Pagi itu di sekolah Hasna.
"Hayoo pagi pagi bengong," ucap Lintang mengagetkan lamunan Hasna.
"Ah lo ngagetin aja Lin" protes Hasna. Ia sedang mengingat tadi pagi waktu ia hendak berangkat ke sekolah, ia melihat Ana- anak panti belum mendapatkan tempat tinggal dan masih tidur di tenda darurat yang mereka dirikan.
"Ada apakah wahai engkau princess dan apa yang sedang engkau pikirkan wahai bidadari hati Mama, Papa-nya,hihi. Mengapa engkau termenung di pagi hari yang cerah ini wahai gadis?" canda Lintang pada Hasna sambil tertawa.
"Lebay wew," balas Hasna. "Mmm ... Lin lo tahu 'kan , panti yang di ujung jalan kompleks tempat tinggal kita?" tanya Hasna pada Lintang.
"Panti yang kemarin di segel dan di bongkar paksa itu ya Na?" Tanya balik Lintang pada Hasna.
"Iya itu Lin," sahut Hasna.
"Kenapa memang Na? tanya Lintang kembali, ia semakin penasaran.
"Emm, eh nggak deh, nanti saja." jawab Hasna menyeringai.
"Hai guys wati, pasti lagi nunggu si tamvan ini kan? Hum? ia apa ia?" sapa Devano dengan candaannya, ia baru tiba.
"Huek, jijay, lebay, alay!" sahut Lintang sembari tertawa.
"Ih, Devano pagi-pagi sarapan Narsis deh!!" ucap Hasna menimpali candaan Lintang. Lalu mereka bertiga tertawa bersama.
Tak lama bel tanda masuk pun berbunyi. Dan itu tanda waktu nya mereka masuk ke dalam kelas. maka mereka pun kini sudah berada di dalam kelas.
Hasna nampak termenung di sela pengajaran yang tengah berlangsung. Siang ini sepulang sekolah Hasna berniat menemui papanya, ada hal yang ingin ia bicarakan.
***
Siang hari saat usai sekolah dan setelah Hasna melaksanakan Salat Zuhur di Mushola sekolah. Saat ini Hasna sudah berada di rumah papanya.Yaitu rumah minimalis yang berukuran lebih kecil dari rumahnya yang kini ia tempati dan hanya di temani Mbak Nurin, rumah pamberian papanya itu, kini sudah resmi menjadi milik Hasna.
Saat Hasna hendak masuk ke dalam rumah setelah memarkirkan motor besarnya, tiba-tiba seorang gadis kecil, berlari menghamadpirinya. "Tata Nana, tata Nana, Mia tangen tata," elotehnya dan terus berlari hingga ia sampai di hadapan Hasna.
Gadis kecil itu berusia tiga tahun. Maka dari itu bicaramya belum terlalu jelas. Namanya ALMIRA. Dia biasa menyebut dirinya Mia.
"Hai Mira, apa kabar?" Hasna menggendong ALMIRA dan mengecupi pipi bakpau Almira dengan gemasnya.
ALMIRA adalah adik Hasna dari istri baru ayah Hasna, walaupun awalnya Hasna membenci mereka, namun lambat laun seiring berjalannya waktu. Hasna mampu berdamai dengan keadaan. Ia dapat menerima, Karena toh semua sudah terjadi. Mungkin ini adalah takdir yang harus di hadapi dan ia terima, lagipula menurut cerita dari Mamanya, ini tidak sepenuhnya salah ibu tirinya, ia pun korban di sini.
"Tata Nana, Mia punya enan balu, ta Nana mau 'tan main enan balu cama Mia?" tanya Almira kembali, jelek hanya membuat gemas siapa saja yang mendengar.
"Iya Mira sayang! nanti Kaka main bersama kamu ya, tapi sekarang Kaka harus bertemu Papa dulu ya sayang!" ucap Hasna pada Adik kecilnya.
Tak lama seorang perempuan menghampiri Hasna. "Eh Nana, masuk Sayang!" itu vinny istri ayahnya.
"Ia Tante terima kasih, Papa ada?" tanya Hasna. Sedikit dingin dalam nada bicaranya. Vinny sebetul nya baik terhadap Hasna, namun Hasna belum dapat ramah dan begitu saja hangat dalam sikapnya dan belum mampu menerima kehadiran vinny sepenuh hati, terlebih jikalau ia harus menyebutnya dengan kata Mama, Hasna belum dapat lakukan. Maka dari itu Hasna masih memanggilnya Tante.
"Ada, Nana masuk dulu ya Sayang, nanti Mama panggilkan," ucap vinny pada Hasna dengan tetap ramah.
"Sayang Mira, turun dong dari gendongan kakak, kakaknya lelah 'kan baru saja pulang sekolah," bujuk vinny pada Almira yang masih bergelayut manja di gendongan Hasna, "Mira ayo turun, kita panggil Papa yuk, bilang ada kak Nana gitu!" bujuk Vinny kembali, hingga akhirnya Almira mau turun dari gendongan Hasna dengan cemberut.
"Nana makan dulu ya Sayang, biar Mama yang siapkan, pasti Nana belum makan 'kan?" tawar vinny pada Hasna.
"Tidak perlu Tante terima kasih, Nana hanya mampir sebentar! ada keperluan bertemu Papa" tolak Hasna pada tawaran vinny, tetap dengan nada dingin.
"Oh begitu ya, baiklah Mama panggil papa dulu ya," ucap vinny.
"iya" jawab Hasna singkat dan datar.
Tak berapa lama, Afdal turun dari kamarnya di lantai atas dan menemui Hasna. "Na, apa kabar Sayang?" sapa Afdal sembari memeluk Hasna dan mengecup keningnya. Tidak ada yang berubah dari perlakuan Afdal, ia masih menganggap Hasna anak kecil di hadapannya.
"Nana Baik pah!"Jawab Hasna datar.
“Oh syukurlah." terlihat kelegaan dari Afdal.
"Ada yang ingin Nana bicarakan Pah" sambung Hasna .
"Ya silakan Sayang. Ingin bicara apa?" tanya Afdal
"Begini Pah, seandainya rumah Nana akan Nana jadikan penampungan Anak-anak panti, kira-kira Papa setuju atau tidak?" tanya Hasna. Langsung kepada inti persoalan, niatan dari awal menemui sang papa.
"Penampungan Anak-anak Panti?" tanya Afnan dan ia mendengarnya sedikit terkejut. Namun, ia sudah faham akan niatan baik Putrinya.
"Iya pah!"
Afdal nampak manggut-manggut sembari terlihat sedang memikirkan sesuatu. Mungkin dia sedang menimbang-nimbang apakah mengizinkan Hasna membuat rumah itu sebagai penampungan anak-anak pantai atau ia akan menolaknya.
***
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 246 Episodes
Comments
nayyyy
Nana itu salah tau , kalau awaa yang jadi Nana , auto awa pelototin tuh si Almira sama emak nya , awak ga suka banget suer deh
2025-01-01
0
Azhure
kalau gua jadi nana dah w pelototin aja itu anak bapaknya 🤣🤣🤣🤣
2023-10-02
1
Oktavia
korban apaan… kok bisa istri tua di cerai, pdhal sdh di izini menikah. berarti ada yg salah kan ? ga adil pastinya
2023-08-04
0