Menyusun Rencana

🔫

🔫

🔫

🔫

🔫

Gea dan kedua adiknya memilih menginap di rumah Bram, sepanjang malam mereka berbincang dan mengatur strategi untuk ke depannya.

"Om, menurut Om apa Daddy kita masih hidup?" tanya Gio.

"Entahlah Den, tapi kalau menurut feeling Om Tuan Gerrald masih hidup soalnya mereka kan ingin Tuan menjadi dari bagian mereka lagi jadi tidak mungkin mereka membunuh Tuan."

"Om tahu markas God Of Death ada dimana?" tanya Gea.

"Tahulah Non, tapi Om harap kalian jangan gegabah kalian itu cuma bertiga sedangkan mereka ratusan orang kalian ga bakalan kuat kecuali kalian punya koneksi yang bisa mengimbangi mereka."

"Om, sebenarnya Gea itu bekerja menjadi Bodyguardnya salah satu pengusaha terkaya di Indonesia, Om tahu tidak dengan Victor Camberra?" seru Gea.

"Victor Camberra? sepertinya Om pernah mendengar nama itu tapi dimana ya?"

"Om, awalnya Gea curiga sama Victor soalnya dilihat dari penampilannya tidak mungkin seorang Victor membutuhkan Bodyguard dan benar saja ternyata Victor adalah penjahat spesialis perampokan kelas kakap, dia pakai jasa Bodyguard hanya untuk penyamaran saja supaya tidak ada yang curiga dan Om tahu, dia memakai nama God Of Death untuk mengecoh para Polisi," seru Gea.

"Apa?" ketiganya menjawab dengan bersamaan.

"Kenapa Kakak tidak bilang sama kita mengenai masalah itu?" seru Gio.

"Kakak hanya ingin menyelidiki dulu, kenapa dia memakai nama itu dan ternyata untuk mengecoh Polisi supaya Polisi menyangka kalau yang melakukan kejahatan selama ini God Of Death," sahut Gea.

"Wah, ternyata si Victor licik juga mengkambing hitamkan kelompok Mafia punya Daddy," seru Glenn.

"Non Gea bisa memanfaatkan Victor untuk bisa menembus markas God Of Death, soalnya Victor pasti mempunyai anak buah banyak," seru Bram.

"Tapi Victor belum tahu siapa Gea, Om. Victor hanya tahu kalau Gea seorang pembunuh bayaran. Dan satu lagi Om, kemarin Gea melihat Okta di pesta yang Gea dan Victor datangi."

"Serius Non lihat Okta?" tanya Bram tidak percaya.

"Iya Om."

"Terus dia ngenalin Non tidak?"

"Tidak Om, lagipula Gea hanya bisa melihatnya dari kejauhan."

"Kita benar-benar harus cari siasat supaya bisa masuk ke dalam markas utama God Of Death dan kita butuh bantuan Victor jadi tugas Non Gea adalah membujuk dan meyakinkan Victor supaya dia mau membantu kita," seru Bram.

"Sepertinya itu urusan mudah Om, soalnya Victor itu suka sama Kak Gea," seru Gio.

"Gio, apaan sih."

"Kalau Victor suka sama Non Gea, itu lebih bagus lagi dan akan mempermudah misi kita."

Keempat orang itu terdiam sejenak dengan pikiran masing-masing.

"Ya sudah, sekarang sudah malam lebih baik sekarang Non Gea, Den Gio, dan Den Glenn istirahat besok kita lanjut lagi," seru Bram.

***

Keesokan harinya...

Pagi-pagi sekali Gea sudah bangun, bahkan Gio dan Glenn pun masih terlelap. Gea melangkahkan kakinya menuju teras rumah, udara segar khas pedesaan langsung menyambut Gea.

Gea merapatkan jaketnya karena udara pagi itu sangat dingin, pandangan Gea lurus ke depan.

"Daddy, Gea sudah bertemu dengan Om Bram. Gea harap Daddy masih hidup, dan Gea akan segera menemukan Daddy," gumam Gea.

Bram yang dari tadi memperhatikan Gea, perlahan menghampiri Gea dan menepuk pundak Gea. Gea yang terkejut langsung menghapus airmatanya.

"Jangan menangis, Tuan paling tidak suka melihat anak-anaknya menangis. Om yakin Daddy kalian masih hidup, dulu saja saat Kakek Nona menembak Tuan, Tuan masih bisa bertahan dan alasan Tuan bisa bertahan karena demi Nyonya Gladis, dan sekarang Om yakin Tuan sedang menunggu waktu ada yang menolongnya dan orang itu adalah kalian," seru Bram.

Gea menoleh ke arah Bram. "Tapi Gea tidak bisa berbuat apa-apa tanpa Om."

"Tenang saja, Om akan selalu bersama kalian."

"Tapi bagaimana dengan istri Om?"

"Om sudah memberikan pengertian kepadanya, dan dia mengizinkan Om untuk ikut kalian ke Jakarta."

Gea kembali meneteskan airmatanya dan memeluk Bram, Bram mengusap punggung anak kecil yang saat ini sudah tumbuh menjadi wanita yang sangat cantik.

"Kita akan menemukan Daddy kalian bersama-sama, dan Om akan terus melindungi kalian sampai kita bertemu dan berkumpul kembali."

"Terima kasih Om."

"Sudah jangan menangis, Nona Gea yang Om kenal itu bukan anak yang cengeng, dia itu anak yang tangguh dan selalu melindungi adik-adiknya."

Gea pun melepaskan pelukannya dan segera menghapus airmatanya.

"Ya sudah, Om masuk dulu."

Gea pun kembali menghirup udara segar di pagi hari itu, tanpa sengaja Gea menoleh ke arah jalan dan terlihat disana seorang pria tampan dan tegap sedang berdiri di samping mobilnya dengan kedua tangannya dia masukan ke dalam saku celananya dan menatap tajam ke arah Gea.

"Victor..." batin Gea.

Gea mengucek-ngucek matanya karena dia merasa sudah salah lihat. "Kok aku bisa mengkhayal kalau Victor ada disini," gumam Gea.

Gea pun menggeleng-gelengkan kepalanya dan Gea pun membalikan tubuhnya hendak masuk ke dalam rumah.

"Gea....!"

Gea kembali menghentikan langkahnya, kemudian Gea membalikan tubuhnya kembali. Dilihatnya pria itu pun segera melangkahkan kakinya menghampiri Gea dan langsung memeluk Gea membuat Gea membelalakan matanya.

"Kenapa kamu pergi tidak memberitahuku? apa sekarang kamu suka membuatku khawatir," seru Victor.

"Tuan Victor, kenapa anda tahu kalau aku ada disini?" tanya Gea tidak percaya.

Victor melepaskan pelukannya dan menatap wajah cantik wanita yang diklaimnya sebagai kekasihnya itu.

"Kamu lupa ya siapa aku? kalau masalah mencari keberadaan kamu, itu hal yang sangat mudah jadi kamu jangan berpikiran kabur dariku karena kamu lari ke lubang semut sekali pun aku akan menemukanmu," seru Victor.

Gea pun akhirnya tersenyum membuat Victor melongo untuk sejenak.

"Kamu tersenyum, sumpah aku baru melihat senyum kamu dan itu sangat cantik. Coba kamu senyum lagi, aku pengen lihat," goda Victor.

"Ih apaan sih."

Wajah Gea terlihat memerah dan Victor sangat menyukai pemandangan itu.

"Non Gea, ini Om buatkan teh manis untuk----"

Ucapan Bram terhenti karena melihat seseorang yang asing bersama Gea.

"Om, kenalkan ini Tuan Victor Bos Gea."

Bram dan Victor pun saling berjabat tangan, ada tatapan misterius antara keduanya seperti sedang menilai satu sama lain.

"Silakan duduk Tuan."

"Terima kasih."

"Sebentar ya, Om ambilkan minuman dulu buat Tuan Victor."

Bram pun kembali masuk. "Sepertinya Victor cukup tangguh untuk bisa diajak kerjasama," batin Bram.

"Ini rumah siapa dan untuk apa kamu datang kesini?" tanya Victor.

"Ini rumah Om Bram, pengasuh aku dan kedua adikku sejak kecil."

"Oh...kalau dilihat dari fostur tubuhnya, sepertinya Om kamu itu tangguh dan jago beladiri."

"Ya begitulah."

"Ya pastilah Om Gea itu bukan orang sembarangan, dia juga pasti salah satu orang yang berpengaruh di God Of Death," batin Victor.

🔫

🔫

🔫

🔫

🔫

Jangan lupa

like

gift

vote n

komen

TERIMA KASIH.

LOVE YOU

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

makin seru dan bikin penasaran.. semangat ya thor...

2023-04-05

1

Ney Maniez

Ney Maniez

😲😲

2022-12-05

1

☠☀💦Adnda🌽💫

☠☀💦Adnda🌽💫

ayok k popy buat Victor jd bucin... kyknya lucu 🤭🤭🤭

2022-07-16

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!