Setelah menyelamatkan nyawa para sandera, Rose dan yang lain langsung pergi dari tempat itu. beberapa sandera ada yang terluka, mereka begitu terpukau dengan tiga wanita yang telah menolong mereka.
"Mereka seperti pahlawan." ucap seorang pria pekerja Bank.
"Kau benar, mereka luar biasa." jawab pekerja yang lain.
Tak berselang lama terlihat para polisi sudah datang.
"Jangan bergerak!" seru Thomas.
"...," tak ada perlawanan dari tempat itu, terlihat Thomas begitu terkejut saat melihat beberapa pria berpakaian hitam dan membawa senjata sudah di lumpuhkan.
"Jangan bergerak!" seru Thomas yang sudah meminta anak buahnya untuk menangani para perampok.
"Kelihatannya mereka sudah di lumpuhkan." ucap Barreto anak buah Thomas.
"Kau benar, mereka semua sudah tidak berdaya." jawab Thomas.
"Kelihatannya mereka di lumpuhkan oleh para pekerja," ucap Barreto kembali.
"Kau kira mereka sehebat itu apa, hingga mereka mampu melumpuhkan perampok seperti mereka." jawab Thomas.
"Tapi bagaimana bisa para perampok ini sudah tergeletak seperti ini?" tanya Barreto.
"Aku tidak tahu, yang jelas mereka sudah seperti ini. kita harus melakukan sesuatu kepada orang-orang yang terluka." jawab Thomas.
Setelah mengatakan hal itu akhirnya mereka semua pergi, Thomas benar-benar tidak percaya kalau para pekerja yang ada di bank akan membuat para perampok seperti itu. langkah kaki Thomas mendekati salah satu itu pekerja yang ada di tempat itu.
"Bolehkah saya bertanya sesuatu, Nona?" tanya Thomas kepada pekerja wanita.
Pekerja wanita nampak menganggukkan kepalanya, kemudian dia menatap Thomas yang membantunya untuk membersihkan lukanya.
"Siapa orang yang sudah melumpuhkan para perampok ini?" tanya Thomas kepada pekerja wanita.
Pekerja wanita tidak menjawab pertanyaan Thomas, dia terdiam tanpa menjawab satu katapun.
"Aku bertanya lagi kepadamu, Nona. Siapa orang yang sudah menolong kalian?" tanya Thomas yang sedikit kebingungan dengan raut wajah pekerja wanita saat dia ditanya seperti itu.
"...," Tak Ada jawaban dari pekerja wanita, dia hanya menatap Thomas dengan tatapan mata yang begitu kebingungan.
"Para malaikat yang sudah menolong kami pak polisi, mereka sudah memberikan kami kebebasan walaupun beberapa teman kami terluka karena disandera para perampok itu." jawab seorang pria yang sudah berdiri sembari menahan lukanya.
"Siapa mereka?" tanya Thomas.
"Kami tidak tahu." jawab pria tua.
"Mereka pria atau wanita?" tanya Thomas kembali.
"Kami tidak tahu, mereka memakai pakaian serba hitam tanpa menunjukkan wajah sama sekali." jawab pria tua.
"Apakah kau yakin?" tanya Thomas yang sedikit menyelidik.
"Tentu saja kami tahu, Bahkan memakai pakaian serba hitam dan memakai topeng, kami tidak perduli karena dia sudah menolong kami. tidak mungkin kami tidak tahu karena mereka berpakaian seperti itu." jawab pria tua.
Thomas berdiri, kemudian pergi berjalan mengelilingi tempat yang sudah dirampok. tatapan matanya menatap para perampok yang sudah terluka.
"Tidak mungkin Jika mereka hanya satu atau dua orang, kemungkinan besar mereka berjumlah banyak. mereka begitu pandai, beberapa perampok sudah terluka parah dengan tembakan yang tepat sasaran." guman Thomas.
Langkah kaki Thomas kembali berjalan, pria itu menatap dua perampok yang sudah terbunuh karena jarum beracun.
"Tembakan ini tepat pada otak yang sangat berbahaya." ucap Thomas yang menatap dua perampok yang sudah tidak bernyawa.
"Bagaimana, Apakah kau tahu jawabannya?" tanya Barreto.
"Kalau aku tahu aku tidak akan memeriksa satu persatu. kau jangan banyak bertanya Kau membuatku benar-benar pusing." jawab Thomas yang kemudian mendekati pria yang tak lain adalah pimpinan dari perampok.
"Kita tidak akan bisa menanyainya, Lihatlah kondisinya benar-benar sangat parah." ucap Barreto.
"Kau benar, bahkan pria ini sudah di ambang kematian. lukanya tidak terlalu parah, entah apa yang dilakukan oleh orang itu hingga membuat pria ini terluka dalam begitu parah." ucap Thomas yang kemudian memotret bank yang sudah dirampok.
"Para petugas forensik akan datang kemari, kita harus segera pergi karena urusan kita sudah selesai." jawab Barreto.
"Aku pasti akan mendapatkan orang itu, lihat saja." ucap Thomas.
"Apa mungkin kalau orang yang sudah melukai para perampok ini orang yang sama dengan para pembunuh yang kita kejar?" tanya Barreto.
"Aku tidak tahu, jika benar mereka sama maka kita harus mencari titik terang mengenai Siapa mereka, mereka melakukan aksi mereka dengan begitu mulus tanpa cacat sedikitpun." jawab Thomas yang kemudian mengajak Barreto pergi meninggalkan Bank.
Di tempat lain terlihat Rose dan 2 temannya sudah melepas pakaian mereka dan menggantinya.
"Oh ya, kau bilang tadi kalau kita ada sesuatu yang harus kita selesaikan?" tanya Kimberly kepada Rose.
"Kita harus pergi ke salah satu klub malam untuk menemukan seseorang yang mungkin sangat kau sukai itu." jawab Rose.
"Benarkah, apa yang kita cari di sana?" tanya Kimberly.
"Kita sudah mendapatkan bayaran dengan nominal yang sangat besar, kita bertugas untuk mencari salah satu pria yang sudah menganiaya dan memperkosa salah satu Putri pejabat." jawab Rose.
"Kenapa kita harus mencarinya?" tanya Kimberly.
"Nanti akan aku ceritakan, lebih baik kita pergi dari sini dan kembali ke rumah. kita bersiap-siap dan membawa semua barang kesukaan kita." jawab Rose.
"Terserah apa mau kalian, Aku mau makan sesuatu yang dingin dulu untuk mendinginkan otak ku." ucap Rea.
"Tentu saja kau sangat santai, karena kau sudah membalaskan dendam mu kepada pria brengsek itu." sindir Kimberly.
"Masih banyak pria brengsek yang sudah membuat kita seperti ini, Kimberly. kau mendapatkan suami brengsek seperti itu hingga kau menderita selama bertahun-tahun." jawab Rea yang membuat Kimberly tersenyum.
"Ya sudah kalau begitu, lebih baik kita pulang. jangan saling menyindir karena pekerjaan kita masih banyak. Aku mau makan dan menelpon ayah terlebih dahulu, karena dari kemarin dia pergi tanpa memberikan aku kabar sama sekali." ucap Rose yang kemudian mengajak teman-temannya itu untuk segera pergi.
3 motor Ducati sudah melesat meninggalkan sebuah tempat yang tadi mereka gunakan untuk pertemuan. seorang pria nampak berdiri sembari menatap 3 wanita yang sudah memberikan suguhan yang begitu menakjubkan.
"Pantas saja kau disebut malaikat kematian, Ternyata kau benar-benar sangat menakutkan." ucap William yang sudah melihat kepergian Rose dari restoran.
* 2 jam kemudian *
Malam ini Ros dan yang lain harus menyelesaikan misi mereka, misi yang lumayan berbahaya karena tersangka dari penganiayaan dan pemerkosaan dari salah satu Putri pejabat itu adalah putra seorang yang sangat berkuasa.
"Apa rencanamu, Kimberly?" tanya Rose.
"Aku mau bersenang-senang dan memuaskan diriku, boleh kan?" jawab Kimberly.
"Terserah apa maumu." ucap Rose.
Di sebuah klub malam Rose dan yang lain sudah berpenampilan begitu cantik dan sempurna. Rose memakai kacamata hitam sempurna kesayangannya, karena kacamata itu adalah kacamata yang bisa melacak senjata yang dibawa oleh seseorang.
** bersambung **
mohon dukungannya di novel baruku, dan jangan lupa dukung novelku yang lain.
- Black Rose
- Mommy
- Mantan terindah
- Suami keduaku cinta pertamaku
- Dewa perang dan Ratu sihir
- Permaisuri sang kaisar
- ijinkan aku bahagia bersamamu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Erly Hafidz
keren alurnya..cm bbrp typo
2022-09-05
1
Suwartini
kereeennnnn ❤❤
2022-09-04
0
Lely Ismiati
is the best , aq suka banget ceritanya
2022-08-23
0