1 February 2022: Venus Airlangga Samudra

Kegelapan menyelimuti pandangan Venus, bagaikan tertusuk ribuan jarum dan tertikam tombak Venus merasakan sekujur tubuhnya sakit luar biasa. Racun yang masuk ke dalam tubuhnya sudah membuat dia kejang tak dapat melawan.

Sangat tersiksa tubuh Venus kini.

Pikiran sudah berantakan, seperti tak ada masa depan lagi untuknya untuk bertahan.

Apakah ini waktu kematiannya?

Apakah ini saatnya untuk membenci Steve?

Venus menangis dan merintih dalam batin. Tak dapat membayangkan betapa kejamnya lelaki yang di cintai nya dengan sepenuh hati.

Wanita malang nan egois ini telah mencapai titik beku dalam ujung kehidupannya. Dewa kematian akan segera menjemputnya.

Sungguh panjang nan tragis jalan percintaan Venus terhadap Steve.

Tak dapat Venus pungkiri dan barulah dia dapat sadar akan satu hal.

"S-steve... rhk... A-aku memben-ci... Mu... Erkhh.." Ucap Venus untuk terakhir kalinya sebelum nafasnya terputus dan jantungnya berhenti berdetak.

Sikap bodohnya membawakan musibah bagi dirinya sendiri. Namun semua telah terjadi, tak ada yang dapat di lakukan.

"1 February 2022, Venus Airlangga Samudra telah menghembuskan nafas terakhirnya"

***

"Ohok ohokk huh huh." Venus menarik nafas tercengap cengap dari atas ranjangnya. Terbangun dan kembali menutup matanya dari tidurnya yang sebelumnya sangat menyiksa.

Tubuhnya bergetar tak karuan dan batinnya terasa sangat tersiksa hingga membuat dia tak sanggup membuka matanya lagi bahkan hanya untuk sekedar melihat keadaan saja.

Sungguh sangat mengerikan apa yang terjadi padanya itu. Suatu hal yang sangat tak pernah terbayangkan olehnya bahkan sekecil apapun.

Steve,

Steve,

Pelaku atas penyiksaan terhadap dirinya itu.

Venus mengatur nafasnya dan mencoba membuka matanya perlahan.

Steve telah meracuninya dan membunuhnya bukan?

Itu yang terjadi bukan?

Namun mana Steve sekarang? Dia tidak ada...

Apa tadi cuma mimpi?

Kenapa sangat nyata?

Dia bahkan merasakan kesakitan bercampur sesak di dadanya. Sungguh menyakitkan hingga dia tak dapat  bergerak dan berbicara untuk saat ini.

Venus bahkan sangat mengingat bagaimana Steve tersenyum saat Venus merasakan kesakitan itu. Seperti layaknya iblis yang tersenyum puas melihat seseorang jatuh dalam perangkapnya. Sungguh sangat nyata!

Venus mengusap wajahnya dengan tangan yang bergetar dimana mengalir pula peluh yang keluar dengan banyak dari pori pori kulitnya.

"Apa yang terjadi?" Venus menarik nafas sebelum dia kembali memegang lehernya dan pipinya bergantian.

Venus menghirup udara dengan memburu untuk memenuhi paru parunya yang seakan akan kosong tanpa oksigen. Tangannya masih bergetar dan ketakutan.

Ingatannya mengenai Steve sungguh sangat menakutkan. Lelaki itu sangat menyeramkan di detik detik dia kehilangan kesadarannya tadi.

Drettt

Ponsel Venus bergetar dan terdengar suara ringtone telfon di sana.

Venus mengangkat teleponnya, "Ha-Halo?" Ucap Venus dengan bibir yang kaku dan kelu.

"Ven, aku titip absen ya. Soalnya ada acara keluarga." Ucap Dini teman sekampus Venus.

Venus yang masih dengan pikiran bercabang memijati kepalanya, tak fokus dengan kalimat Dini barusan karena rasa ketakutan yang belum hilang.

"Ven? Kau baik baik aja?" Tanya Dini yang tiba tiba jadi kuartir pada Venus karena tak kunjung mendapatkan jawaban dari temannya itu.

Venus membelalakkan matanya mendengar pertanyaan Dini, "Ha iya kenapa?"

"Ven, kau baru bangun tidur ya? Aduh... Sorry sorry bangunin jam segini. Soalnya aku lupa bilang kemarin." Dini jadi merasa bersalah karena membangunkan Venus di pagi buta.

"Iya ngak apa." Ucap Venus sambil mengangguk.

"Hehe sorry ya. Karena seingat aku kau itu insomnia Ven, dan sering bangun jam segini. Jadi aku pikir telpon pagi pagi gini ngak mengganggumu. Ternyata malah ganggu." Dini mengingat kebiasaan temannya itu.

Venus mengangguk, "Iya ngak apa. Santai aja."

"Ya udah aku kasih tau lagi ya, jadi gini aku gak bisa datang ke kampus hari ini karena ada acara keluarga. Titip absen ya say..." Jelas Dini mengulang kalimatnya tadi.

"Hm. Biasanya juga kau kan langsung cabut gitu aja Din. Kenapa malah izin segala samaku."

Dini terkekeh, "Hehe, emang sih. Tapi kan ini beda Ven. Ini sama pak Hartanto. Kau tau lah pak Hartanto, nanti kalau absen sampai lebih dari 2 kali mati aku ngak bisa ikut ujian sama dia." Dini terkekeh mengingat kekesalannya pada pak Hartanto yang menyebalkan itu.

Venus mengangguk kemudian tersadar karena baru ngeloading. "Eh. Wait. Bukannya bapak itu ngak ngajar kita lagi ya? Kan dia ngajar kita tahun lalu. Gimana sih."

"Pff..." Mendengar pernyataan Venus membuat Dini menahan tawanya, "Apaan. Kesambet apa kamu sayang... Baru juga 2 bulan ngampus. Gimana ceritanya kita udah di ajar setahun sama tu bapack nyebelin." Dini terkekeh.

"Hah? 2 bulan? Kita udah setahun ngampus bambang." Venus mengatakan yang sebenarnya. Memang benar dia sudah berkuliah setahun di sana. Bagaimana mungkin Dini bilang mereka baru berkuliah 2 bulan.

"Oke oke, aku harap maklum aja ya Ven. Soalnya ini masih pagi juga dan kau sepertinya masih sangat ngantuk banget. Jadi mending kau lanjutkan tidurmu saja. Intinya ingat baja aku titip absen hari ini ya say."

"Lah? Gimana sih? Aku sadar total Dini... Kita kan kuliah tahun 2021 dan sekarang tahun 2022, gimana sih." Venus masih kesal. Dia sama sekali tak salah.

Dini menggeleng prihatin, "Ckckck. Kayaknya kau beneran harus tidur dulu deh say. Ngantuk bener kayaknya otakmu,"

"Ini masih tahun berapa oneng, tahun 2021. Gini nih kalau pingin cepet cepet tamat." Sambil Dini mengingatkan. "Kalau kau ada di sebelahku udah aku toyor tuh palamu biar ingat." Sambung Dini kesal

Venus semakin bingung.

Dia yang bego apa gimana sih?

Venus tak mungkin lupa jika dia sudah berkuliah selama satu tahun. Walaupun memang dia sering nitip absen juga sama seperti sohibnya ini, tapi setidaknya dia tau dia sudah berapa lama berkuliah.

"Udah deh Ven, kau tidur aja dulu. Kayaknya kebanyakan bergadang kau jadi sakit deh. Tenangi pikiran deh dulu. Dan kalau pun kau ngak bisa ke kampus juga aku bakalan minta titipin absen sama orang lain aja."

Venus menyerngitkan dahinya. Apaan lagi sih ini.

"Oke ya say. I want to sleeping lagi. Ngantuk. Byee. Lop yu."

Tut Tut Tut...

Telpon di matikan secara sepihak.

Membuat Venus semakin bertambah bingung dengan apa yang terjadi. "Ini apaan sih?!"

Venus bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan ke arah pintu kamar. Membuka pintu perlahan dan melihat sekitar.

Sungguh ini rumah orang tuanya.

"Apa yang.."

"Venus?" Panggil seseorang membuat Venus menoleh ke arah sumber suara dan menghentikan kalimatnya.

"Mama?" Venus keheranan.

"Ma. Apa yang terjadi? Kenapa Venus ada di rumah kalian? Seharusnya kan Venus tinggal bersama Steve?"

Mama Venus melihat putrinya bingung kemudian tertawa, "Apa yang kamu katakan sayang... Kamu udah ngak sabar banget ya sama pernikahan kamu dan Steve?" Rita mengelus rambut putri tunggal kesayangannya ini.

"Huh? Gimana ma?" Venus sungguh bingung apa yang terjadi.

"Tenang aja sayang. Pernikahan kamu  juga sedang di atur. Mama usahain secepatnya kalian akan menikah."

Deg!

Venus menggeleng tak percaya sambil menutup mulutnya.

Pikiran Venus kembali berputar, dan kakinya mulai lunglai.

Jangan bilang yang terjadi sebelum dia bangun dari tidur adalah kenyataan. Jangan bilang kalau Steve sungguh membunuhnya karena tak kuasa menahan amarahnya yang terpendam. Dan jangan bilang dia akan mengalami hal yang sama setelah ini seperti Dejavu!

"TIDAKK!!" Venus menjerit histeris.

Dia tak dapat membayangkan apa yang terjadi padanya kemudian.

Steve. Dia.. sungguh menakutkan!

Rita terkejut dan panik melihat putrinya yang histeris. Seketika Rita langsung memeluk Venus, "Kamu kenapa sayang? Katakan pada Mama apa yang terjadi?"

Venus menggeleng sambil menangis. "Venus takut ma... Venus takut..."

Rita mengelus punggung anaknya menenangkan Venus sebisanya. Padahal tadi malam Venus masih tertawa dan tampak gembira, kenapa sekarang malah seperti ketakutan?

Rita beranggapan Venus pastilah bermimpi buruk. "Venus, ayo kembali ke tempat tidur. Mama akan menemanimu sayang."

Venus mengangguk walaupun dia merasa sangat ketakutan.

Apa yang akan terjadi padanya setelah ini?

Terpopuler

Comments

Imamah Nur

Imamah Nur

Lah, emang kematiannya cuma mimpi?

2022-07-21

1

Imamah Nur

Imamah Nur

Nah aku pun bingung 🤔

2022-07-21

1

Imamah Nur

Imamah Nur

Tapi sudah terlambat 🤦

2022-07-21

0

lihat semua
Episodes
1 Kematian Venus
2 1 February 2022: Venus Airlangga Samudra
3 Jatuh Sakit
4 Tak Banyak Bicara
5 Pertemanan
6 Hal Yang Mulai Tak Masuk Akal
7 Egois Bagaikan Api
8 Pagi Yang Buruk
9 Akan Berubah!
10 Pembuktian
11 Lagu seram
12 Musuh Pertama
13 Mama?!
14 Deal?
15 Venus is mine
16 Steve x Victor
17 Hanya sebatas Kakak
18 Baperan
19 Menjadi seorang keras kepala
20 Musuh Terbesar Adalah Diri Sendiri
21 Ungkapan Steve
22 Prewedding
23 Balas Dendam
24 Menenangkan Diri
25 Pernikahan
26 Membuatnya Selalu Kecewa
27 Bukan Kebahagiaan
28 bab 28
29 Tak Berdaya
30 Keheningan Cinta
31 Love Make You Feel So Bad
32 Kebenaran Yang Tersembunyi
33 Gelap Mata
34 Rasa Yang Berbeda
35 Sama Sama Berubah
36 Harmonis
37 Play With Psyco
38 Tidak Akan Melepaskan Mu
39 Make A Love
40 Membuat Emosi
41 Part Of My Life
42 Orang Asing
43 Karunia
44 Jalur Belakang
45 Is It True?
46 Ketahuan
47 Gunakan Taktik
48 I Come Back Venus
49 Angkasa
50 Save Your Life
51 Info!
52 Kabar segar
53 Rekan Kerja
54 Mulai Berani Beraksi
55 Berobat
56 Ganggu Rumah Orang
57 Emosi yang memuncak
58 Kata hati
59 Kesepakatan
60 Susahmu adalah Kebahagiaanku
61 Terkalahkan
62 Games
63 Pikiran bercabang
64 Ulang Tahun
65 O ow..
66 Bibirnya Seperti Pisau
67 Wanita baru
68 Hampir Saja
69 Bukan Sembarang Victor
70 Hanya sebulan
71 Rindu
72 Mimpi
73 Berangkat
74 Bukan Miliknya
75 Mengulang Dari Awal
76 Berhasil Membujuknya
77 Done
78 Hal yang tak terduga
79 Breng*sek
80 Are you okay?
81 Aku ada
82 Terlambat
83 Pertolongan
84 Perkelahian
85 Dream
86 Dilema
87 Apa yang terjadi padamu?
88 Mencintaimu sangat menyakitkan
89 Marry You
90 Sayang
91 Dia Lagi
92 Pacaran?
93 Perundingan Hantu
94 Rian
95 Cinta
96 Bersama Langit
97 Hai readers
98 Tuan Impoten Tampan
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Kematian Venus
2
1 February 2022: Venus Airlangga Samudra
3
Jatuh Sakit
4
Tak Banyak Bicara
5
Pertemanan
6
Hal Yang Mulai Tak Masuk Akal
7
Egois Bagaikan Api
8
Pagi Yang Buruk
9
Akan Berubah!
10
Pembuktian
11
Lagu seram
12
Musuh Pertama
13
Mama?!
14
Deal?
15
Venus is mine
16
Steve x Victor
17
Hanya sebatas Kakak
18
Baperan
19
Menjadi seorang keras kepala
20
Musuh Terbesar Adalah Diri Sendiri
21
Ungkapan Steve
22
Prewedding
23
Balas Dendam
24
Menenangkan Diri
25
Pernikahan
26
Membuatnya Selalu Kecewa
27
Bukan Kebahagiaan
28
bab 28
29
Tak Berdaya
30
Keheningan Cinta
31
Love Make You Feel So Bad
32
Kebenaran Yang Tersembunyi
33
Gelap Mata
34
Rasa Yang Berbeda
35
Sama Sama Berubah
36
Harmonis
37
Play With Psyco
38
Tidak Akan Melepaskan Mu
39
Make A Love
40
Membuat Emosi
41
Part Of My Life
42
Orang Asing
43
Karunia
44
Jalur Belakang
45
Is It True?
46
Ketahuan
47
Gunakan Taktik
48
I Come Back Venus
49
Angkasa
50
Save Your Life
51
Info!
52
Kabar segar
53
Rekan Kerja
54
Mulai Berani Beraksi
55
Berobat
56
Ganggu Rumah Orang
57
Emosi yang memuncak
58
Kata hati
59
Kesepakatan
60
Susahmu adalah Kebahagiaanku
61
Terkalahkan
62
Games
63
Pikiran bercabang
64
Ulang Tahun
65
O ow..
66
Bibirnya Seperti Pisau
67
Wanita baru
68
Hampir Saja
69
Bukan Sembarang Victor
70
Hanya sebulan
71
Rindu
72
Mimpi
73
Berangkat
74
Bukan Miliknya
75
Mengulang Dari Awal
76
Berhasil Membujuknya
77
Done
78
Hal yang tak terduga
79
Breng*sek
80
Are you okay?
81
Aku ada
82
Terlambat
83
Pertolongan
84
Perkelahian
85
Dream
86
Dilema
87
Apa yang terjadi padamu?
88
Mencintaimu sangat menyakitkan
89
Marry You
90
Sayang
91
Dia Lagi
92
Pacaran?
93
Perundingan Hantu
94
Rian
95
Cinta
96
Bersama Langit
97
Hai readers
98
Tuan Impoten Tampan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!