Setelah mereka menepikan mobil, Polisi itu menghampiri mereka. "Selamat siang Saudara. Maaf bisa saya periksa kartu identitas KTP, SIM dan STNK-nya?" tanya polisi tersebut.
"Oh iya Pak, silakan!" sahut si pria pengemudi mobil yang tertabrak oleh Hasna. Pria tersebut mengeluarkan kartu pengenal yang di minta Pak polisi.
"Baik ini KTP dan SIM atas Nama Davian Ubaydillah Al-Jaris, dan STNK Atas nama Afnan Al-Jaris," Polisi memicingkan mata pertanda berpikir, Karena nama STNK tidak sama dengan SIM.
"Itu milik saya pak! dan ini kartu identitas saya," ucap si pria satunya yang berada di samping si pengemudi. Yang di ketahui bernama Afnan Al-Jaris.
"Baik pak Afnan, apakah kasus ini akan di lanjut di kantor atau bagaimana?" tanya sang polisi kembali, saat ia sudah memeriksa kartu tanda pengenal Afnan.
"Eum, saya sedang mengejar waktu Pak, untuk ke bandara. Pesawat yang akan saya tumpangi terbang sore ini," jawab Afnan
"Oh begitu pak!" seru polisi tersebut.
Di mobil Hasna. Seorang polwan sedang menangani dan menginterogasinya.
"Adik, maaf. Adik ini tidak dapat menunjukan kartu identitas, selain dari STNK dan STNK atas nama Afdhal Abdillah, maka kami terpaksa harus membawa Adik ke kantor, untuk pemeriksaan lebih lanjut," ucap polwan itu.
"Ya bawa saja Bu! Saya akan mempertanggung jawabkan semuanya." jawab Hasna begitu tenang.
"Baiklah, tapi tolong beritahu orang tua Anda Dik, Karena Adik harus ada pendamping," sambung polwan itu lagi. "Adik tolong kooperatif ya, silahkan tunggu di sini sebentar, saya lapor kepada komandan saya dulu."
"Baik, Bu," Hasna mengangguk mengiyakan.
"Lapor Dan! Yang menabrak masih di bawah umur. Tanpa identitas dan hanya STNK, saya perkirakan atas nama orang tuanya, Dan!"
"Baik! sepertinya harus dibawa kekantor, untuk proses lanjutan, siapa nama anak itu?" tanya komandan polisi tersebut.
"Dia mengaku namanya Nana Dan!"Jawab polwan itu.
"Tolong bawa ke kantor dan beri pendampingan sebelum orang tuanya datang. Lakukan pendekatan dengan baik, usahakan kondisi anak tetap tenang dan stabil." titah komandan Polisi tersebut.
"Siap! komandan, laksanakan." ucap polwan.
"Maaf! yang menabrak mobil Saudara seorang perempuan, dan masih di bawah umur. Apakah Saudara akan menemuinya?" Polisi itu memberikan penjelasan dan bertanya diakhir kalimat.
"Maaf pak! Saya sedang terburu-buru dan bisakah masalah ini kita anggap selsai?" tanya Afnan kepada komandan polisi itu. Afnan harus segera ke Bandara, jika mengurusi masalah ini, maka mungkin saja dirinya akan ketinggalan pesawat.
"Bisa saja. Namun, tetap harus ada yang hadir. Ada beberapa berkas yang harus ditanda tangani di kantor, mengingat anak yang menabrak mobil Saudara masih di bawah umur," jawab polisi itu.
"Mmm, jika kasus ini saya limpahkan kepada pengacara, apa masih bisa di urus pak?" tanya Afnan lagi kepada komandan polisi tersebut.
"Oh, bisa saja!" jawab polisi itu,
"Baik, terima ksih pak, atas bantuan Anda. Dan nanti pengacara saya, yang akan mengurus semuanya," ucap Afnan.
"Silakan Anda lanjut perjalanan Anda," komandan polisi itu mempersilahkan Afnan dan Ubaydillah melanjutkan perjalanan mereka.
"Terimakasih pak! Assallamua'laikum," ucap Ubaydillah seraya menjalankan mobilnya dan di sambut hormat oleh Pak polisi.
"Wa'alaikumussalam," jawab komandan polisi itu.
Masih di dalam mobil Afnan. Terlihat Afnan sedang menelpon seseorang
"Ya halo, bang Anton. Mobil saya tertabrak, walau tidak terjadi insiden serius, tapi ada beberapa berkas yang harus si urus di kantor polisi, nah kebetulan saya lagi mengejar jam penerbangan pukul lima sore nanti, jadi saya tidak bisa urus sendiri , bisa bang Anton urus bang?"
Terlihat Afnan diam, pertanda sedang mendengarkan suara di seberang telepon sana, yaitu seorang pengacara keluarganya.
"Baik, baik! informasi dari pak polisi tadi, katanya yang menabrak, seorang perempuan dan usianya masih di bawah umur. Bang Anton tolong urus damai saja, toh saya juga akan lama di turki, jadi saya ingin tenang dan fokus pada Thesis saya."
Terlihat Afnan menganggukkan kepalanya berkali kali pertanda setuju dan mengerti ketika mendengar penjelasan dari pengacaranya, yang selalu dapat ia andalkan.
"Baiklah, terima ksih banyak Bang Anton." Sambungan telpon pun terputus setelah Afnan mengahkiri telponnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 246 Episodes
Comments
❤️⃟WᵃfRahma
wah pak ustadz mau pergi ke Turki ini, alamat tidak ketemu lagi 🤣
2024-03-23
2
❤️⃟WᵃfRahma
hahaha si Afnan lagi buru buru ini
2024-03-23
1
❤️⃟WᵃfRahma
Hasna keren dech
2024-03-23
1