Selamat membaca ...
...****************...
Satu minggu kemudian ...
Setelah satu minggu selama kepergian Deva, akhirnya luka Davina sudah sembuh. Wanita cantik itu sekarang lebih banyak menghabiskan kegiatannya di dapur bersama para koki, untuk belajar membuat kue. Ya, Davina senang membuat kue, dulu ia pernah berniat membuat kue untuk sang ibu. Namun, takdir berkata lain.
“Nona, kenapa nona ada di dapur lagi, saya sudah mengingatkan, jika tuan Deva melarang nona menyentuh dapur,” ucap Aliya yang sudah beberapa kali mengingatkan, karena pria kejam itu mempunyai mata-mata di seluruh penjuru Mansion.
“Aliya, kenapa kau terlalu cerewet. Dia tidak ada di Mansion ini, untuk apa kita harus merasa cemas?” tanya Davina tak habis pikir.
“Nona, percayalah, tidak ada yang bisa di sembunyikan dari tuan Deva. Ini demi kebaikan nona, saya mohon,” ucap Aliya memohon dengan memelas, agar Davina mau mendengarkannya.
“Baiklah, aku akan berhenti ke dapur sampai aku mendapat izin dari Deva,” ucap Davina pasrah.
“Terima kasih, nona. kalau begitu, saya akan ke taman belakang dulu,” ucap Aliya yang segera bergegas pergi meninggalkan Davina seorang diri.
Davina yang melihat suasana sepi, langsung mencari celah agar bisa keluar dari tempat mengerikan itu. Betapa senangnya Davina, saat melihat pintu belakang dapur sedang sepi penjaga, hanya ada satu atau dua orang saja. Melihat hal itu, Davina segera mengendap-endap bersembunyi pada setiap tumbuhan yang ada di sana.
“Apa kau melihat sesuatu yang aneh di belakang pohon itu?” tanya salah satu penjaga pada temannya.
“Tidak, sepertinya kau salah lihat, mungkin saja hanya kucing,” jawab temannya tersebut.
Mendengar hal itu, hati Davina kembali tenang. Sekarang ia sudah bisa melewati para penjaga tersebut, kini ia harus memanjat pohon yang dahannya ke jalan, agar ia bisa melompat ke keluar gerbang itu.
Bruukk!
Davina terjatuh dan harus menahan rasa perih di lututnya yang lecet dan sedikit mengeluarkan sedikit darah.
“Deva, akhirnya aku bisa meninggalkan mu,” gumam Davina tersenyum penuh arti, tapi air matanya kembali menetes, karena ingat perlakuan Deva yang seperti iblis, kini ia harus membalaskan rasa sakit hatinya.
Davina terus melangkahkan kakinya agar menjauhi Mansion milik Deva, tak berselang lama, datang sebuah taksi. Melihat adanya taksi yang lewat. Davina langsung menghentikan taksi tersebut dan langsung naik ke dalam taksi tersebut.
“Pak, tolong antarkan saya ke bandara,” ucap Davina sambil terus mengawasi sekitar.
Di tengah perjalanan, Davina merasa ada yang aneh dengan sopir taksi tersebut, pria itu tidak mengatakan sepatah katapun semenjak dari awal, dan yang membuat Davina panik seketika, ia tidak melewati jalan menuju ke bandara, tapi memutar arah ke Mansion Deva.
“Tuan, saya mau ke bandara, kenapa malah memutar arah, sejak tadi tidak sampai juga,” ucap Davina mencoba untuk protes. Namun, ia begitu terkejut, seketika sopir taksi itu menepikan mobilnya ke pinggir jalan, dan langsung menoleh ke belakang dengan melepas topinya.
Degg!
Jantung Davina seketika berdegup dengan cepat, seakan ingin keluar dari tubuhnya. Tanpa ia sadari, lelehan bening keluar begitu saja dari pelupuk matanya. Mulutnya terasa kelu untuk berbicara.
“Ka-kau,” ucap Davina terbata sambil menatap sosok pria tersebut tanpa mengedipkan matanya. Namun, pria itu hanya menatap Davina dengan dingin.
“Ke-kenapa bisa kau--,” ucap Davina yang tak bisa melanjutkan ucapannya.
...****************...
Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
@M_ya_Ra.
terlalu percaya diri dan gegabah
2023-02-26
0
Nurma sari Sari
cepat banget Deva tau kalau Davina melarikan diri sedangkan Deva kan lagi GK ada di mansion, apa mungkin Deva itu canayang bisa hilang dan timbul seketika 🤔
2022-09-30
1
Novianti Ratnasari
mau kabur keujung dunia pun pasti sulit.
2022-07-21
2