Selamat membaca ...
...****************...
Tak terasa sudah satu minggu Davina tinggal di Mansion milik Deva, tapi semenjak sakit, ia tidak pernah lagi melihat Deva. Bahkan, saat ia bertanya pada Aliya, wanita itu hanya diam tak berniat untuk menjawab pertanyaan dari Davina.
...----------------...
Di sisi lain, seorang pria tengah di ruang perawatan karena tertembak saat menjalankan aksinya, yaitu melakukan penyelundupan senjata ilegal dan juga obat terlarang. Namun, akhirnya ia bisa bersembunyi dan terbebas untuk sementara.
“Galen, Aku akan pulang. Kau urus musuh kita, aku yakin mereka tidak akan pernah membiarkan rencana kita berhasil. Kau juga harus memastikan, tidak ada yang mengetahui keberadaan Davina di Mansion ku. Apa kau mengerti?” tanya Deva yang kini sudah bersiap untuk pulang.
“Saya mengerti bos. Kalau begitu, setelah ini saya akan langsung ke markas kita. Apa saya boleh mengajukan cuti beberapa hari dari kantor?” tanya Galen tegas.
Ya, selain seorang Mafia, Deva juga mempunyai perusahaan besar di bidang properti. Perusahaan yang ia miliki hanya sebuah formalitas saja, agar orang-orang tidak curiga, tentang pekerjaannya di dunia bawah.
“Tentu saja, tapi kau harus membereskan semuanya secepat mungkin, agar orang-orang di perusahaan kita tidak curiga kita tidak ke kantor selama ini,” ucap Deva bernada perintah.
Setelah mempercayakan sisa masalah pada Galen sang asisten, Deva langsung kembali ke Mansion miliknya. Deva juga ingin melihat keadaan Davina setelah kepergiannya, beruntung ia sudah menyiapkan beberapa penjaga khusus untuk Davina agar tidak kabur.
Tanpa membutuhkan waktu yang lama, kini Deva sudah sampai di Mansion dan segera melangkahkan kakinya memasuki Mansionnya.
“Selamat datang tuan,” sapa Aliya yang sudah dapat kabar jika Deva akan pulang, dan kini ia sengaja menunggu sang tuan untuk menyambutnya.
“Hm, Aliya, bagaimana keadaan Davina?” tanya Deva yang langsung menanyakan wanita yang kini sudah menjadi istrinya tersebut.
“Keadaan nona Davina sudah membaik tuan, sekarang nona ada di kamarnya baru selesai makan malam,” jawab Aliya secara mendetail, membuat Deva memalingkan wajahnya merasa ada yang aneh.
Mendengar jawaban dari Aliya, Deva langsung melangkahkan kakinya menaiki anak tangga satu persatu dengan cepat. Hal pertama yang ingin Deva lakukan adalah membersihkan diri, dan segera menemui Davina.
...----------------...
“Davina, aku tidak akan pernah membiarkan mu mempengaruhi hati dan pikiran ku, sampai kapan pun aku tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi,” gumam Deva di bawah guyuran shower kamar mandinya.
Tak ingin berlama-lama, kini Deva sudah rapih dengan kaos santainya. Terlihat sangat keren dan sangat tampan. Andai ia bukan pria yang kejam, sungguh ia adalah sosok pria yang sempurna. Deva melangkahkan kakinya menuju kamar Davina dan membuka pintu kamar tersebut secara perlahan.
Ceklekk!
Terlihat di sana, seorang wanita yang sedang duduk di meja rias. Davina sempat menunduk untuk mengusap air matanya karena sadar akan kehadiran Deva di belakang dirinya. Ya, Davina harus memulai rencananya untuk mengambil hati Deva demi mencapai pembalasannya.
“Deva, kau dari mana saja, aku mencarimu dan bertanya pada Aliya, tapi dia hanya diam saja?” tanya Davina sambil melangkahkan kakinya untuk menghampiri Deva, tapi Deva langsung mencengkram leher Davina, membuat napas wanita itu tersengal-sengal hingga wajahnya memerah.
“Jangan coba-coba untuk bersikap baik padaku, karena aku tidak akan pernah percaya pada dirimu,” ucap Deva sambil menekan setiap kalimatnya.
“Lep-as, sa-kit,” ucap Davina terbata sambil berusaha melepaskan tangan kekar dan kokoh milik Deva di lehernya. Namun, akhirnya Deva melepaskan cengkeramannya, membuat Davina bisa bernapas lega.
“Dev, bagaimana mungkin aku tidak boleh menggoda suamiku sendiri, aku istrimu. Apa kau sudah tidak tertarik lagi padaku?” tanya Davina sambil menampilkan raut wajah yang tak dapat diartikan.
“Aku mohon, Dev. Percaya padaku untuk kali ini, aku sudah ikhlas menerima jalan hidupku di tangan mu, dan aku ingin melakukan yang terbaik untukmu,” ucap Davina memohon.
“Lakukan sesuka hatimu, tapi asal kau tahu, satu kesalahan yang kau lakukan, aku akan langsung membunuh mu pada saat itu juga,” ancam Deva dengan tatapan tajamnya pada istrinya.
...****************...
Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
KArmila Siregar
membosankan
2025-01-08
0
Siti Aminah
hati2 kamu vina....
2024-12-09
0
@M_ya_Ra.
davina,jangan terlalu gegabah...
2023-02-26
0