Selamat membaca ...
...****************...
Davina sangat terkejut saat melihat sosok pria yang ada di hadapannya tersebut, bahkan ia sampai tak bisa berkata-kata lagi, karena sangat gugup. Bagaimana tidak, pria yang selalu ikut dengan suaminya, kini malah ada di depan mata.
“Apa nona puas bermain-main?” tanya sosok pria yang tak lain adalah Galen, sang asisten pribadi Deva. Pria itu sengaja diutus Deva untuk membawa istrinya kembali.
“Ga-galen, kenapa kau bisa ada di sini, bukankah kau ikut dengan iblis itu?” tanya Davina dengan gugup, yang mana hal itu membuat Galen mendengus dengan kesal.
“Karena nona, tugas saya jadi bertambah. Beruntung jika saya yang datang untuk menangani nona. jika tuan Deva yang datang langsung, sudah saya pastikan, kedua kaki nona sudah tidak ada,” ucap Galen geram dengan tatapan tajamnya, membuat Davina ketakutan, apalagi sambil membayangkan apa yang diucapkan oleh Galen.
“Galen, tolong aku. Aku mohon,” ucap Davina memohon. Namun, pria itu hanya diam dan malah menancapkan pedal gas mobilnya menuju Mansion Deva.
Dalam perjalanan pulang, Davina hanya menangis seakan kehidupannya tidak akan kembali lagi. Galen yang sudah sejak lama bersama Deva, tak kalah jauh beda sifatnya dengan sang tuan. Sungguh Davina tak habis pikir dengan dua orang pria kejam itu.
...----------------...
Sampai tak terasa, kini Davina sudah sampai di Mansion milik Deva. Galen yang langsung turun dan membuka pintu belakang mobil. Bukan untuk memapah Davina, tapi untuk menyeret wanita itu keluar dari mobil.
Sesampainya di dalam Mansion, terlihat seorang wanita yang tak asing, yang beberapa minggu terakhir ini selalu menemani Davina, yaitu Aliya.
“Tuan, tolong maafkan saya, karena sudah lalai dalam menjaga nona Davina,” ucap Aliya memohon dengan raut wajahnya yang penuh kekhawatiran.
“Kau memang tidak becus!” hardik Galen sambil menyerahkan Davina dengan kasar pada Aliya, membuat Davina semakin terisak. Kini ketakutannya bukan hanya sekedar siksaan yang ia dapatkan, tapi juga hukuman untuk orang-orang yang bertugas menjaga dirinya.
Plakk!
Galen menampar pipi mulus milik Aliya, membuat wanita itu mengeluarkan darah segar dari sudut bibirnya yang pecah, akibat tamparan Galen yang sangat kerasa.
“Aliya, maafkan aku,” ucap Davina yang kini merasa sangat bersalah pada wanita sebaik Aliya.
“Tidak nona, ini memang salah saya,” ucap Aliya yang selalu merasa jika Davina memang tanggung jawabnya.
Davina sangat terkejut saat menyaksikan hal itu, ia tak habis pikir dengan asisten Deva yang sangat kejam. Galen memang tidak berani menyakiti Davina dengan tangannya sendiri, karena wanita itu adalah hak bagi Deva, tapi tidak untuk orang lain. Bahkan, Galen bisa saja membunuh orang jika bersangkutan dengan Deva.
Kini Galen sudah mengumpulkan para pengawal yang bertugas untuk menjaga Davina. Mereka yang ada di sana hanya diam dan menundukkan kepalanya saja, karena takut dengan suasana yang diciptakan oleh Galen.
“Maafkan saya tuan, saya sudah ceroboh untuk menjaga nona Davina,” ucap sosok ketua pengawal, Max. Galen yang melihat Max maju ke hadapannya sambil menunduk, langsung memberi bogeman mentah.
Bugh! Bugh! Bugh!
Aargh!
Galen memukul perut Max hingga pria itu meringis kesakitan. Sungguh Davina menyesali perbuatannya, karena sangat berdampak buruk bagi orang-orang di sekitarnya.
“Galen, hentikan, ini semua salahku,” ucap Davina mencoba menghentikan semuanya. Namun, pria itu sama sekali tidak menggubrisnya, seolah ucapan Davina hanya angin lalu.
“Siapa yang tadi menjaga gerbang di belakang dapur? Cepat maju!” geram Galen dengan tatapan yang sudah di penuhi kabut amarah. Hingga dua orang bertubuh kekar maju untuk mengakui kesalahannya.
Betapa terkejutnya Davina, saat melihat Galen mengeluarkan senjata api dari saku celananya. Sedangkan Aliya, wanita itu hanya menunduk tanpa mengeluarkan sepatah katapun, karena takut dan tidak berani melawan. Bahkan pemandangan itu sudah biasa bagi Aliya.
Dorr! Dorr! Dorr! Dorr!
Galen menembaki dua orang yang bertugas menjaga gerbang belakang dapur, hingga dua orang tersebut langsung meregang nyawa di tempat.
Arrgghh!
Davina teriak histeris saat menyaksikan langsung kematian dua orang yang tadi menjaga gerbang di belakang tersebut.
“Apa nona sudah puas?” tanya Galen pada Davina, tapi wanita itu hanya menangis sambil menggelengkan kepalanya tak habis pikir, dengan jalan pikiran Galen.
“Tolong jangan sakiti mereka lagi, aku mohon,” ucap Davina memohon sambil terisak.
“Itulah akibatnya jika nona berani bertindak macam-macam. Jika tidak ingin hal ini terjadi lagi, maka patuh lah!” ucap Galen mendesis sambil menatap Davina dengan tajam. Davina hanya diam dan menyesali semua tindakannya, sambil menatap kepergian Galen.
Pria itu langsung pergi setelah meminta beberapa orang membereskan mayat tersebut. Davina langsung terduduk lemas setelah kejadian yang ada di hadapannya, sambil terus menyalahkan dirinya sendiri.
...****************...
Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Dapur Singgani New
kenapa semua seperti malaikat pencabut nyawa?
2022-10-11
1
Nurma sari Sari
kirain Deva ternyata Galen, memang iblis semua...
2022-09-30
1
Novianti Ratnasari
bingung klw jadi Davina. kudu kumaha thour😭😭😭😭
2022-07-21
1