Pukul sembilan malam.
Hasna Baru saja tiba di kota tempat Kakek dan Nenek-nya tinggal, yaitu kota kelahiran Ibu-nya Hasna, di wilayah Jawa barat.
"Asalamua'laikum, Ninen, Kiki," (panggilan sunda dari Nenek\=Nini (Ninen) kakek\=Aki (kiki),adalah panggilan Hasna dari kecil dan terbiasa seperti itu sampai Hasna besar.
"Wa'alaikum Salam," terdengar sahutan dari dalam.
"Nana. Sayang! kamu sudah sampai Nak!" pekik Nenek Hasna sambil memeluk Hasna, walaupun usianya sudah setengah abad. Namun, masih nampak jelas kecantikannya.
"Iya, baru saja sampai Nin," jawab Hasna.
"Ama ... Ama ... Ini, Nana sudah tiba," teriak Ninen Hasna memanggil suaminya, yaitu kakeknya Hasna (Ama itu dari kata Rama\= ayah).
"Iya Mbu, sini Nak ayo masuk sayang," ajak kakek nya Hasna, (Mbu\=ibu).
Hasna di sambut hangat oleh Kakek dan Neneknya.
"Ninen rindu sayang! Alhamdulillah jikalau Nana akan tinggal di sini," ucap Ninen Hasna ketika sudah berada di dalam rumah dan duduk di ruang keluarga.
“Nana juga rindu dengan Ninen dan Kiki,” ucap Hasna seraya memeluk Ninennya.
"Kalau ada Nana, jadi 'kan Ninen tidak kesepian lagi, sayang," sambung kiki Hasna.
"Bik Rumi!" panggil Ninen kepada Artnya yang bernama Bik Rumi.
"Iya, Bu," Art-nya Ninen pun menyahut dan muncul dari arah kamarnya.
"Tolong bawakan koper Nana ke kamarnya, dan siapkan kamar tamu untuk pak supir yang antar Nana tadi," pinta Ninen pada Art-nya.
“Baik Bu,” ucap Bik Rumi, berlalu dari ruang keluarga untuk mengerjakan apa yang sang Nyonya pinta.
sebelum Hasna sampai, Ayah Hasna telah menelpon Ninen dan Kiki. Mengabarkan bahwa Hasna akan tinggal dan melanjutkan sekolah di tempat mereka, tentu saja Kakek dan Nenek Hasna merasa senang dan menyambut kehadiran Hasna dengan antusias.
Walaupun Hasna tidak tahu, akan kerasan atau tidak tinggal dengan Ninen dan Kiki-nya. Tanpa orang tua, bahkan tanpa kedua sahabatnya yang selalu menguatkan Hasna.
***
Tak terasa, tiga bulan sudah, Hasna tinggal bersama Kakek dan Nenek-nya serta bersekolah di kota tersebut. Awalnya Hasna merasa berat tinggal di tempat baru dan harus ber adaptasi kembali dengan lingkungan sekitar. Namun, Hasna anak yang mudah ber adaptasi dan bergaul. Jadi tidak sulit untuknya tinggal di tempat sang Ninen. Kelakuan Hasna tidak serta merta berubah sepertinya, tanpa sepengetahuan sang Kakek dan Nenek, ia kerap kali nongkrong di Bar dan pulang larut malam dan itu rutin masih menjadi kebiasaannya.
Pagi hari di sekolah Hasna yang baru,
“Dor, heee ngalamun wae👈 Sunda(melamun saja) pagi-pag,” seseorang mengagetkan Hasna yang sedang duduk di taman Sekolah.
“Aaahh Adrian! lo buat geu terkejut saja deh!” Ternyata itu adalah teman Hasna. Ia bernama Adrian atau ADRIAN AHMAD. Dia teman baru Hasna sejak dua bulan yang lalu.
“Ahahaha. atuh teu kenging ngalamun wae👈 B.Sunda (jangan melamun saja) gadis cantik, Nanti kecantikan nya luntur,” sambung Adrian sambil tertawa.
"Ahahaha bisa saja lo Yan. Di pikir baju bisa luntur," ucap Hasna.
"Hihi," Adrian menyeringai.
"Yan ke kelas yuk!" ajak Hasna
"Okke, Neng Geulis!(Nona Cantik) mari ... hehe," canda Adrian sembari berjalan beriringan dengan Hasna.
Adrian anak yang tampan, selain dia jago bermain basket, Adrian juga jago main skateboard. Dia cukup populer di sekolah mereka, sekolah itu adalah salah satu sekolah terpavorit di kota tersebut. Sekolah Pasundan. Namun, bertaraf Internasional.
Hasna bertemu Adrian di salah satu Bar di kota tersebut. Ketika itu Hasna merasa suntuk dan nekad datang ke Bar walaupun hanya sendiri dan tanpa sepengetahuan kakek serta Neneknya.
Awal mula pertemuan Hasna dan Adrian memang unik. Malam itu ...
"Macam-macam sia heeh," (macam macam lo!).Teriak seorang setengah mabuk kepada Adrian yang tak sengaja menyenggol nya dan beer yang ia sedang tenggak malah tumpah.
"Punten A! Maaf A," (Maaf bang!) sahut Adrian sedikit membungkuk. Namun, bukannya memaafkan, pria mabuk itu malah mendorong tubuh Adrian hingga terjatuh dan kemudian menarik baju Adrian hendak membogem wajah Adrian, pengunjung riuh melihat itu, namun belum pun sampai tinju itu mendarat di wajah Adrian, seseorang menendang punggung si mabuk itu.
BUGkH
BRAAKK.
"Heh saha eta? kurang ajar! wani ka Aing?" (siapa itu, berani nya sama gua) teriak nya.
"Heh, b******n! gue di sini!" ucap Hasna menantang pria itu.
"Euleh ... euleh ... cewek! heh, perempuan! bisa apa lo? paling juga gue sentil mental lo! Ahahaha," ledek si pria, sembari mengacungakan jari kelingkingnya serta tertawa.
"Aaahh banyak bacot lo b******* tengik," ucap Hasna, lalu Hasna meninju, mendorong dan menendang pria itu, hngga tersungkur.
BUKH ...
JBRED ...
DUGH ...
JDUK ..
BRUGHH!
Hasna yang saat itu melihat Adrian hendak di bogem laki-laki mabuk tersebut dan Adrian terlihat takut, maka Hasna yang memang pernah belajar silat, walaupun hanya sampai sabuk coklat, dia tidak tinggal diam, Karena ilmu bela dirinya bisa di andalkan.
Pengunjung bersorak sorai karena sang pembuat onar dapat di kalahkan dengan mudah dan hanya oleh seorang perempuan pula. Si pria yang telah tersungkur di dekat meja Bar itu pun, segera di bawa keluar oleh beberapa pria berbadan besar dan kekar, sebagai keamanan di Bar tersebut.
Para pengunjung bertepuk tangan gembira dan mereka nampak bangga terhadap Hasna yang dapat melawan pria mabuk tersebut.
***
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 246 Episodes
Comments
Asngadah Baruharjo
semangat thoorrr 🌹🌹🌹
2023-06-18
0
Ihay Dava Nur Shadiq
walaupun sya orang Banjarmasin tpi punya teman yg bersuami Sunda.
jadi ngerti z ko
2023-04-04
0
Euis Aidah
tenang tor ,saya orang sunda jadi ngerti ya 😂
2023-02-21
1