✍️kak UPe nulis... kamu yang bantu untuk support karya ini biar bisa menyusul karya-karya pendahulu nya 😉
cara nya dengan booming like dan Komen. kasih sajen dan juga vote.... terima kasih😘
🗿 happy reading 🗿
☘️☘️☘️
“Aku belanja disana saja...” pikir Lea saat melihat sebuah swalayan yang tidak jauh di depannya.
Lea masuk ke dalam swalayan itu dengan perasaan was-was sebenarnya. Semenjak Lea bertemu dengan Antonio tadi, Lea takut ada orang yang dia kenal yang akan berpapasan dengannya.
Lea pun mulai memilih bahan-bahan makanan yang dia butuhkan. Snack, coklat dan susu pun tidak lupa Lea beli.
“Swalayan ini oke juga! Semua nya ada disini.” Ucap Lea saat melihat semua barang ada disana. Bahkan tas dan baju pun ada di sana, di rak khusus tas dan baju.
“Tapi di mana rak kecap ya?” Lea melihat ke kiri dan ke kanan mencari di mana rak kecap berada. Mata Lea sibuk melihat ke rak-rak yang ada. Mencari benda yang paling di butuhkan dalam membuat nasi goreng itu.
Lea terus mencari dan mencari. Karena matanya terlalu fokus mencari keberadaan kecap manis, tanpa sengaja Lea menabrak seseorang.
“BRUUuukK...” Lea dan orang itu pun terjatuh dan barang-barang di dalam keranjang mereka berdua berserakan di lantai.
“Maaf!” Ujar Lea cepat tanpa melihat ke orang yang dia tabrak. Lea bergegas memasukan barang-barang miliknya ke dalam keranjangnya.
“Hemm...”Pria itu hanya menanggapi ucapan maaf Lea sesingkat itu.
“Arka.. Aypa akan ke rumah Arka setelah Aypa pulang dari rumah Azura dan Saka.” Sebut laki-laki itu yang ternyata sedang menelpon.
“pantas saja dia hanya merespon ucapan maaf ku dengan Heem saja!” batin Lea yang masih belum melihat siapa orang yang dia tabrak. Lea terus memunguti barang-barangnya, yang benar-benar bertebaran di mana-mana.
“Tuan Ansel! Kau baik-baik saja?!” salah seorang pelayan swalayan pun datang membantu pria itu.
“ANSEL? ANSEL???!!!!” Gumam Lea dalam hati, kemudian berhenti memunguti barang-barangnya dan perlahan mencuri lihat pada pria yang ada di hadapannya.
“ya... aku tidak apa-apa!” jawab Ansel yang merespon pria itu sebentar kemudian kembali berbicara di telpon.
“Kau tidak apa-apa nona?” tanya pelayan swalayan itu pada Lea.
“Deg!” Jantung Lea kali ini benar-benar berhenti saat menyadari pria yang sedang memunguti barang-barang di lantai bersamanya itu adalah ANSEL.
“Benar Ansel?!!” Batin Lea.
“Nona? Kau tidak apa-apa?” Ulang si pelayan swalayan.
Lea yang tersadar langsung mengangguk cepat.
“perlu aku bantu?” si pelayan itu menawarkan bantuannya pada Lea. Dan Lea pun menggeleng cepat.
“baiklah kalau begitu.” Pelayan itu pun pergi setelah memastikan baik Lea maupun Ansel tidak membutuhkan bantuannya.
“Aku harus cepat pergi dari sini!” Pikir Lea yang semakin mempercepat gerakannya., Lea mulai memasukan asal barang-barang di lantai ke dalam keranjang belanjaannya.
Dalam pikiran Lea hanya ada satu hal saat ini, LARI.
Lea pun buru-buru berdiri, ingin mencari tempat tersembunyi dan bersembunyi disana sampai Ansel meninggalkan Swalayan ini.
Tapi baru beberapa langkah Lea berjalan, Ansel malah memanggilnya.
“Nona tunggu!!” panggil Ansel pada Lea.
Tapi mungkinkah Lea berhenti? Oo.. sudah pasti tidak!😂 Lea malah mempercepat langkahnya. Dan menghilang di dalam kerumunan ibu-ibu yang sedang antri membeli minyak goreng.
“Huff! Kemana dia! Padahal ini milik nya!” ujar Ansel sambil memegang pembalut yang udah pasti adalah milik Lea.
Ansel kebingungan dengan pembalut di tangannya. Dia ingin meletakkan kembali pembalut itu di rak nya tapi saat itu terlalu banyak anak -anak ABG dan ibu -ibu muda yang juga sedang mencari pembalut. Tidak mungkin Ansel ujuk-ujuk ke sana sambil memegang pembalut.
Akhirnya, Ansel terpaksa mengurungkan niatnya dan memasukan pembalut itu ke dalam keranjangnya.
Sedangkan Lea, saat ini tengah mengintip Ansel dari balik-balik rak yang jauh di belakang sana.
“Siall!!!! lama-lama aku bisa ikut PON sebagai ATLET LARI kalau begini!!” celetuk Lea.
“ kenapa aku sial sekali! Tadi di apartemen bertemu dengan Antonio! Lalu di swalayan ketemu dengan Ansel Hardata! Apa dunia memang sesempit ini?” gumam Lea dalam hati.
Lea terus bersembunyi sambil mengintip untuk memastikan Ansel benar-benar pergi dari Swalayan itu.
“Ayoo Ansel! Pintu keluar sebelah sana! Pergi lah.. pergi lah yang jauh!” Ucap Lea sambil memeluk erat tiang salah satu Rak.
“Hufff...untung dia sudah pergi!” Lea akhirnya bisa bernafas lega saat Ansel telah keluar dari swalayan itu.
“Untung dia segera keluar dari swalayan ini kalau tidak- “ Gerutuan Lea terhenti sebab saat dia membalikkan badannya, dia melihat ada seorang bocah perempuan yang sedang memeluk kaki nya erat.
Mata Lea berkedip beberapa kali. Bukan karena Lea takjub melihat bocah yang cantik itu, tapi mengapa bisa ada bocah disitu dan mengapa dia sampai tidak sadar kalau bocah itu memeluk kaki nya seerat itu.
“Mammmaaaa.....!” Seru bocah kecil itu memecah keheningannya dan Lea.
“mamaaa....” ulang si bocah yang kira-kira berumur dua tahun itu.
“Astaga!! Anak siapa ini?” Gumam Lea sambil melepaskan tangan di bocah dari kakinya.
“Mamma! Mmaaaammaa!” Bocah itu kembali memanggil Lea mama berulang-ulang.
Kening Lea berkerut mendengar bocah itu terus memanggilnya mama. Dan tangan bocah itu pun sama sekali tidak mau melepaskan kaki Lea.
“Kau siapa anak manis? Mama mu mana?” Tanya Lea, kemudian terpaksa berjongkok untuk mensejajarkan dirinya dengan anak kecil itu.
“Mmaaaammma!” ucap bocah kecil itu kemudian tertawa melihat ke arah Lea.
“Iya...mama.. !” Ulang Lea..”Aah.. bukan! Aku bukan mama mu! mama mu mana?” Tanya Lea sekali lagi.
“Maaammmmmmmmaaaa!” celoteh anak itu.
“Adduh ! Ini anak siapa!!” Lea melihat ke kiri dan ke kanan untuk melihat apa ada orang tua yang kehilangan anak nya di sekitar itu.
Tapi sejauh mata lea melihat sekitarnya, sama sekali tidak ada orang yang panik seperti kehilangan anak di swalayan itu.
“Wah! Anak siapa ini?!!” Lea pun mulai panik sebab orang-orang mulai melihat nya dan bocah ini.
“Maaammmaa!!!” seru bocah itu sambil mengarahkan kedua tangannya pada Lea. Seakan-akan dia meminta Lea untuk menggendongnya.
“Gendong! GenDONG!!” ucap si bocah pada Lea.
“NDONG? Odong-odong?” tanya Lea yang tidak paham perkataan sang bocah.
“GenNDONG!!!!” Ulang bocah itu sekali lagi.
“Aduh! Mama muda ya?! Itu anak nya minta di gendong mbak.” Ucap salah satu pembeli di toko itu.
“hah?”Lea langsung terbengong saat ibu-ibu itu menyebutnya sebagai mama muda.
“ MAMA MUDA? ANAK? SIAPA? AKU?” Tulisan itu muncul sebesar layar 41 inch di kepala Lea.
Lea hendak memberikan penjelasannya pada si ibu -ibu itu kalau dia dan bocah ini sama sekali tidak saling kenal.
Namun saat mulut nya sudah siap akan mengatakan kalau dia bukan lah ibu dari si bocah itu, eh si bocah malah terus mengarahkan tangannya ke Lea sambil bilang,..
“Maa, NGendong! Gendong!”
“Maa, Gendong!”
Celotehan bocah kecil itu secara tidak langsung, langsung membuat Lea didiklat menjadi ibu bocah itu di mata semua pembeli yang sedang melihat ke arahnya😂.
Lea menatap bocah ini dengan tatapan ingin menangis.
Tapi jangan kira Lea ingin menangis karena terharu bocah ini terpisah dari orang tuanya.
Adapun alasan yang membuat Lea ingin menangis saat ini adalah mengapa bocah ini bertingkah seolah -olah Lea adalah ibu dari bocah ini.
🙏🙏🙏
Maaf kak UPe gak Up teratur bbrp hari ini cos sibuk Ziarah...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments
Riza Riza
dadaku ikut lari maraton
2023-08-08
0
Griselda Nirbita
apes Lea... ngakak... wkwkkwkw hadehh sampek kram perut ku thor... kocak...
2023-04-10
0
Kesya Gebby Natasya
wHhh author jga kenal kTa ujuk ujuk tohhh
2022-11-02
0