***
Lagi? Dua kali? Mereka mempermainkan gue? akh, bukan salah mereka. Ini salah nya gue yang baperan!!
Batin Thifa, mungkin minggu itu adalah minggu terberat, yah dia dua kali terpaku akan kata - kata pria yang ujung nya hanya bercanda.
Kali ini Thifa memutuskan untuk mengunci rapat akurat hati nya, ia tidak akan membuka nya untuk siapapun termasuk Zefan. Jika Thifa bisa, ia mungkin akan membakar hangus kunci hatinya.
"Thif, Jadi lo suka sama Zefan? " Tanya Arfen lagi.
"Iyah dulu, sekarang sih Enggak"
"Kalo gitu suka ke gue dong. Gue kan ganteng, pake banget lagi "
"Ganteng gak menjamin bahagia Fen"
"Siapa bilang? Itu mah kalo ganteng nya standar. Kalo ganteng nya kaya gue, Di jamin lo bahagia selalu" lagak Arfen dengan pede nya, menatap Thifa yang mungkin sudah muak.
"Kayak apa? "
"Kayak gue lah. Manusia tertampan di antara Jajaran manusia terganteng"
"Oh, gue kira kayak monyet. Habis nya muka lo sebelas dua belas sama Monyet peliharaan tetangga gue"
"Asem bener tuh bibir, kurang gula. Perlu gue cicipi waktu pulang gak?"
"Bodoamat! " Pekik Thifa bangkit berdiri meninggalkan Arfen yang duduk sendirian di sana.
"Ya Allah. Nih cewek mulut nya lemes bener, tapi Gue suka. " Gerutu Arfen menatap punggung mungil Thifa.
***
Arfen berjalan santai di koridor kelas nya, Sambil menjaga keseimbangan karna saat ini, ada kaleng minuman di atas kepala nya. Yah jangan tanya, itu kebiasaan bagi nya.
Arfen melangkah kan kaki jenjangnya, ke kelas XI IPA LIMA itu. Lagi, kelas itu menjadi legenda kembali, dengan predikat. Kumpulan manusia Luar biasa. Sudah bertahun - tahun kelas XI IPA LIMA itu menjadi kelas biasa. Namun semuanya sirna, sejak masuk nya Arfen Dkk.
"Oik Fen. Faedah nya lo buat gituan apa coba? Lo kira lo Mess World!!" Sindir Hasan, yang saat itu duduk dengan di kerubungi banyak cewek.
"Hobi nya orang ganteng. Orang jelek gak perlu tau, entar minder sendiri, terus bunuh diri. Kan kacau " Sahut Arfen santai, duduk di kursi nya. Menurunkan kaleng minuman nya.
Klekkkk
Arfen meminum nya, akh itulah yang di tunggu para kaum Hawa. Scane Arfen minum, itu pemandangan yang sangat indah. Semua gadis di kelas terpaku akan Arfen.
"Riyan, noh si Fandri sama Hasan ngapain. Serius bener? " tanya Arfen pada Riyan yang duduk di sebelah nya.
"Halah, lo kayak gak tau mereka aja. Duta Gosip bro"
Arfen geleng - geleng kepala melihat tingkah Kedua sahabat nya itu.
"Buk Lina mana? Gak masuk? " tanya Arfen pada Dara, si Sekretaris Kelas.
"Enggak, buk Lina ada urusan" sahut Dara sedatar mungkin. Ia selalu berharap, bahwa Arfen tertarik pada nya.
Arfen sama sekali tidak perduli. Ia mengambil Dua buah penggaris di meja sebelah nya. Tidak mungkin kan, di Meja Arfen ada penggaris?
Bukhh.. Tung... Dekhhhh...
Arfen memukul meja nya tiga kali, mencoba mencari nada yang pas. Ia juga mengambil Ember di belakang, di letak kan di atas meja nya. Dasi yang awal nya tersimpan manis di Kantung nya, ia keluar kan. Dengan gaya ia ikat kan dasi nya di kepala nya. Dua kancing atas nya, ia buka. Akh, gerah mungkin.
"Wessss... Edan Band Come Back Brooo" celetuk Hasan, mengambil kemoceng andalan nya. Di ikuti Fandri dan Riyan yang mengambil Sapu biasa dan sapu lidi Pusaka mereka.
**Tukh!!! Tukhhh!! .
Deng deng deng
Jeng jeng jeng
"Woaaaahhhhh**"
Semua murid di dalam kelas bersorak ria bahagia. Akh, mereka selalu menantikan konser Edan Band itu.
"*Kau lihat aku di sini menunggumu. Menanti, akan kehadiran dirimu"
Arfen* sebagai vokalis, dengan suara merdu menggetarkan kalbu. Akh, menambah Cinta nya kaum hawa yang tak terbalas.
"*berkali - kali ku menghubungi kamu. Berharap kau dan aku cepat bertemu. Jujur, aku tak sanggup bila kau jauh. Terasa berat dan hampir ingin mengeluh, rasa ini sungguh membuat ku jatuh cinta pada mu"
"Kau nyanyikan lagu... " Arfen menunjuk penonton nya, yah itu bagian para penonton untuk menyahuti nya*.
"*Indah" sahut mereka semua serentak.
"Kau tersenyum semanis"
"**Asem! "
"Njerrr! "
"Ambyarr***!! "
Sahut mereka semua. Mereka dengan cepat berhamburan kembali duduk rapi di tempat nya masing - masing.
Arfen Cs, bingung sendiri. Untuk pertama kali nya, konser luar biasa mereka terhenti.
"Woik. Kita konser nih, yang semangat dong " keluh Fandri. " hey cewek - cewek"
"Takut Pak Ghani" sahut salah satu nya.
"Halah, pak Ghani dah Tua, enggak akan denger" Kilah Arfen santai, bersiap ingin memukul meja dan Ember itu lagi, layak nya drummer paling handal.
"Saya memang sudah tua. Tapi untuk menghukum kamu saya masih mampu" Ucap Pak Ghani yang datang tiba - tiba. Menarik asal telinga Arfen.
"Pak.. Gha-ni?! "
"Kalian berempat ikut saya. Kalian saya hukum!! "
"Yah iyah lah di hukum. Yah kali ikut bapak di kasih makan. Heloooo... Dunia masih berputar kan? " sahut Arfen, menatap gagu guru killer nya itu.
"YA ALLAH ARFEN! papah Kamu juga gak gini banget!! " teriak pak Ghani yang sudah pening karna Arfen.
"ya iyalah beda pak. Gantengan saya kan? gak usah di jawab, udah jelas Jauh gantengan saya" Arfen tanpa rasa bersalah mengusung senyuman tanpa dosa nya.
"iyah Gantengan kamu! gendeng nya pun melebihi Nathan!! "
"apapun itu, asal Ganteng Arfen Ikhlas labir batin pak"
"Kalian berempat, bersihin Halaman belakang kelas XI IPS SATU. HARUS BERSIH Hari ini juga!!! " titah pak Ghani, menarik kerah baju Arfen keluar.
***
"Di kira kucing apa kita. Main narik gitu aja" Gerutu Arfen, matanya membulat tatkala melihat Thifa dari jendela yang sedang menjelaskan di depan kelas. Akh, iyah. Thifa kan Ips 1. Pikirnya.
"Assalamualaikum Buk Vina, Guru TU yang suka kasih saya Surat Cinta, membuat saya semakin cinta" sapa Arfen, menopang dagu nya di jendela. Menatap Buk Vina yang sedang Duduk di kursi guru itu.
"Wa'alaikumussalam Anak ibuk, yang suka nya dapet Surag panggilan Orang Tua."
Thifa diam, Dia sangat terkejut. Bagaimana mungkin ada murid yang bisa sebegitu santai nya menyapa buk Vina, pemegang Surat Panggilan Orang Tua.
Sebenarnya tingkat kegilaan anak ini sampai level berapa sih? Sumpah Akut banget.
batin Thifa, kacau.
"aahkhh, bukan gitu buk. Saya cuma mau ngikuti jejak papah saya. " mode cengiran polos Arfen on.
"Hadeh.. Kalian ngapain di belakang kelas ini? "
"ibuk gak tau? Selain Ganteng dan baik hati, Saya juga peduli dan Suka kebersihan buk. Makanya, saya dengan suka rela dan suka hati ingin membersihkan halaman belakang ini buk " jelas Arfen,
"kita Ganteng"
"Kita baik"
"dan kita kalem"
sahut ketiga lain nya secara bergantian. Yang ikut menopang badan nya di jendela.
Seluruh kelas IPS SATU terkejut. Akh, mereka adalah anak IPS, kenapa serasa aneh? Dengan anak IPA yang lagak nya bahkan melebihi IPS ENAM.
"Jawab saya jujur. Kenapa kalian ada di belakang sana"
"Akhh, itu buk. Berhubung Arfen ganteng, Arfen ngaku deh. Sebenarnya saya di sini karna mau lihat calon binik saya buk. Udah kangen soal nya"
"Calon binik kamu? Yang mana? " tanya buk Vina mengedarkan matanya ke seluruh kelas.
"itu tuh buk, yang paling cantik dan kalem, eh ralat gak kalem buk. Kalo ngomong ukh, nyelekit. Tapi saya sayang" ujar Arfen menunjuk Thifa yang sedang berdiri di depan kelas. Thifa sendiri tak percaya, Arfen bisa sebegitu santai nya menceploskan ucapan Frontal itu.
***
Vote nya dong Readers cerdas.
btw, Selamat Bepuasa yah^^
semoga kalian masih tahan sampai buka^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Aiko_cchi
Gendengnya melebihi Nathan ini mah
2022-10-22
0
Anonymous
ini anak nathan kah😁😁
2022-06-09
0
BINTANG PENGHACUR
sampai sini masih soplak Nathan sih jujur aja menurut gw🤣
2021-12-15
0