***
"Kenapa lo di sini? " ketus Thifa, menatap Arfen masih dengan sorot mata menusuk.
"Aishhh.. Emang ada Suami yang bakal ninggalin istrinya? Makanya sayang, mikir dong" sahut Arfen santai, duduk di sebelah Thifa.
"mending pergi deh, males gue liat lo. Serius nih gue " ujar Thifa, menundukkan pandangan nya, sangat enggan melihat wajah tengil Arfen.
"Okeh, gak mau liat gue gak papa. Yang penting nih minum dulu. Entar lo Dehidrasi lagi, Gue gak mau yah liat cewek yang gue sayang Kehausan" Ucap Arfen, menundukkan badan nya seraya mensejajarkan tinggi nya dan Thifa yang duduk.
"Gue bilang gue gak haus"
"Lo haus, yakin deh sama gue"
"Sok tau banget sih lo. Ini diri gue, hidup gue. Urusi deh urusan lo"
"yah emang gue lagi ngurusi urusan gue, karna Urusan Gue yah elo lah. Jangan tanya kenapa. Urusan Suami itu adalah istri nya. Yah Gue sebagai calon suami lo yang ganteng dan baik hati harus jagain lo"
Thifa diam. Ia berusaha memasang wajah sedingin mungkin menatap Arfen. Thifa berusaha menuntup akurat hati nya.
"Udah lah minum dulu. Kalo lo sakit apa kata orang. Gue sebagai pacar lo gak bisa jagain cewek nya"
"Apaan sih Fen! Gen--" Thifa sudah muak dengan celotehan Aneh dan gila Arfen ini.
"Udah atuh neng. Kasihan itu cowok nya. Jarang loh ada cowok yang sebaik dan seperhatian ini" Potong montir itu, yang terlihat usia nya sekitar 25an.
"Dia bukan cowok saya. " ketus Thifa.
"iyah, Ralat mas, saya bukan cowok nya. Saya calon suami nya. Iyah nih mas, Calon istri saya lagi ngambek, "
Thifa memutar bola matanya dengan jengah, semakin ia menyangkal semakin banyak celotehan gila Yang Arfen lontarkan. Gadis mungil itu memilih mengutuki dua orang ini di dalam hatinya saja.
"Ohh gitu.. Usaha yang keras lagi bujuk nya" saran montir itu.
"Siap mas. Kewajiban suami kan menuntun istirnya. Udah yuk Yank, kita ke sekolah. Entar telat loh. Gelar Gadis hukum nya bisa hilang " Ajak Arfen menarik tangan Thifa.
"Apa sih Fen, gue Mau naik motor gue aja." protes Thifa menarik kembali tangan nya.
"Mas, Itu motor siap nya Lusa yah? Nanti kalo siap nya lusa, saya kasih tips mas. Soal nya Calon binik saya kalo ngambek lama mas"
"siap atuh dek. Siap nya lusa, entar mas kasih diskon"
"Ehhhh tunggu.. Tunggu. Kok gitu sih? Motor nya mau saya pake sekarang" Gerutu Thifa.
"maaf atuh neng, saya lupa saya belum sarapan. Saya masuk dulu yah. Sarapan itu penting. Mending neng ke sekolah bareng calon suami nya" Celetuk montir itu santai, sembari duduk membuka bekal nya. Arfen dengan bangga nya memberikan jempol untuk perbuatan Montir itu.
Thifa sendiri melotot tak percaya, mereka baru saja bertemu. Tapi, sudah sekompak ini. Apakah ini yang di namalan naluri Pria? Pikir nya.
"Udah Yang. Yuk naik mobil. Kita ke sekolah bareng" Ajak Arfen membuka kan pintu mobil untuk Thifa.
Thifa dengan gerakan khas malas nya pun ikut masuk mobil. Yah itu satu - satu nya jalan, agar gelar Gadis peraturan yang di sandang nya tidak hilang.
"Mas, Lusa yah siap nya. Lusa kita jemput tuh motor"
"Siap Dek. Semoga langgeng yah sampai pernikahan. Dan jagain terus calon istri nya"
"Kalian bisa diam gak sih!! Udah lah fen, buruan. Entar kita telat! " pekik Thifa yang sudah sangat jengah dengan percakapan gila kedua orang itu.
"Sayang kalo marah Imut. Gerem pengen cubit deh" celetuk Arfen yang baru duduk di kursi mobil nya.
Thifa melirik ke kanan. Di mana Arfen berada. berusaha menatap cowok tengil itu dengan sorot mata menusuk. tapi, cowok yang di tatap malah dengan manisnya menampilkan cengiran polos nya.
"Fen, buruan jalan"
"iyah - iyah sabar Yang"
Arfen menatap sekilas Thifa, gadis dengan bibir tipis yang jarang tersenyum. Mata indah, yang terlihat menusuk. Wajah Yang sangat cantik namun terlihat sangat dingin.
"Euy cewek pendek tapi gue sayang. Itu mukak bisa di kondisikan lagi gak. Jangan terlalu cantik, fokus gue hilang"
"Oh jadi fokus lo hilang karna gue? "
Entah apa yang ada di otak kecil Thifa. Tiba - tiba ia memikirkan suatu ide aneh.
"Arfen, liat deh muka gue, cantik yah kan?? " Celetuk Thifa mengulum senyum semanis mungkin.
Deg.
Arfen diam terpaku. Thifa terlalu cantik untuk ukuran gadis biasa. .
"Enggak bisa, gue yang ganteng ini gak bisa fokus" Ujar Arfen menepikan mobil nya.
"Loh? Kok lo berhenti sih Fen? Sekolah udah deket loh " protes Thifa.
"Bentar deh, masih lima belas menit lagi bel. Gue masih mau puas - puasin diri liat mukak lo yang cantik" sahut Arfen santai, menatap Nanar Thifa.
"Gila! Edan! Gendeng! Gak waras!! "
"Itu karna lo, yang buat Gue terlalu sayang ke elo. Gue setuju sama lo, gue Gendeng tapi. Tetep ganteng kan? " Anggar Arfen menaik turunkan alis nya.
***
Next?
Lanjut?? ^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Nur hayani
astgahfirullah thorr..
slalu aduk2 prut critanya thor..
semongko thor..
2021-12-14
0
Asifa Afika
ini kalau dibuat sinetron kyaknya yang pas jd pemeran ceweknya Prilly Latuconsina DECH
2021-12-13
0
Anny cell
thor Klau cerita baakny arfen judulnya ap y thor...penasaran pngen baca
2021-11-05
1