🔫
🔫
🔫
🔫
🔫
Keesokan harinya....
Pagi-pagi sekali, Gea dan kedua adiknya beserta Ayu sudah bersiap-siap akan pergi ke kampung halama Ayu. Gio menyewa sebuah mobil untuk transport mereka.
Selama dalam perjalanan, tidak ada yang bicara sama sekali. Semalam Gea tidak bisa tidur, Gea ingin cepat-cepat bertemu dengan Bram salah satu orang yang sangat Gea rindukan.
"Ayu, sejak kapan Om Bram pulang ke kampung?" tanya Gea.
"Ayu sih kurang tahu, tapi Pak Bram pulang saat Ayu masih SMP dan waktu itu Pak Bram pulang dalam keadaan sangat mengenaskan karena menurut informasi Pak Bram ditemukan di pinggir jalan dengan luka-luka yang sangat banyak," sahut Ayu.
Setelah itu tidak ada pembicaraan lagi, semuanya diam seribu bahasa. Sementara itu, Victor saat ini sudah berada di lobi apartemen milik Gea, dia datang dengan membawa makanan untuk Gea.
Ting..tong..ting..tong..
Victor menekan bel apartemen Gea, tapi sama sekali tidak ada yang membukanya. Victor pun berdiri di depan pintu, dan tidak lama kemudian seseorang datang.
"Maaf Mas, Mas mau cari penghuni apartemen ini ya?"
Victor menganggukkan kepalanya.
"Penghuni apartemen ini tadi pagi-pagi sekali pergi."
"Apa? pergi kemana?"
"Kurang tahu, karena penghuni apartemen ini kurang bersosialisasi dengan penghuni lainnya."
Victor pun segera meninggalkan apartemen Gea dan langsung menghubungi ponsel Gea tapi ponsel Gea tidak aktif, Gea memang sengaja mematikan ponselnya karena tidak mau sampai ada yang mengganggunya.
"Sial, kenapa ponselnya tidak aktif," gumam Victor.
***
Setelah beberapa jam, akhirnya Gea dan kedua adiknya beserta Ayu sampai di kampung halaman Ayu. Disaat mobil memasuki perkampungan, anak-anak terlihat senang dan mengejar mobil yang dikendarai Glenn itu.
"Maaf ya Mbak, Mas, disini memang jarang sekali ada mobil masuk jadi sekalinya ada mobil yang masuk kesini pasti anak-anak mengejarnya," seru Ayu.
Mobil itu berhenti di depan rumah panggung yang sangat nyaman dan juga bersih.
"Ayo Mbak, Mas, ini rumah Ayu dan Ayu disini tinggal bersama Nenek dan Kakek Ayu."
Ayu pun segera melangkahkan kakinya masuk ke dalam pekarangan rumah sederhana itu, disusul oleh Gea dan juga kedua adik kembarnya.
"Assalamualaikum, emak, abah, Ayu pulang!" teriak Ayu.
"Waalaikumsalam, Ya Allah Ayu kamu baik-baik saja kan?" seru Nenek Ayu.
"Alhamdulillah, Ayu baik-baik saja berkat Mbak Gea dan Mas Gio serta Mas Glenn yang sudah menolong Ayu dan membiarkan Ayu tinggal di rumah mereka," sahut Ayu.
"Mbak, Mas, ini kenalkan Nenek Ayu."
Gea dan kedua adiknya pun bersalaman, Nenek Ayu mengajak ketiganya masuk ke dalam rumah sederhana itu.
"Abah mana Mak?"
"Abahmu masih ada di sawah."
Ayu membawakan air teh untuk Gea dan kedua adiknya.
"Maaf ya Mbak dan Mas, disini hanya ada ini saja," seru Ayu.
"Tidak apa-apa."
"Dimana rumah Om Bram?" tanya Gea.
"Rumahnya ada di sebelah sana, memangnya Mbak Gea mau langsung bertemu dengan Pak Bram? tidak mau istirahat dulu?" tanya Ayu.
"Antarkan aku sekarang juga."
"Baik Mbak. Mak, Ayu mau ke rumah Pak Bram dulu mengantar Mbak Gea."
"Ya sudah, Emak mau masak dulu kalau begitu."
Ayu pun mengajak Gea dan kedua adiknya menuju rumah Pak Bram, dan setelah ditanya ternyata Pak Bram saat ini sedang berada di kebun.
Istri Pak Bram pun mengantar semuanya ke kebun, dari kejauhan terlihat Pak Bram sedang mencangkul tanah karena ingin di tanami oleh singkong.
"Itu Neng, suami saya."
Mata Gea terlihat berkaca-kaca, melihat punggung orang yang dulu selalu menjaga dirinya dan kedua adiknya. Perlahan Gea dan kedua adiknya menghampiri Pak Bram yang saat ini masih belum menyadari kehadiran ketiganya.
Semakin dekat, airmata Gea sudah mulai menetes hingga Gea dan kedua adiknya menghentikan langkahnya dan jarak antara mereka hanya beberapa langkah saja.
"Om Bram..."
Deg...
Pak Bram menghentikan kegiatannya, perlahan Pak Bram pun membalikan tubuhnya. Gea semakin tidak bisa menahan airmatanya.
"Om Bram."
Mata Pak Bram pun sudah berkaca-kaca. "Non Gea, Den Gio, Den Glenn," seru Pak Bram.
Gea dengan cepat menghampiri Pak Bram dan langsung memeluk Pak Bram begitu pun dengan Gio dan Glenn yang ikut memeluk Pak Bram juga.
"Gea sangat merindukan Om Bram, Gea sudah mencari Om kemana-mana."
"Maafkan Om Nak, Om tidak bisa menjaga kalian, Om sangat malu karena Om sudah berjanji akan menjaga kalian kepada Tuan Gerrald tapi nyatanya Om malah meninggalkan kalian dan tidak bisa menjaga kalian," seru Pak Bram dengan deraian airmata.
Gea melepaskan pelukannya begitu pun dengan Gio dan Glenn.
"Tidak Om, Om sudah sangat menjaga kami selama ini justru kami sangat berterima kasih karena Om sudah menjaga dan melindungi kami selama ini," seru Gea.
Pak Bram mengusap wajah Gea, Gio, dan Glenn secara bergantian.
"Kalian sekarang sudah dewasa, dan tumbuh menjadi anak yang cantik dan juga tampan mirip dengan Tuan Gerrald dan juga Nyonya Gladis."
Pak Bram pun mengajak Gea dan kedua adiknya untuk mampir ke rumahnya. Istri Pak Bram membuatkan teh hangat dan juga goreng singkong.
"Maaf, disini hanya ada itu saja," seru Pak Bram.
"Tidak apa-apa Om."
"Bu, kenalkan mereka ini anak-anak Bos Bapak dulu."
Istri Pak Bram pun menganggukan kepala dan tersenyum kemudian duduk di samping Pak Bram.
"Om, kalau boleh tahu kenapa Om bisa sampai disini?" tanya Gio.
"Dulu, si Okta bajingan membuang Om kesini dan kebetulan Bapak istri Om ini yang menemukan Om dalam keadaan tidak sadar. Pas Om sadar, ternyata Om sudah ada di rumah sakit. Jadi untuk membalas budi Om kepada Bapak istri Om dengan cara Om bekerja di kebun Bapak membantu Bapak berkebun tapi diluar dugaan, ternyata Bapak malah menikahkan Om dengan anaknya. Hingga akhirnya Om pun ya seperti yang sekarang kalian lihat, meneruskan pekerjaan Bapak karena Bapak sudah meninggal."
"Syukurlah Om."
"Terus bagaimana keadaan Nyonya Gladis? waktu itu kan Om sudah tidak tahu lagi dengan keadaan Mommy kalian?" tanya Pak Bram.
Gea dan kedua adiknya menundukan kepalanya membuat Pak Bram mengerutkan keningnya.
"Kalian kenapa?" tanya Pak Bram.
"Mommy memutuskan untuk bunuh diri Om karena Mommy tidak bisa menerima kepergian Daddy," sahut Glenn.
"Inalillahi."
Pak Bram sangat terkejut dengan berita ini, dia sama sekali tidak tahu dan ada perasaan menyesal dalam diri Bram karena setelah sembuh, dia tidak ada niat untuk mencari tahu keadaan mereka.
"Maafkan Om, kalau seandainya dulu Om langsung mencari tahu keadaan kalian mungkin Om bisa jagain kalian."
"Tidak apa-apa Om, buktinya tanpa dijagain Om juga kami masih bisa hidup dengan baik," sahut Gea.
Ketiganya pun berbincang-bincang mengenai kehidupan mereka selama ini, Ayu pamit duluan karena ingin membantu Emaknya memasak, sedangkan istri Pak Bram memilik ke dapur juga.
🔫
🔫
🔫
🔫
🔫
Jangan lupa
like
gift
vote n
komen
TERIMA KASIH
LOVE YOU
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Hoki Terus
Ayo Om bantuin mereka nyari Daddy nya
2022-05-25
2
¢ᖱ'D⃤ ̐𝙽❗𝙽 𝙶
semoga om Bram bisa membuka jalan mencari Daddy gerald
2022-05-12
2
Yuyun Ekey
kok gak up thor
2022-04-21
2