Dua Kembar Terpisah
Reva mendapati dirinya berada di ruangan yang kosong. Sangat gelap. Begitu hampa. Tidak ada siapapun selain dirinya. Namun tiba-tiba terdapat secercah cahaya yang menerangi ruangan itu. Bersamaan dengan datangnya cahaya itu, tiba-tiba seorang gadis mengejutkannya. Ia melihat gadis itu. Wajahnya serupa dengannya. Bukan hanya itu, bahkan postur tubuhnya juga sangat mirip. Gadis itu berjalan mendekatinya.
"Siapa kau?" tanya Reva sambil memperhatikannya. Gadis itu tersenyum dengan manisnya. Bahkan senyuman itu persis dengan Reva.
"Reva, kau tidak mengenaliku? Aku adalah kembaranmu," jawab gadis itu dengan lembut. Reva mengerutkan dahinya karena heran. Ia tidak mempercayai apa yang dikatakan gadis itu.
"Itu tidak mungkin. Aku adalah anak tunggal. Aku tidak punya saudara," sahutnya. Ia kembali menatap wajah gadis itu. Terlihat kesedihan di wajah gadis itu.
"Kau benar-benar sudah melupakanku?" gadis itu kembali bertanya. Reva semakin bingung.
"Tapi aku tidak pernah mengenalmu. Siapa sebenarnya kau? Mengapa kau begitu mirip denganku?" Reva balik bertanya.
"Akan ada saatnya pertanyaanmu itu terjawab. Kita akan bertemu nanti," jawab gadis itu. Perlahan-lahan ia mulai ditelan kegelapan.
"Tunggu, jangan pergi dulu! Apa maksud perkataanmu? Tolong jelaskan padaku!" teriak Reva.
"Aku adalah kembaranmu," jawab gadis itu. Reva berusaha meraih gadis itu namun terlambat. Gadis itu benar-benar lenyap.
"Jangan pergi!" teriaknya. Kegelapan mulai mendominasi. Tiba-tiba ia terbangun. Napasnya terengah-engah. Tubuhnya dibasahi oleh keringat dingin. Dilihatnya sekeliling.
"Ternyata hanya mimpi," katanya sambil menghela napas. Ia dapat bernapas dengan lega, namun masih sangat penasaran dengan mimpi itu.
"Hanya mimpi, tapi mengapa aku merasa itu benar-benar nyata?" tanyanya pada diri sendiri. Ia melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 03.17. Kemudian ia coba untuk menenangkan diri dan mencoba untuk tidur lagi.
Di pagi hari yang cerah akhirnya ia kembali bangun. Ia segera bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Dilihatnya seorang wanita yang tak lain adalah ibunya sedang mencuci peralatan memasak.
"Selamat pagi, Bu," sapa Reva. Ia berjalan dan menduduki sebuah kursi.
"Selamat pagi. Ah, putriku sudah siap. Sarapan dulu," balas ibunya.
"Ibu, aku ingin menceritakan sesuatu mengenai mimpi. Tadi malam aku bermimpi aneh," kata Reva sambil mengingat mimpi yang baru saja ia alami.
"Mimpi apa itu?" tanya ibunya sambil berjalan mendekatinya. Ia memperhatikan wajah Reva yang terlihat kebingungan.
"Aku bermimpi bertemu dengan seorang gadis. Wajahnya, suaranya, postur tubuhnya benar-benar mirip denganku. Dia bilang dia adalah kembaranku," jelas Reva sambil menyantap hidangan yang disediakan.
"Ah, itu hanya mimpi. Tidak perlu kau pikirkan berlebihan," sahut ibunya yang masih terus memperhatikan Reva.
"Iya. Tapi entah mengapa aku merasa mimpi itu seperti kenyataan. Aku sangat bingung," balas Reva. Raut wajah ibunya seketika berubah. Ia teringat pada suatu kejadian yang tak pernah ia sampaikan pada Reva.
"Ibu, mengapa melamun?" tanya Reva. Ia segera tersadar dan tersenyum ke arah putrinya.
"Tidak apa-apa. Kalau begitu selesaikan makanmu dan pergilah ke sekolah. Bukankah hari ini ada piket kelas?" ibunya mengalihkan pembicaraan. Ia tidak ingin Reva selalu memikirkan mimpi itu.
"Ah, iya, aku sampai lupa," jawab Reva setengah berteriak. Ia bergegas menghabiskan makanannya dan segera pergi ke sekolah.
Tidak berhenti sampai di sana. Reva masih saja memikirkan mimpinya itu.
"Memangnya apa arti mimpiku semalam? Rasanya seperti kenyataan. Tapi benar juga kata ibu. Aku tidak perlu memikirkannya secara berlebihan. Itu pasti hanya bunga tidur," pikir Reva sambil berjalan menuju sekolah. Ia mencoba untuk melupakan mimpi itu.
"Reva!" teriak seseorang dari kejauhan. Reva segera mencari sumber suara itu. Ia menoleh ke kanan dan kiri namun tidak mendapati siapapun. Ia mencoba menoleh ke belakang. Dilihatnya gadis yang tak asing baginya, Bella. Gadis yang telah menjadi sahabatnya sejak kecil.
"Oh, Bella. Selamat pagi," sapanya sambil tersenyum. Bella berjalan mendekatinya dan balas tersenyum.
"Selamat pagi, Rev," balas Bella.
"Hari ini kau datang cepat juga. Ada apa?" tanya Reva sambil berjalan.
"Tidak ada apa-apa. Aku hanya ingin datang ke sekolah lebih cepat. Lagi pula hari ini kau piket 'kan? Aku akan membantumu," jawab Bella.
"Bella baik sekali padaku. Terima kasih. Oh iya, ada hal yang ingin kutanyakan padamu," kata Reva.
"Tanyakan saja"
"Apa kau mempercayai sebuah mimpi?" tanya Reva.
"Entahlah. Kadang aku mempercayainya, tapi kadang aku tidak mempercayainya. Semuanya tergantung dari mimpi yang dialami," jawab Bella.
"Lalu bagaimana mimpi itu bisa terjadi?" tanya Reva lagi. Ia benar-benar penasaran. Bella menatapnya.
"Kau yang pandai saja tidak bisa menjawabnya, apa lagi aku. Tapi yag kuketahui, mimpi itu bisa saja terjadi karena ada suatu hal yang selalu kau pikirkan. Dengan kata lain kau gelisah karena hal itu. Bisa juga mimpi itu terjadi karena kau memiliki permasalahan dengan orang lain dan belum kau selesaikan. Kau begitu memikirkannya, sehingga akhirnya kau memimpikannya. Tapi semua itu tidak sepenuhnya benar," jelas Bella. Reva hanya mengangguk mendengar penjelasan Bella. Terlihat dari matanya, ia sedang memikirkan sesuatu.
"Mengapa kau tiba-tiba menanyakan tentang mimpi?" Bella balik bertanya.
"Tidak ada apa-apa. Aku hanya ingin tahu," jawabnya. Meskipun Reva ingin berhenti memikirkan arti mimpinya semalam, tapi rasanya sangat sulit. Ia terus terpikir dengan mimpi aneh itu.
"Tapi, Bella, apa mungkin di dalam mimpi itu ada makna tersirat?" Reva kembali bertanya.
"Mungkin begitu. Tapi sebagian besar mimpi hanyalah bunga tidur yang tidak memiliki arti," jawab Bella. Reva mengangguk tanda memahami penjelasan Bella.
"Oh begitu"
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
🌈🌸aoi miyanami 🌈🌸
boleh mampir gk kk
2020-11-09
0
Radin Zakiyah Musbich
crazy up thor....
ijin promo ya 🙏🙏🙏
jgn lupa mampir di novelku dg judul "AMBIVALENSI LOVE" 🍔🍔🍔
kisah cinta beda agama 🥰
jgn lupa tinggalkan jejak ya 🙏☺️
2020-10-20
0
W.Willyandarin
aku mampir kak
2020-09-18
0