***
Gila yah? Padahal dia yang baru sebut gue pendek. Ini malah suruh gue markirin motor setinggi ini?! Gilak!! Gendeng!! Edan!!
Batin Thifa, yang entah sudah berapa kali memaki Arfen. Dari hanya membatin, di belakang Arfen, bahkam di depan muka Arfen terang - terangan.
Siapa manusia di SMA Merah Putih yang tidak mengenal Arfen dan Thifa. Yang selalu beda Argumen. Semua itu di mulai karna keusilan dan kesenangan Arfen mengganggu Lathifa si gadis hukum.
Arfen merasa dirinya yang tidak patuh pada peraturan sekolah, sangat menyenangkan mengganggu Thifa yang disiplin. Baginya, mengganggu Thifa adalah kesenangan nya.
***
"Bapak kok hobi banget sih marahin saya. Gak capek pak?" protes Arfen yang sukses besar mendapatkan lirikan tajam ala pak Ghani.
"Kamu kenapa hobi sekali buat rusuh"
"karna biar nyusahin bapak. Bapak kan Wali kelas Arfen" sahut nya santai, menatap pak Ghani dengan cengiran manis ala Arfen ganteng.
"Kamu tau matahari panas? Mau saya jemur? "
"Ya maap pak, saya Hilap. Pak.. Bentar deh, Berpikir logis yuk pak. Yah kali si Thifa pendek bisa markirin motor saya? " celetuk Arfen menghentikan langkah nya. Menatap intens pak Ghani yang tengah emosi.
Pak Ghani diam sebentar, ia memikirkan kembali ucapan Arfen. Masuk akal. Pikir nya.
"Yah udah, kamu balik parkirin motor aja dulu. Ntar keruangan saya segera! " titah pak Ghani meninggalkan Arfen di tempat.
***
"Ya Allah Fen, kenapa sih lo itu hobi bener gangguin gue" Gerutu Thifa masih setia berdiri di sebelah motor Arfen. Di edarkan pandangan nya, mencoba mencari apakah ada orang yang bisa membantu nya memarkirkan motor itu. Bagi Thifa, memarkirkan motor itu sendirian adalah kemustahilan.
"Motor kok tinggi bener. Entah buat apa, Gg! " keluh nya lagi memukul pelan KLX Hitam milik Arfen.
"lo yang pendek malah nyalahin motor gue. Makanya, jadi orang jangan pendek " Sahut pria itu, Thufa tentu jelaa dengan suara cowok itu. Thifa berbalik.
Cup.
Gerakan berbalik Thifa tiba - tiba sukses membuat Arfen mendaratkan kecupan yang di kening Thifa, yah meski tanpa sengaja.
"Apa sih Fen? Lo kok hobi banget ngusilin gue. Gue risih tau gak!! "
"Karna gangguin elo itu kesenangan gue. Karna lo bagian dari hidup gue" sahut Arfen santai, agak menunduk menatap intens mata Indah Thifa.
Deg.
Deguban entah dari mana asal nya, tapi ada yang berbeda.
"Thifa... Gue mau nanya serius sama lo nih"
Thifa diam, ia menaikkan sebelah alisnya melihat tingkah gila Arfen. Akh, kapan Arfen waras? Pikir nya.
"Gue ini ganteng ye kan. Heyoo ngaku"
"Apa sih lo! Rese tau gak! Parkirin motor lo sendiri!!" Bentak Thufa kasar melemparkan kunci motornya. Thifa dengan langkah pendeknya meinggalkan Arfen di sana.
"Entah sejak kapan, dan mulai dari mana. Gue Arfen, tertarik sama lo Lathiefa. Lo bagian dari hidup gue, dan gue bakal dapetin bagian itu lagi" Gumam Arfen, sudut bibir nya tertarik melihat langkah cepat Lathifa.
Arfen ingat jelas sejak kelas Sepuluh, dia memang suka sekali mengganggu Thifa karna iseng, tapi siapa sangka seiring berjalan nya waktu, Arfen malah jatuh hati pada Thifa. Bagi cowok tengil itu, jika satu hari tidak mengganggu Thifa, maka hidup nya kurang lengkap.
***
Istirahat telah berbunyi, semua orang Pergi ke kantin, tentu untuk mengisi perut mereka yang kosong. Berbeda dengan teman nya yang lain, Thifa, Melia, dan Anggi berada di kelas, mereka lagi malas untuk pergi ke kantin.
"Guysss... Kalian ada denger gosip terbaru belom? " Seru Anggi, yah si Duta Gosip. Ia memutar kursinya menatap intens Thifa dan Melia yang duduk semeja itu.
"Gosip? Gue laper pun jadi kenyang " sahut Melia tak kalah semangat dengan Anggi.
"Ck.. Thif? No komen? Enggak penasaran? Udah dong.. Penasaran aja" lirih Anggi, menatap nanar ke arah Thifa.
"Okeh.. Ada berita baru apa Nggi? "
"Jadi gini Guys, Ternyata oh ternyata nih yah. Si Arfen sama Si Raisa itu deket gess. Kemarin gue liat, Raisa balik sama Arfen!!" seru Anggi serius, bagaikan itu adalah berita terheboh tahun itu.
Deg.
Lagi, entah kenapa Thifa merasakan sakit hati. Bedanya, itu tidak sesakit saat Zefan mempermain kan nya. Yah, karna memang faktanya orang yang Thifa sukai adalah Zefan.
"gila?! Serius lo nggi?! Raisa Ardinanta si gadis es?! Sama Cowok Terganteng Arfen?! Wah, serasi sih" Sahut Melia yang di angguki Anggi.
"habis nya mereka sih Akrab banget"
Entah lah, ada rasa panas di hati Thifa mendengar ucapan kedua sahabat nya ini.
"Btw, lo Thif gimana sama Zefan? Udah belum? "
"Belum dan enggak akan pernah jadian. Jangan tanyakan kenapa? Gue males jawab nya. Gue badmood hari ini" sahut Thifa, ia bangkit dari kursi nya berjalan keluar kelas.
"Enggak usah ikutin gue. Gue butuh waktu sendiri " Ujar Thifa lagi saat melihat kedua sahabat nya ingin bergerak mengikuti nya.
Melia dan Anggi hanya bisa diam, mereka jelas tau jika Thifa sedang badmood, akan lebih baik tak ada yang menganggunya.
***
"Apa gue kurang dingin? Apa gue kurang cuek? Kenapa Zefan?! Kenapa lo milih Raisa! Gue suka ke elo! Suke ke lo udah lima tahun!! Kenapa perasaan ini enggak terbalas! Itu sakit Zefan!! " Gerutu Thifa, duduk di bawah pohon beringin, sendirian. Yah tempat sepi seperti itu lah yang Thifa butuh kan.
"Yah karna biar lo bisa sama Gue lah" sahut cowok yang muncul dari belakang Thifa. Gadis mungil itu tercengang tak percaya, saat Arfen mendengar semuanya.
Arfen? Dia dengar?
Arfen duduk di sebelah Thifa, pandangan nya lurus ke depan.
"Lo tau sesak gak Thif? Yah sesak itu waktu gue tau lo suka sama orang lain udah Lima tahun. Lo tau lega gak Thif? Yah leganya kalo kalian itu gak jadian, bahkan kalo pun kalian jadian, gue gak segan buat rebut lo. Apapun caranya" seru Arfen lagi. Suasana nya menjadi hening karna ucapan Arfen.
Kali ini Thifa pun tak kuasa angkat biacara. Semuanya diam, itu terlalu hening.
Cetakkkk!!
Jitakan pelan Arfen sukses mendarat di pucuk kepala Thifa.
"Jangan di ambil hati, gue mah cuma ngomong asal. Gak nyangka aja reaksi lo jadi gitu" Tambah Arfen lagi, tersenyum miring melirik Thifa yang diam.
Lagi? Dua kali? Mereka mempermainkan gue? akh, bukan salah mereka. Ini salah nya gue yang baperan!!
Batin Thifa, mungkin minggu itu adalah minggu terberat, yah dia dua kali terpaku akan kata - kata pria yang ujung nya hanya bercanda.
***
Next?
Lanjut?
He he?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Siti Mas Ulah Ulah
ya lah ,org mereka sepupu,papax raisa tu kakaknya mama sheryl
2023-01-01
0
nurul0526
Bru mampir😁✌️
2021-11-02
0
Alica A
ya iya deket lah anjort orang itu sepupunya sendiri 😩💔
2021-11-02
1