Dokter mengerti arti dari tatapan kedua orang tua Hasna. "Bapak dan Ibu, mari ikut saya ke ruangan saya," ajak dokter kepada orang tua Hasna.
"Oh, baiklah dok!" orang tua Hasna menjawab serempak, seraya mengikuti dokter masuk kedalam ruangannya.
Di ruangan dokter.
"Bapak dan Ibu silakan duduk dulu," ucap dokter ramah.
"Iya dok. Terimakasih," timpal mama Hasna, seraya duduk dan di ikuti papa Hasna duduk di sebelahnya.
"Bapak, Ibu. Putrinya tidak mengalami cedera serius atau luka fatal," ucap dokter. "Hanya saja ...." dokter berucap kembali dan kata-katanya terhenti. Orang tua Hasna menanti dokter melanjutkan perkataannya.. dengan tidak sabar.
"Hanya saja, apa dok?" tanya Afdhal penasaran, Karena dokter tak kunjung meneruskan potongan kata-katanya.
"Iya dok, kenapa dengan Putri saya?" sambung Nirmala, mulai cemas.
“Hanya saja, dugaan saya, Putri Bapak dan Ibu ini, sedang mengalami gangguan psikis, mendekati depresi, itu dari hasil pemeriksaan yang saya tangkap. Debar jantung dan napas yang tidak beraturan menandakan sebuah tekanan dan keresahan walaupun ia dalam keadaan tidak sadarkan diri.
Sepertinya, Putri kalian baru saja mendapat sebuah kesedihan mendalam di dalam batinnya. Lalu, ketidak siappan mental, kesedihan tersebut menjadi tekanan batin yang berujung pada rasa kecewa yang berlebihan,” tutur dokter
"Tidak mungkin dok! Astagfirullah, hiks,hiks," Nirmala tidak percaya apa yang terjadi dengan putrinya. Ia menggelengkan kepalanya, mulai menangis.
"Maaf! itu baru dugaan saya saja," ucap dokter kembali.
“Tapi, masih bisa normal kembali 'kan dok?" tanya Afdhal.
"Bisa saja Pak. Namun, harus ada yang mendampingi secara intens, untuk memulihkan suasana hatinya. Bisa saja dari teman-temannya atau lebih bagus dari kalangan keluarga Bapak, dan Ibu," sambung dokter kembali.
"Ini gara-gara kamu Mas! kamu yang sudah menghancurkan perasaan anak kita," tuding Nirmala kepada Afdhal.
"Ia aku minta maaf, aku salah! jangan lupa, kamu juga ikut andil dalam keputusan perpisahan kita," ucap Afdhal penuh penyesalan. Akan tetapi Afdal tidak terima begitu saja di salahkan oleh Nirmala.
"Maaf! Bapak, Ibu. Sepertinya dugaan saya betul tentang kondisi Putri kalian. Anda berdua sedang mengalami konflik keluarga! dan maaf sekali lagi, tolong selesaikan permasalahan kalian nanti, setelah keluar dari ruangan Saya!" dokter yang melihat kelakuan mantan suami istri itu merasa tidak nyaman, harus menyaksikan pertengkaran mereka.
"Baiklah, maaf dok. Saya sudah emosi dan membuat keributan di sini,” ucap kembali Nirmala.
"Baiklah, ini saya beri resep yang harus di minum dengan rutin ya Bu. kita berdoa sama- sama dan lihat perkembangan satu minggu ini. Jika putri Ibu dan Bapak kuat dalam menekan kekecewaannya, maka Bapak dan Ibu boleh lega, mungkin putri Bapak dan Ibu hanya akan berubah dari segi perilaku dan sikap saja," tutur dokter kembali
"Insya Allah dok. Semoga saja!" ucap Afdal.
Di ruang IGD rumah sakit.
"Awsshh, aku di mana nih?" ucap Hasna, yang kini baru saja sadar dan membuka kedua matanya, “hesst, kepalaku sakit!" Hasna yang baru saja sadar dari pingsan, ia tak tahu dirinya sedang berada di rumah sakit.
"Syukurlah, kamu sudah sadar Dik," ucap suster yang menghampiri Hasna.
"Suster, Kok saya bisa berada di rumah sakit? apa yang terjadi?" tanya Hasana pada suster, ia tahu itu seorang suster Karena melihat dari seragam yang dikenakannya.
“Ia, Kamu sedang berada di ruang IGD rumah sakit Dik. Tadi kamu pingsan! sepertinya kepala kamu terbentur sesuatu dan berdarah. Orang tua Adik yang membawa kamu ke sini.” suster menjelaskan kepada Hasna kenapa Hasna ada di rumah sakit.
“Aduh! oh begitu ya Sus,” ucap Hasna, lalu ia mengingat kejadian saat tadi di kamarnya.
Dari mulai ia berteriak histeris, menghancurkan barang-barang, hingga ia jatuh di kamar mandi Karena saat ia berjalan hendak mengguyur dirinya di kamar mandi, kepalanya merasa pusing lalu ia terjatuh dan keningnya terantuk ujung bathtub.
“Begitulah Dik,” jawab suster.
"Lalu, orang tuaku dimana sus?" tanya Hasna kembali.
"Orang tua kamu sedang keruangan dokter Dik, sebentar lagi mungkin akan kembali," jawab suster.
Tak berapa lama, setelah suster mengecek keadaan Hasna, mama Hasna datang ke ruang IGD.
"Sayang, kamu sudah sadar?" tanya Nirmala. Sambil mendekati Putrinya seraya berusaha mengelus rambut Hasna, namun Hasna menepis tangan Ibunya itu dan memalingkan wajah.
"Nana, mau pulang!" ujar Hasna singkat. Nirmala hanya mengesah lemah, dia ingat perkataan dokter yang harus sabar menghadapi anaknya.
"Sus, apakah Putri Kami harus rawat inap? atau sudah dapat kami bawa pulang?" tanya Afdhal kepada suster.
"Oh sesuai perintah dokter, Karena anak Bapak tidak ada keluhan apapun lagi, maka silakan Pak, sudah boleh di bawa pulang Kok," jawab suster.
“Syukurlah. Baiklah, kalau begitu mari kita pulang Nak," ajak Afdhal pada Hasna. Namun, Hasna hanya diam tak menjawab apapun.
Dengan keheningan di dalam mobil, kini mantan suami Istri dan Putri tunggal mereka, sedang di dalam perjalanan pulang. Dengan pergolakan batin masing-masing. Suasana di dalam mobilpun nampak canggung, karena sudah tak sehangat dulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 246 Episodes
Comments
sari alesah
oke nyimak ya
2024-05-10
0
❤️⃟WᵃfRahma
oh terpeleset ini si Hasna
2024-03-22
1
❤️⃟WᵃfRahma
akhirnya Hasna sudah sadar ini
2024-03-22
1