Masih di kediaman Afdal.
"Tidak Pah! ini bukan kesalahan Mbak Nurin." Hasna tak terima ketika Nurin di tuding lalai dari tanggung jawab menjaga Hasna.
“Tapi ... lihat kamu Sayang, papa shock! hampir tidak percaya dengan kelakuan mu." tukas Afdal.
"Maaf pak, saya selalu menjaga Non Hasna dengan baik," ucap Nurin membela diri.
"Lalu ... mengapa Nana jadi urakan seperti ini?" tanya Afdal dengan nada yang agak meninggi.
Nurin hanya menunduk ia sedang menahan matanya yang sudah berkaca-kaca agar tidak menangis.
"Cukup Pah! Nana bilang ini kesalahan Nana." hardik Hasna lagi. Ia membela Nurin, Karena Nurin memang tidak bersalah dalam hal ini. Jadi tidak pantas kalau Nurin diikutsertakan didalam persoalan ini.
“Tapi 'kan, harusnya Mbak Nurin mencegah kamu, agar tidak melakukan hal seperti ini. Papa merasa kecolongan. Balapan liar loh Na, itu tidakan kenalan dan masuk kedalam kiriminal. Pap tidak menyangka. Putri kebanggaan Papa melakukan hal tersebut." Afdhal bicara panjang lebar dan Nurin Kembali di salahkan.
"Jangan salahkan Mbak Nurin Pah, Please! Ini murni kesalahan Nana yang merasa kesepian, tanpa orang tua di sisi Nana, membuat Nana ingin mencari kebahagiaan di luar sana, dengan cara yang Nana inginkan, Kalau-pun ada orang yang patut disalahkan. Itu bukan Mbak Nurin. Tapi Papa!" ucap Hasna pelan pada awalnya dan memekik diakhir Kalimat m
JEDER! Afdal merasa tertampar.
"Maafkan Papa. Kalau memang semua ini berawal dari kesalahan yang Papa buat. Namun, tidak dengan cara urakan seperti ini dong Na!" tukas Afdal.
"Nana juga minta maaf Pah!"
"Ini tdak dapat di biarkan, kalau kamu tetap di sini. Tidak menutup kemungkinan kamu akan melakukan hal yang sama. Jadi Papa putuskan, kamu harus ikut salah satu dari kami, Papa atau Mama, silahkan kamu pilih? Papa tidak mau lagi, ada kejadian seperti ini." ucap Afdal tegas, terdengar lebih ke membentak dan berteriak.
"Cukup Mas, jangan intimidasi Nana terus! dari awal Nana tidak seharusnya tinggal sendiri, hanya di temani oleh Mbak Nurin, ini juga kan murni keteledoran kita sebagai orang tuanya Mas! jika ada yang perlu dipersalahkan, maka salahkan saja diri kita sendiri," ucap vinny seraya terisak, ia prihatin terhadap anak tirinya.
Hasna yang mendengar vinny membelanya, ada rasa simpati dalam hatinya. "Ya sudah, begini saja, Mbak Nurin tetap tinggal di rumah Nana, yang sekarang menjadi rumah singgah," ucap Afdal. "lalu Nana akan tinggal di sini, bersama saya serta Vinny." final Afdal kembali.
Ya rumah Hasna saat ini sudah menjadi rumah singgah yang di beri nama Rumah singgah cahaya harapan.
"Tidak Pah! Nana tidak mau tinggal di sini," protes Hasna dengan sarkas.
"Lalu?" tanya Adal, "atau, Papa akan buat kamu tinggal di Desa, agar jauh dari pergaulan Jakarta," ucap Afdal kembali seperti memberi penawaran. Hasna diam, posisinya serba salah.
"Ya, sekarang begini saja, kamu akan tinggal bersama Eyang Uti dan Mbah Kakung mu di kota 'Y' untuk sementara," ucap Afdal kemudian, terdengar hanya keputusan sebelah pihak.
"Tidak! lebih baik Nana tinggal dengan Ninen dan Kiki di Kota 'S' untuk selamanya," ucap Hasna kepada Afdal dengan nada mantap.
"Baik kalau itu pilihan mu, Papa akan antar ke tempat Ninen kamu. Dengan satu syarat, ponsel, motor akan papa sita," Afdal menyetujui pilihan Hasna.
"Non, lalu Mbak bagaimana"? tanya Nurin sedih.
"Mbak Nurin tetap di rumah aku saja ya, dampingi Ibu panti dalam mengurus Anak-anak panti, tenang saja, Nana akan tetap membayar gaji Mbak seperti biasa," ucap Hasna.
"Ini bukan masalah bayaran Non, tapi Mbak enggak kepingin jauh dari si Non, Hikkss ... hiikss." Nurin mulai menangis.
"Sudah Mbak, nanti Nana akan sering pulang kok," bujuk Hasna.
"Baik non, kalau itu sudah menjadi pilihan Non. Mbak hanya mampu berdoa, untuk kebaikan Non Nana," ucap Nurin. walaupun berat, ia harus menghargai keputusan Hasna.
"Terimaksih Mbak. Terima kasih juga selama ini sudah menjaga Nana dengan baik, telaten dan penuh kasih sayang, maaf kalau harus berakhir seperti ini," ucap Hasna penuh penyesalan, sambil memeluk Nurin.
"Ya sudah, lebih baik kamu berkemas. Sore ini kamu akan berangkat ke kota S, jangan lupa bawa berkas berkas sekolah kamu, papa akan urus sekalian kepindahan sekolah kamu disana," titah Afnan kepada Hasna.
"Baik! kalau begitu, Nana pulang!" ucap Hasna dengan tanpa menatap Papanya.
"Nanti sopir kantor yang akan mengantar kamu, papa menyusul besok pagi," ucap Afdal kembali.
"Oke pah, ayo Mbak kita pulang," ajak Hasna pada Nurin. Hasna bersikap cuek terhadap Papa dah Mama
"Naik taxi saja, motor kamu sudah papa sita mulai detik ini," ucap Afdal lagi pada Hasna. Hasna berjalan ke arah luar rumah, tanpa memedulikan perkataan Papanya.
Saat akan pergi meninggalkan rumahnya. Hasna ingat akan Vinny, hatinya berusaha mengikhlaskan apa yang sudah terjadi, ia mencoba berbesar untuk menerima Vinny. Maka sebelum benar-benar pergi Hasna pamit pada vinny, yang notabene adalah ibu tirinya .
"Aku pergi Tante, terimakasih untuk kebaikan Tante," ucap Hasna, yang entah kenapa perasaan Hasna yang biasanya keras, kini mulai melumer.
"Iya Nana Sayang, kamu hati-hati di sana," ucap vinny pada Hasna.
"Iya Tante, tolong maafkan sikap Nana selama ini!" ucap Hasna lagi.
"Tentu sayang, tentu!" vinny memeluk Hasna.
"Panggil saya Mama, tolong sekali saja. Mama Sayang sama Nana," pinta vinny sambil menangis merasa bahagia, Karena sikap Hasna mulai melunak.
"Ma ... mm ... Mama Vinny." akhirnya Hasna mengucapkan kata Mama untuk vinny. Mereka berpelukan agak lama, hingga gadis kecil Almira tiba tiba muncul.
"Loh kok tata Nana, cama Mama angis?" celoteh Almira. Hasna melepas pelukannya dari Vinny dan menghampiri Almira sambil berjongkok.
"Mira Sayang, kaka tidak menangis kok, hehe. Mira jangan nakal ya! jagain Papa sama Mama, kaka akan jarang bertemu Mira lagi mulai saat ini, Huuum." Hasna memeluk Almira, Vinny yang melihat itu tersenyum bahagia, setidaknya Hasna telah menerima keberadaanya.
"Maafkan Papa sekali lagi kalau Papa terpaksa membuat keputusan ini." Afdal yang berdiri menyaksikan Hasna yang sedang berbicara kepada Almira, ia pun meminta maaf kembali.
Hasna berdiri. Lalu ia menghela napas pelan. "kalau ini yang terbaik untuk kita semua. Maka Nana bisa apa? sebagi anak korban perceraian. Bukankah Nana tidak berhak bicara? untuk kedepannya, jaga keluarga Papa yang lain. Agar Papa tidak melakukan kesalahan yang sama." Hasna Berbicara panjang lebar dan itu adalah sebuah pukulan mental yang telak bagi Afdal.
"Na ...."
"Mari Mbak!"
***
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 246 Episodes
Comments
Melya Siena Siena
memang, tidk semua ibu tiri jahat tapi kalau lewat jalur kesalahan begini kok kurang sreg yah😁lewat jalur umum aja dengan si laki status duda aja kadang kurang ngena, apalgi kalau begini dan yg dirugikan si anak😒wajar jd pemberontak
2023-12-11
1
bucin akut
enek banget sama si vinny ini...maksa banget pengen di panggil mama...Hasna nya juga jangan terlalu penurut amat lah...jujur aja saya gak bisa mentolelir perselingkuhan begini apapun alasannya...dari awal vinny sama afdal ini emang salah. sudah tau dalam islam itu tidak di perbolehkan mengkonsumsi khamr, tetep aja di minum. hadeh.
2023-08-31
0
Neulis Saja
i sad 😥
2022-12-22
0