angkot. Kenapa mereka tidak ingin lewat jalan itu. Membuat Gadis manis itu harus menunggu begitu lama.

Thifa memejam kan matanya, terlalu panas dan dia lelah.

Tin!! Tin!!

Tiba - tiba ada suara Klakson mobil yang terparkir di depan nya. Thifa menaikan sebelah Alis nya. Gadis mungil itu mengenali mobil mewah itu.

"Sayang? Nungguin Gue yah? Setia bener. Bikin gue makin cinta deh. " Seru Cowok itu. Membuka kaca jendela mobil nya. Menatap Thifa santai.

"Lo ngapai ke sini? Sekolah udah bubar" Ketus Thifa. Yah itu hanya di mulut, siapa yang tau Apa yang tengah Thifa rasakan di hati nya. Berbunga - bunga? yah mungkin itu lah yang tengah Thifa rasakan di hati kecil nya.

"Sekolah udah bubar. Tapi kan Calon binik Gue masih ada di sini. Yah Gue kesini buat jemput calon binik gue lah" sahut Arfen santai. Menaik turunkan Alis nya.

"Udah lah, mending lo pergi "

"Pergi kemana? Kan gue mau anterin elo. Anterin Istri itu kewajiban suami nya"

"Apa sih Fen! Gila!!"

"Gak papa Gila, yang penting setia. Euy.. Cewek pendek Tapi Gue sayang, Ayo gue anterin. Kalo gak mau ke rumah lo. Kerumah Gue juga gak papa. Mamah gue emang lagi butuh menantu. Tenang, mamah gue baik kok apalagi sama cewek cantik kayak lo. "

Thifa mengedarkan pandangan nya. Tampak beberapa orang akan berjalan ke arah nya. Jika Thifa dan Arfen bertengkar begitu, maka jelas. Thifa lah yang akan malu. Mengharap kan Arfen malu dan sadar diri? Ayolah...

Di banding merasakan malu, Thifa bergerak cepat masuk ke Mobil Arfen. Duduk di sebelah cowok tengil itu.

Arfen tersenyum puas, ia merasa menang.

"Sayang... Duduk tuh yang bener, dah gitu senyum. Masa nanti Di Kursi pelaminan elo duduk nya gitu. Pasang muka asem kurang asem. apa kata tamu? " Komen Arfen, melihat Thifa duduk Malas, dengan wajah cemburu dan Sorot mata tajam.

"Jalan aja deh Fen!! "

"Iyah.. Iyah.. Gak sabaran amat sih. Oke kita ke KUA sekarang" Arfen segera menjalan kan mobil nya.

Thifa memutar bola matanya dengan jengah. Melatih bibir nya untuk mengatup rapat akurat. Thifa akan gila bila terus melanggeti ucapan Gila Arfen. Tak lupa, ia juga harus mengunci Rapat - rapat hatinya untuk pria yang tingkat ke Playboyan nya sudah akut.

"Sayang, mamah mertua orang nya gimana sih? Sore ini mau Caper dulu akh" Celetuk Arfen. Cowok lambe Turah ini memang tidak bisa membiarkan suasam damai dan hening.

Thifa melirik ke arah Arfen, dengan sorot mata Tajam Khas nya. Tanpa menjawab Thifa menoleh lagi ke depan.

"Ya Allah sayang.. Kasih tau dong. Kan biar dapet restu. Kalo udah, kan biar mamah kamu cepet dapet cucu"

"Ngomong sekali lagi Gue tabok mukak lo!!"

"Tabok aja. Tapi, siap - siap tabokan lo gue balas. Yah, tau lah yah kan... Haha.. "

Arfen tersenyum miring, seketika Ada aura aneh pada Thifa.

***

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***