5 | ARTI MIMPI

Jam istirahat akhirnya tiba.

"Reva, mau makan bersama?" Bella menawari. Reva menggelengkan kepala.

"Tidak, aku dengan Vian..." belum selesai Reva berbicara, Bella langsung memasang senyum. Ia menyenggol pelan lengan Reva.

"Ah, aku mengerti, aku mengerti. Lanjutkan saja, tidak perlu mengkhawatirkanku. Nanti ceritakan perkembangannya padaku, Rev," ujar Bella. Dengan cepat ia segera ke luar kelas.

"Bukan begitu maksudku!" teriak Reva. Namun teriakannya sia-sia karena Bella telah menghilang. Vian tertawa.

"Ah, tidak perlu kau pikirkan. Dia memang suka asal berkata seperti itu," ucap Reva.

"Tidak masalah," balas Vian sambil tersenyum. Wajah Reva memerah melihat senyumannya. Jantungnya berdetak tak karuan. Padahal ini bukan pertama kalinya ia berdekatan dengan Vian sambil melihatnya tersenyum.

"Ka-Kalau begitu kita lanjutkan pembahasan tadi pagi," ujar Reva mengalihkan. Ia tidak berani menatap wajah Vian.

"Reva, kalau kau tidak berhadapan dengan lawan bicara, lawan bicaramu tidak akan mengerti maksudmu," kata Vian. Namun Reva tidak menanggapi kata-katanya.

"Aduh, aku tidak berani. Padahal tadi aku berani, tiba-tiba saja jadi begini," sahut Reva. Ia kemudian menutup wajahnya.

"Reva," ucap Vian. Ia memegang wajah gadis itu. Terlihat jelas wajahnya memerah.

"Sudah, tidak perlu malu. Ayo ceritakan padaku!" pinta Vian.

"Ba-Bagaimana aku bercerita kalau kau masih memegangi wajahku?" tanya Reva. Vian tertawa dan langsung melepaskan tangannya dari wajah Reva.

"Apa ini? Jantungku berdetak semakin kencang. Ini menghalangiku untuk bercerita," gumam Reva.

"Reva?"

"Ah, iya. Jadi sudah tiga hari ini aku mengalami mimpi yang serupa. Di dalam mimpi itu aku hanya melihat ruangan yang gelap. Terasa sangat hampa, nyaris tidak ada kehidupan. Tapi kemudian aku melihat cahaya yang menerangi ruangan itu. Bersamaan dengan datangnya cahaya, datang pula seorang gadis yang mirip denganku. Dia seperti penerang dalam mimpi itu," jelas Reva sambil mengingat mimpi yang selalu ia alami.

"Baiklah. Lanjutkan."

"Lalu saat aku bertanya siapa dirinya, dia selalu saja menjawab bahwa dia adalah saudara kembarku. Ia tidak pernah menyebutkan namanya. Tapi anehnya dia tahu siapa namaku. Dia selalu menyebut namaku di setiap mimpi itu. Dia selalu mengajukan pertanyaan 'apakah kau tidak mengenaliku? Apakah kau melupakanku?' begitu secara berulang-ulang. Aku sungguh tidak bisa mengenalinya apa lagi mengingatnya. Ketika aku menjawab 'tidak' ia terlihat begitu sedih. Aku juga merasakan hal yang sama ketika melihatnya sedih. Perasaanku menjadi tidak nyaman," jelas Reva dengan panjang lebar.

"Reva, sepertinya itu bukan mimpi biasa," kata Vian. Reva menatapnya dengan serius.

"Apa kau yakin?" tanyanya. Vian mengangguk.

"Mimpi itu seolah menjadi petunjuk. Terlebih lagi mimpi itu terjadi secara berulang-ulang. Aku yakin mimpi itu memiliki arti yang besar bagimu," jawab Vian.

"Tapi arti seperti apa?"

"Mengenai gadis dalam mimpimu itu. Dia mengaku sebagai saudara kembarmu. Lalu saat ia sedih, kau juga ikut merasakan kesedihannya. Perasaanmu menjadi tidak nyaman. Itu artinya ada hubungan antara dirimu dengannya," Vian menjelaskan pada Reva.

"Maksudmu dia dan aku adalah saudara kembar?" tanya Reva. Vian mengangguk tanda mengiyakan.

"Tapi itu tidak mungkin, Vian. Aku adalah anak tunggal. Aku tidak memiliki saudara," Reva menyangkal. Tiba-tiba Vian memegang bahunya.

"Justru itulah permasalahannya. Lewat mimpi itu ia menunjukkan bahwa kau memiliki saudara kembar. Barang kali ada sebuah kejadian yang membuatmu melupakannya," jelas Vian. Tanpa sadar wajahnya begitu dekat dengan Reva. Segera ia menjauhkan wajahnya dan meminta maaf.

"Bagaimana caraku untuk mencari tahu?" Reva kembali bertanya.

"Mungkin kau bisa menanyakannya langsung pada orang tuamu atau sahabat kecilmu," jawab Vian.

"Aku akan mencobanya," sahut Reva. Vian tersenyum mendengar jawabannya.

"Aku akan mendukungmu. Jika kau membutuhkan bantuan, datanglah padaku," kata Vian dengan senyum di wajah.

"Me-Mengapa kau begitu baik padaku?" tanya Reva. Ia menundukkan kepala untuk melindungi wajahnya yang telah memerah.

"Mungkin karena Reva berharga bagiku," jawab Vian yang membuat Reva terkejut. Spontan Reva menatap wajahnya.

"Vi-Vian jangan bercanda," ujar Reva. Ia menganggap ucapan Vian sebagai candaan. Namun di lain sisi ia berharap itu bukanlah candaan karena ia menyukai lelaki di hadapannya itu.

"Aku serius. Reva berharga bagiku," balasnya. Raut wajah Reva semakin tidak terkendali.

"Reva, kalau aku bilang aku terta-"

"Sedang apa kalian berdua di dalam kelas?" tiba-tiba Mira menyela. Mereka menatap Mira secara bersamaan.

"Mira, kami hanya membahas sesuatu," jawab Reva.

"Berdekatan seperti itu? Mencurigakan," balas Mira. Ia berjalan mendekati mereka.

"Reva, apa kita bisa bicara sebentar?" tanya Mira lagi. Dari raut wajahnya saja sudah sangat mencurigakan. Reva mengangguk. Namun tiba-tiba Vian menahan tangan Reva.

"Mira, aku belum selesai berbicara dengannya. Jangan mencurinya dariku," ujar Vian sambil menatap dingin gadis itu.

"Tapi, Vian..."

"Lepaskan dia, Mira. Kau hanya mencerminkan ketidaksopanan karena membawa lawan bicaraku pergi secara paksa. Memangnya ada hal penting apa yang ingin kau bicarakan di depan Reva?" tanya Vian masih menahan tangan Reva.

"Hal yang hanya perlu diketahui olehku dan olehnya," jawab Mira secara langsung.

"Lain kali saja. Saat ini Reva masih menjadi lawan bicaraku. Kau bisa pergi 'kan, Mira?" tanya Vian lagi. Tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun, Mira pergi meninggalkan mereka berdua. Langkah kakinya begitu cepat. Ia sangat kesal.

"Sepertinya dia memang tidak menyukaiku," ucap Reva ketika melihat Mira pergi.

"Setidaknya kau masih memiliki aku yang menyukaimu," jawab Vian. Reva kembali terkejut mendengar kata-kata Vian. Ia tersenyum.

"Hei, mengapa tersenyum?" tanya Vian.

"Tidak ada. Aku baru saja melihat kucing lewat," jawab Reva.

***

Terpopuler

Comments

Kadek

Kadek

kk aku mmpir nihh
smngt ya
jangan lupa mmpir ya

2020-07-18

1

Zanuba Mashud (ririn)

Zanuba Mashud (ririn)

aku like 3 epi

2020-07-05

1

Raisu

Raisu

ntar lanjut lagi 👌

2020-06-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!