Selamat membaca ...
...****************...
“Apa kau pikir aku akan baik-baik saja, atau bahkan kau sekarang melihatku baik-baik saja. Apa yang kau tanyakan, aku sampai tidak mengerti dengan semua orang yang ada di rumah ini. Ah ya! Aku lupa, ini tempat dengan nama nerakanya dunia, aku tidak habis pikir dengan semuanya,” ucap Davina yang kini malah tersedu-sedu, hingga tubuhnya bergetar hebat.
“Nona,” panggil Aliya ingin menenangkan wanita itu, sebelum terlihat oleh Deva. Aliya takut jika Deva melihat hal ini, Davina yang akan menjadi sasaran utamanya.
“Aliya, keluar!” suara bariton seorang pria membuat Aliya tersentak kaget dan langsung keluar dengan terburu-buru. Begitu juga dengan Davina, wanita itu terkejut dan mendongakkan kepalanya dan menoleh ke arah sumber suara.
“Deva,” gumam Davina dengan lirih dan lelehan bening di pelupuk matanya sudah meluncur bebas membasahi pipinya yang merah kebiruan.
“Ck! Kau pikir dengan menjual air matamu itu, aku akan luluh? Jangan mimpi! Kau hanyalah tawanan yang akan menyusul kepergian semua keluargamu itu,” decak Deva tersenyum smirk saat melihat air mata Davina mengalir dengan deras.
Deva melihat wajah wanita itu sudah berubah karena ulahnya yang memukul tanpa perasaan, tapi ia kembali ingat akan kematian sang adik, dengan disertai selembar kertas berisi nama wanita yang kini sudah menjadi istrinya tersebut. Mengingat hal itu, rasa benci dan balas dendam yang ada di hatinya, kembali bergemuruh.
Ya, Deva tidak akan membiarkan siapapun yang mengusik hidupnya, lolos begitu saja dan akan membuat para tawanannya yang akan memilih cara kematian mereka sendiri.
“Dev, aku mohon. Tubuhku sudah sangat sakit,” pinta Davina memelas sambil terisak.
‘Hatiku juga sakit Dev, bahkan sudah hancur tanpa sisa,’ batin Davina.
Argghh!
Teriak Davina saat Deva menarik rambutnya sampai rontok.
“Benarkah? Kalau begitu aku ingin mencobanya,” ucap Deva dengan santai sambil meneliti tubuh Davina dari bawah kaki sampai kepala.
Srekk!
Deva merobek lingerie tipis yang dipakai Davina dengan satu kali tarikan. Davina yang sudah tidak bertenaga untuk melawan hanya bisa memejamkan matanya yang sudah basah karena menangis.
“Aku rasa kau berbohong. Apa kau ingin melarikan diri dari hukuman pertamamu di Mansion ku, hum,” geram Deva mencengkram dagu Davina, membuat wanita itu meringis kesakitan.
“Deva, sakit,” ringis Davina saat Deva mulai kehausan dan menuntun Davina ke arah tempat tidur.
Brukk!
Davina yang sudah terbaring di atas tempat tidur, membuat Deva tidak sabar dan segera melepas pakaiannya juga. Tanpa pemanasan terlebih dahulu, Deva langsung menancapkan tombaknya sampai ke dalam dengan cepat, membuat Davina menjerit kesakitan, seperti pertama kali Deva melakukan hal itu.
“Deva, sakit. Lepaskan, aku mohon. Aargh!” jerit Davina yang tak dihiraukan oleh Deva.
“Kau terlalu berisik,” ucap Deva yang terus menusuk-nusuk kan tombaknya dengan sangat cepat.
Hampir satu jam Deva menusuk-nusuk, akhirnya ia sudah selesai dengan aksinya. Sedangkan Davina, wanita itu lemas tak berdaya bahkan untuk membuka mata saja ia tak mampu. Melihat hal itu, Deva kembali menyeret Davina ke kamar mandi dan membaringkan wanita itu di dalam bathup sana.
Srrrrr!
“Arrgghh! Panas, panas! Tolong panas!” teriak Davina saat merasakan air panas mengguyur tubuhnya, yang memang sudah penuh dengan luka dan memar, kini malah harus di siram panasnya air mendidih.
Hahaha!
Tawa Deva menggelegar di seluruh sudut ruangan kamar mandi tersebut, saat melihat wanita lemah itu kini menjerit kesakitan.
...----------------...
Terima kasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Ati Husniati
Kenapa ceritanya ttg penyiksaan dan pelecehan mulu..padahal davina termasuk wanita cerdas seorang dokter pula...
2024-06-24
0
Lita Yanis
tour emng apaan siih isi kertas yg d tuliskn Erika utk Davina, yg d temukn s Deva?!, KSH tauu Doong, MSA maen siksa aja, tnpa bertnya dulu kematian adeknyaa
2022-11-05
4
Winsulistyowati
Kasihan Devina Thor..
2022-10-31
1