***
"Calon binik kamu? Yang mana? " tanya buk Vina mengedarkan pandangan nya ke seluruh kelas.
"itu tuh buk, yang paling cantik dan kalem, eh ralat gak kalem buk. Kalo ngomong ukh, nyelekit. Tapi saya sayang" ujar Arfen menunjuk Thifa yang sedang berdiri di depan kelas. Thifa sendiri tak percaya, Arfen bisa sebegitu santai nya menceploskan ucapan Frontal itu.
"Oh anak saya yang ini. Yang paling patuh sama peraturan. Arfen, udah ngaca belum? " Sindir halus buk Vina.
"Saya mah enggak purlu ngaca buk. Saya sadar saya ganteng. Yah, cuma selama ini saya Bertingkah sederhana dan enggak mau pamer aja. Takut yang lain nya minder deket saya" Sahut Arfen santai menaik turunkan alis nya menatap Thifa.
"halah kamu mah, oh yah Thifa. Kamu minat sama Arfen? " lirik Buk Vina pada Thifa yang sedari tadi berdiri gagu.
"Saya masih terlalu waras buk untuk terjun ke dalam kegilaanya Arfen" sahut nya.
"Nah Fen. Udah sadar diri sekarang? "
"Yeee ibuk Pikir Cinta nya saya Ke Lathifa kayak kerupuk, kenak angin dikit melempem. Cinta saya ke Thifa itu ibarat energi yang gak akan hilang buk"
"kita mau belajar, jangan ganggu" Sinis Thifa berjalan ke arah jendela.
Shrekkkk
Menarik Gorden nya agar menutupi muka Arfen si cowok ganteng, katanya.
"Good Job Thifa. Ibuk bangga sama kamu." puji Buk Vina, seraya mengacung kan jempol nya pada Thifa.
***
"Ih... Anjiiirrrr. Mulut lemes nya bilang cinta ke elo, tapi Perhatian nya di bagi ke Raisa. Kan Dasar Jantan!! " Celetuk Anggi, menunjuk Arfen yang siap membonceng Raisa di sana.
"Udah lah Thif. Kan Gue udah bilang, lo enggak usah deket lagi sama Arfen. Playboy anak nya. Lo tau gak, anak kelas 10 aja banyak yang di PHP in" tambah Melia, yang ikut menimpali.
Thifa diam, ia menyipitkan matanya, menatap intens Arfen dan Raisa di sana. Akh, mata indah Thifa juga menangkap Zefan yang tengah memperhatikan Arfen dan Raisa. Namun, ke kesalan Zefan terlihat sangat jelas. Yah memang, saat ini Arfen dan Raisa tengah menjadi bahan gosip terhangat.
"Gue gak deket, cuma sering debat aja. Maklum lah, enggak pernah sejalan" sangkal Thifa dari mulut nya. Yah dari mulut, Namun Di Hati? Ada rasa panas yang menggebu di hati Thifa.
Sementara di ujung sana Arfen dan Raisa juga tengah berdebat kecil.
"Gue denger lo lagi deketin anak IPS Satu. Dan berita terbaru nya, dia lagi Liatin lo sekarang. Maksud nya, liatin lo yang bakal boncengin gue" ujar Raisa yang masih belum ingin naik motor Arfen.
"Kan gue udah bilang, Hari ini kita balik bareng. Entar gue yang di semprot bokap" kilah Nathan.
"Terus lo gak takut cewek lo bakal cemburu? Tuh dia lagi Liatin lo"
"Bukan gue, tapi elo"
"lah kok gue? Dia cemburu gitu sama gue? "
"Singkat nya dia suka ke Zefan, Ketua OSIS itu sejak Lima tahun. Dan si Zefan malah suka ke elo. Terus gue? "
"Terus lo di abaikan gitu?"
"Yah enggak lah. Yah kali ada yang bisa nolak pesona orang seganteng gue. Gue yakin, kalau kita enggak sepupu. Lo juga bakal jatuh hati ke gue"
"Udah lah Fen, jalan aja. Bisa ikut Stress gue lama - lama bareng lo" Ujar Raisa langsung menaiki motor itu.
---
"Udah yuk balik" ajak Thifa mulai menaiki motor Matic milik nya.
***
"lagian yah Eis. Lo kok pake nama Ardinanta sih? Kenapa enggak Wijaya aja. Kan biar orang pada tau kita sepupu" tanya Nathan membuka pembicaraan saat mereka sedang menaiki motor itu.
"mana gue tau, yang kasih nama bokap. Tanya aja sama papah Rei"
***
"Kenapa ini? Kenapa semuanya mendadak terasa aneh? " Keluh Thifa, gadis manis itu menutup buku nya. Ia sama sekali tidak bisa konsentrasi. Saat fokus nya selalu ada pada Arfen. Yah, bayangan Arfen dan Raisa terus terngiang di kepala nya.
Thifa membanting kan lembut tubuh mungil nya di kasur. Menatao hampa langit - langit kamar nya.
***
"eh, eh, nih motor kenapa? " gerutu gadis mungil itu, tampak motor nya mulai melambat. Dan pada akhirnya berhenti.
"Jangan bilang mogok? Ayolah, Gue masih harus ke sekolah. Gue bisa telat entar!!" keluh nya lagi, beberapa kali mencoba menyala kan motor itu. Namub hasil nya nihil, Motor itu sama sekali tak ingin bekerja sama dengan Thifa.
Thifa menyipitkan matanya, akh tampak Bengkel dari Kejauhan 100 Meter di sana. Gadis manis itu berdecak kesal, sembari terus menuntun motor nya ke bengkel biasa itu.
Tin! Tin! Tin!
Ada suara klakson mobil dari sebelah Thifa. Membuat gadis mungil itu terperanjak. Lirikan pedas ala Thifa kini sudah tertuju pada mobil itu, mobil Sprorty berwarna Hitam Biru. Sorot mata Thifa tajam, mencoba melihat, siapa yang ada di dalam mobil itu.
"Gak mau nebeng gue? Mumpung baik nih gue" Celetuk Pria itu, membuka kaca jendela mobil nya. Akh, Thifa sangat Akrab dengan wajah tengil pria itu.
"enggak usah Fen, makasih. Lo duluan aja" Ketus Thifa, hatinya tiba - tiba gatal, mengingat bagaimana kemarin Arfen membonceng Raisa. Thifa terus berjalan, meninggalkan Arfen dan mobil nya.
"Lo ngambek sama gue Thif? " Tanya Arfen lagi, tetap mengikuti Thifa meski dengan mobil yang dijalakan kan super lambat.
"Ngambek? Gak salah tuh? "
"Habis nya nada dan muka lo, udah kayak cewek yang hobi ngambekkan sama cowok nya"
"Bodoamat!! Mending lo pergi deh. Jauh - jauh dari gue, Males gue liat lo! "
"Oke " sahut Arfen singkat. Menutup kembali Kaca mobil nya, melajukan mobil itu ke jalan Raya.
Thifa melotot tak percaya, Arfen benar - benar meninggal kan nya. Ada hati yang terasa sedikit kecewa di sana, akh yah. Hanya sedikit.
Gadis mungil itu tak ingin lagi mengingat sosok Arfen, yang bary pagi hari sudah menaik turunkan Emosi nya.
"Motor nya kenapa neng?" tanya Montir itu, saat Thifa dan Motor nya sudah tiba di Bengkel.
"Enggak tau Kak. Tolong periksain yah" sahut nya. Motor itu kini di ambil alih oleh montir, Thifa memilih duduk untuk meregangkan otot kaki nya.
Lagi - lagi Thifa di buat bingung. Thifa menyipitkan matanya, tampak ada Mobil Arfen yang bergerak ke arah nya.
"Euy, Cewek pendek, tapi Gue sayang. Haus kan? Udah haus aja, gue baru beli nih buat lo" Celetuk Arfen santai, turun dari mobil mewah nya. Mengulurkan Sebotol Air minerak ke Arah Thifa.
Thifa masih diam tak bergeming, Ia benar - benar tidak bisa menebak jalan pikir Nya Cowok tengil yang ada di hadapan nya ini.
"Kenapa lo di sini? " ketus Thifa, menatap Arfen masih dengan sorot mata menusuk.
"Aishhh.. Emang ada Suami yang bakal ninggalin istrinya? Makanya sayang, mikir dong" sahut Arfen santai, duduk di sebelah Thifa.
***
Next?
Selamat Berpuasa bagi yang menjalankan nya^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
BINTANG PENGHACUR
🤦
2021-12-15
0
Hesti Pramuni
seru juga ya kalo kembali ke masa itu..
2021-09-05
0
Wanda Revano
jiplakan nathan kuy
2021-09-03
0