***
Bel istirahat sudah berbunyi sejak beberapa menit yang lalu, banyak murid kelas IPS SATU yang sudah melangkah kan kakinya menuju kantin sekolah.
Tak terkecuali juga Thifa, Anggi, Melia yang sudah duduk di satu meja. Apa lagi? Tentu untuk menemani makan mereka, harus dengan di bumbui sedikit gosip.
"Eh Thif, Lo kok bisa pergi bareng Arfen si Fakeboy sih? " Gerutu Melia kesal, yang baru saja menelan bakso nya.
"Tau tuh. Kan kita udah bilang dia playboy. Lo jangan deket - deket dia deh" tambah Anggi mengingat kan.
"Jadi tadi pagi tuh motor gue mogok, terus ada Arfen lewat. Nawari tebengan. Yah gue ikut lah. Enggak ikut dia, gue bisa telat entar" sahut Thifa santai, entah lah. Ia juga sama sekali tak merasa keberatan di antar oleh Arfen. Meski logika nya sedikit menolak.
"Tapi yah Gess,,, kok bisa sih orang seganteng itu jadi Fakeboy" heran Anggi.
"Karna ganteng makanya Fakeboy! Dasar Anggi! " Semprot Melia yang tak habis pikir dengan jalan pikir nya Anggi.
"Heyy, Gosipin apa nih kalian pada? " Ujar seorang Pria yang bediri di sebelah Thifa. Thifa mendongak, tampak wajah cowok yang dulu selalu ia impikan menjadi suami nya.
Yah dia adalah Zefan Arhadika. Si Ketos Ganteng, cool dan berwibawa dari IPA Satu. Incaran kedua, para Gadis, setelah Arfen Si Bocah Badboy dengan bakat Sains nya dari XI IPA LIMA.
"Ehh Ketua Osis, tumben mau ikut nimbrung bareng kita" Sinis Anggi. Anggi sudah tidak suka melihat Zefan, sejak ia tau gosip Zefan dan Raisa sedang dekat. Dan ada yang mengatakan mereka berpacaran. Anggi tentu tau, itulah masalah yang membuat Thifa badmood tempo hari.
"Apa sih loh Nggi, eh Zef. Duduk dulu tuh di sebelah nya Thifa" saran Melia, yang emang bocah nya baik polos, ala ala anak lugu gitu.
"Eh enggak usah deh Mel. Gue cuma mau ngomong bentar sama Thifa" Ujar Zefan. "Thif, ikut gue bentar yuk. Gue mau ngomong " tambah nya lagi, menarik tangan Thifa.
"Apa sih Zef? Kalo mau ngomong di sini aja. Enggak usah tarik - tarik segala! " Ketus Thifa menarik tangan nya. Zefan terkejut, itu kali pertama nya Thifa berkata dengan nada kasar pada Zefan. Tak kalah heran, Thifa sendiri juga bingung. Mengapa ia bisa berkata begitu pada Zefan, dan bahkan menarik tangan nya dari genggaman Si Ketos itu. Bukan kah dulu, Thifa selalu ingin ada di dekat Zefan si cool Ketos?
"eh Sorry.. Sorry Thif. Gue gak sengaja. Gue gak tau lo bakal nolak, kan biasa nya juga gak gitu. Gue minta maaf" kilah Zefan cepat, ia sedikit gagu dengan perubahan sikap Thifa yang drastis ini.
"Iyah Gak papa. Gue cuma lagi males gerak hari ini. Btw, lo mau ngomong apa? Ngomong di sini aja. Gak papa kok ada Anggi dan Melia, mereka kan sahabat gue" Ujar Thifa, ia sendiri masih bingung dengan dirinya.
"Oh yah udah deh, Sebenarnya gue mau nanya. Lo tadi pagi pergi sekolah bareng Arfen yah? "
"iyah, " Thifa mengangguk pasti. "Lo kok bisa tau? " lanjut nya.
"Yah iyalah tau, Lo sama Arfen udah jadi bahan gosipan satu sekolah. Kalian yang biasa debat, ini malah tiba - tiba akur. Kan aneh"
"Oh gitu yah. Iyah juga sih, " sahut Thifa tenang, yah ia sudah menyadari kemungkinan berita ini. Mengingat, banyak nya orang yang berbisik saat Arfen mengantar Thifa ke kelas nya.
"Lo emang udah baikan sama Arfen? "
"Baikan? Kita sih enggak pernah berantem serius, cuma sering debat aja karna gak sejalan"
"Owhhh.. Gitu. Oh yah Thif, gue sebagai sahabat lo cuma mau ngasih tau. Arfen tuh cowok gak baik, dia Playboy suka banget nge PHP in cewek. Mending lo jauh - jauh dari dia"
"Gue rasa Arfen enggak jahat kok" yakin Thifa.
Deg.
Ada rasa gelisah di hati Zefan, saat mendengar Thifa membela Arfen. Yah itu menambah ketidak sukaan Zefan pada Arfen. Siapa yang tak tahu, jika Zefan dan Arfen adalah Musuh dingin. Belum lagi Gosip Jika Arfen dan Raisa berpacaran memanaskan hati Zefan.
"Yah udah deh Thif serah elo aja. Yang penting gue udah peringatin elo. Hati -hati sama dia. Dah yah gue balik dulu. Gue masih ada urusan"
"Iyah Makasih atas perhatian nya"
"Enggak duduk makan atau minum dulu Zef? " tanya Melia.
"enggak deh Mel. Di kelas gue masih banyak urusan. Gue ke kantin cuma mau nemuin Thifa doang. Dah yah Gue balik. Kalo butuh apa - apa hubungin gue aja" saran Zefan menepuk lembut kepala Thifa.
Zefan melenggang pergi meninggalkan Thifa. Hanya tersisa punggung Zefan yang kekar yang bisa Thifa tatap.
"Apa sih tuh cowok beneran rese. Gaya nya aja sok perhatian ke elo, nyatanya perasaan nya buat Raisa!! Beneran bikin jijik. Kalo emang gak suka, enggak usah ngasih perhatian lebih dong! Kan yang di perhatiin jadi ngarep! Ngomongin Arfen tukang PHP gak sadar dirinya apa!! " Keluh Anggi, saat tak melihat lagi ada Jejak Zefan di sana.
"Apa sih Nggi. Si Zefan kan perhatian karna anggap Thifa tuh sahabat nya. Jangan berlebihan deh. "
"Bukan gue yang berlebihan. Kalian aja yang terlalu polos" sangkal Anggi yang tak ingin kalah atas Argumen nya.
"Good job buat sahabat nya cewek pendek kesayangan gue" Celetuk seorang pria, yang datang dari arah belakang Anggi dan Melia. Mereka menoleh bersamaan, melotot tak percaya bahwa Arfen cs sudah ada di belakang mereka.
Thifa sendiri juga tertegun halus, entah di bagian sudut mana. Ada rasa bahagia di hati kecil nya.
"Yah gue setuju sama lo nggi. Kalo Sahabat tuh enggak usah ngasih perhatian besar. Kan udah ada gue calon suami nya, yang bakal ngasih perhatian ke Istri gue" celetuk Nathan ikut duduk di sebelah Thifa.
Di ikutin Hasan, Fandri, dan Riyan yang mengambil posisi duduk masing - masing.
"Buk Bakso nya Empat yah, Es nya yang biasa" pesan Riyan mengangkat tangan nya.
"Biasa? "Tanya Anggi menaik kan sebelah alisnya. Menatap Riyan yang ada di sebalah kanan nya.
"Iyah, Biasa buat orang ganteng" kali ini Hasan yang menyahuti nya. Anggi mendelik heran, bagaimana mungkin ada orang SE PEDE mereka. walaupun mereka ganteng.
"Eh Istri gue. Tadi tuh si mantan ngapain dateng? Ngajak balikan? Lo nolak lah yah kan? Enggak mungkin lo balikan sama dia saat lo udah punya cowok paling ganteng di antara jajaran orang ganteng " Celetuk Arfen, dengan santai menarik mangkuk Bakso Thifa. Menyendok dan memakan nya tanpa ada rasa bersalah sedikit pun.
"Fen, Rumah Sakit Jiwa masih penuh. Bisa tunda dulu gak gilak nya. Kasihan nyokap bokap lo" Sahut Thifa, yang entah lah. sudah tau Arfen gila, masih saja di langgeti.
"Ngapain ke Rumah Sakit. Saat obat nya ada di sebelah gue. Makanya, jadian serius dong sama Gue Thif. Gue janji gue bakal waras deh" Rengek Arfen ala suara manja nya. Menatap binar Gadis mungil di sebelah nya. Gadis mungil yang selalu memenuhi otak Arfen.
***
Next?
Lanjut?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Kok Nathan mulu si thor.. Coba diperhati kan,jangan terlalu banyak salah nama peran, bikin mood pembaca ambyar..
2024-03-15
1
BINTANG PENGHACUR
hehehe author salah nama nih masa Arden dibilang Nathan
2021-12-15
0
Hesti Pramuni
hadeeehh...
anak muda sekarang.. gombalnya paling top dah..!
2021-09-06
0