Selamat membaca ...
...****************...
Kini dokter Emma sudah selesai memeriksa keadaan Davina, bersyukur kondisi Davina sudah lebih baik dan cepat untuk masa pemulihan, membuat dokter Emma tersenyum senang.
“Dokter, bagaimana kondisi nona Davina?” tanya Aliya khawatir.
“Aliya, kita harus bersyukur. Keadaan nona Davina sudah membaik, kondisi tubuhnya juga sudah pulih. Untuk luka lepuhan di tubuh nona Davina, dua sampai tiga hari sudah pulih dan mengering,” jawab dokter Emma sambil tersenyum lembut ke arah Davina.
“Terima kasih, dok. Saya akan mengabari tuan Deva terlebih dahulu untuk memberitahu keadaan istrinya,” ucap Aliya senang.
“Aliya, tolong jangan beritahu Deva, aku sendiri yang akan mengatakannya. Sekarang, apa kau bisa keluar sebentar, aku ingin berbicara empat mata dengan nona Davina,” pinta dokter Emma memohon, membuat Aliya menghela napasnya panjang kemudian menganggukkan kepalanya dan segera keluar dari kamar tersebut, yang hanya menyisakan dokter Emma dan Davina.
“Nona, apa aku boleh duduk di sini?” tanya dokter Emma, membuat Davina tersentak dan langsung menganggukkan kepalanya.
“Dokter, jangan panggil aku nona, panggil saja Davina. Keberadaan ku di sini tidak sepenting itu, aku bahkan tidak ada artinya di tempat ini,” pinta Davina sambil tersenyum getir.
“Bagaimana aku bisa menyebut nyonya Mansion ini dengan nama saja. Kau jangan berbicara seperti itu, Deva pasti punya alasan yang kuat hingga menikahi mu,” ucap dokter Emma sambil tersenyum getir dan menggenggam tangan Davina.
‘Ya, Deva pasti punya alasan untuk menikah dengan ku, yaitu untuk membunuhku secara perlahan, karena dia percaya jika aku adalah seorang pembunuh adiknya,’ batin Davina merasa miris dengan nasibnya sendiri.
“Kalau begitu, anggap saja aku sebagai temanmu dan panggil aku dengan Davina. Bukankah seorang teman tidak akan sungkan jika hanya sekedar memanggil nama?” tanya Davina dengan lembut.
“Baiklah, Davina. Sebenarnya aku hanya ingin mengucapkan selamat padamu, karena sudah menikah dengan Deva, meskipun sedikit kecewa karena tidak diundang,” ucap dokter Emma terkekeh, tapi percayalah, hatinya hancur sejak mengetahui pria yang ia cintai secara diam-diam, sudah menikah.
“Kau tidak perlu mengucapkan kalimat itu, nyatanya aku malah hampir mati di tangan suamiku sendiri. apa kau teman Deva?” tanya Davina penasaran.
“Dia hanya belum mencintaimu, tapi asal kau tahu, dia pria yang sangat baik dan perhatian. Deva adalah sosok pria yang sempurna di mata ku. Ya, aku hanya teman baginya,” ucap dokter Emma tersenyum getir sambil menunduk.
“Apa sosok iblis pada Deva adalah yang terbaik di matamu, apa kau begitu buta saat menilainya. Apa yang membuatmu begitu mengagumi iblis itu. Apa kau mencintai iblis seperti Deva?” tanya Davina sambil menatap dokter Emma tak habis pikir dengan jalan pikiran seorang dokter cantik itu.
“Pria yang kau sebut iblis itu adalah pria yang sangat aku cintai, bahkan sebelum kau datang, aku sudah mencintainya, tapi kau juga tahu, pada akhirnya cintaku hanya bertepuk sebelah tangan. Deva tidak pernah melihat keberadaan ku selain seorang teman, hanya teman biasa. Jika aku bisa, aku rela menggantikan mu agar aku bisa hidup dengan Deva. Kau beruntung bisa mendapatkan dirinya, bahkan kau bisa mengalihkan dunianya untukmu, dengan alasan apapun itu, aku ingin berada di posisi mu,” ucap dokter Emma panjang lebar dengan mata yang berkaca-kaca.
Mendengar hal itu dari mulut wanita cantik seperti dokter Emma, membuat Davina semakin jengah dengan sosok wanita itu, bahkan kini ia sangat ini tertawa terbahak-bahak mendengar lelucon itu.
“Apa kau sanggup mempertaruhkan hidupmu demi hidup dengan dirinya?” tanya Davina ingin memancing lebih jauh lagi tentang perasaan dokter Emma untuk suaminya.
“Bahkan jika aku mati di tangannya, aku sanggup. Kau tidak akan mengerti cintaku untuk Deva. Kami selalu bersama saling melindungi, hingga perasaan ku yang bodoh ini muncul tanpa aku sadari,” jawab dokter Emma yang sekali lagi membuat Davina menganga tak percaya.
“Begitu kau mencintai Deva, bahkan cintamu sangat besar untuknya. Aku ingin berkorban dan bertukar tempat dengan dirimu, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa,” ucap Davina dengan nada menyesal.
“Aku tahu, begitu juga dengan diriku, aku juga tidak bisa berbuat apa yang aku inginkan. Aku tahu kau adalah wanita pilihannya. Deva tidak akan pernah asal memilih wanita untuk dia nikahi, dan sekarang aku tahu, kaulah wanita pilihannya,” ucap dokter Emma mencoba untuk tersenyum.
...****************...
Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Siti Aminah
sabar ya se Emma...pasti kau akan mendptkan laki2 yg jauh lbh baik
2024-12-09
0
Shelly Tefa
dokter Ema kayanya baik deh,moga dapat pengganti Dave yg jauh lebih baik yah dok😍
2023-07-09
1
Nurma sari Sari
mudah2n dokter Emma orang baik, dia tidak mempunyai sifat iri dengki setelah dia tau Devina adalah isterinya Deva. mudah2n Emma menjadi teman yg baik untuk Devina, menjadi penyemangat buat Devina agar cepat pulih, dan menjadi wanita yg tegar dan kuat sekalipun terus menerus mendapatkan siksaan fisik dari deva
2022-09-29
0