Rain: The King Underground Book 1. Undercover

Rain: The King Underground Book 1. Undercover

Rain: The King Underground | Bab 01. Anak Sindrom Savant

...Bab 01. Anak Sindrom Savant...

Gangguan mental Sindrom Savant atau kerap kali disebut Idiot, terbelakang atau Autis.

Sindrom Savant sendiri terjadi ketika seseorang dengan kecerdasan dibawah normal, menampilkan bakat khusus atau kemampuan istimewa di bidang tertentu.

Dan, salah satu orang penderita gangguan mental Sindrom Savant berada di Kota Kuta, Bali, Indonesia. Dia bernama Rain Purnama.

Rain mengalami gangguan Sindrom Savant sejak dirinya dilahirkan meski dia terlahir autis namun ibunya, Davika Purnamasari sayang menyayangi nya meski dia sudah ditinggal oleh suaminya karena sebuah kecelakaan pada saat Rain lahir.

Waktu pun berlalu begitu cepat dengan kasih sayang dari Davika. Rain tubuh dewasa dan saat ini dia sudah berumur 10 tahun. Meski, Rain tidak bisa bicara namun, dia sangat pengerti cinta kasih ibunya tersebut.

"Rain, bangun!" seru Davika seraya mendorong pelan Rain yang tengah tertidur lelap diatas kasur nya.

Mendengar seruan ibunya itu, Rain pun bangun.

"Selamat pagi, sayang!" ucap Davika seraya mencium kening dan mengelus-elus kepala Rain.

Rain hanya tersenyum senang dan mengangguk kepalanya.

"Ayo, sekarang mandi! Dan, masuk sekolah!" seru Davika yang meraih tangan Rain.

Lalu, Rain memandikan, mengenakan seragam serta mempersiapkan buku pelajaran dan bekal. Sesudah itu semua, Davika mengantarkan Rain ke sekolah dan begitulah keseharian dari Davika.

Sebenarnya mendiang ibunya Davika menyarankan Rain untuk bersekolah di sekolah khusus namun, Davika menolaknya. Dia berpendapat bahwa Sindrom Savant bukanlah penyakit dan Rain sama seperti anak pada umumnya.

Lalu, Ibu nya Davika tidak menentang nya lagi hingga beliau menutup matanya saat Rain berumur 5 tahun.

Setibanya di sekolah Rain, Davika mengantarkan Rain sampai didepan kelasnya.

"Rain, kamu tahu hari ini ada apa?" tanya Davika yang menyamakan ketinggian dengan berlutut satu kaki dan tersenyum dihadapan Rain.

Rain menjawab hanya dengan anggukan kepala.

"Ohh, benar sekali. Hari ini adalah ulang tahun mu yang ke 11 tahun. Jadi, ibu akan berusaha untuk pulang cepat dan merayakan ulang tahunmu. Yeeeee!"

Melihat sikap Ibunya yang begitu bersemangat membuat Rain tersebut.

"Baiklah, sekarang kamu masuk kelas dan belajar dengan giat!" ucap Davika seraya mengelus-elus kepalanya.

Sesudah itu, sosok wanita dewasa yang merupakan wali kelas Rain menghampiri nya dan mengajaknya untuk masuk kelas.

Davika dan wali kelas saling bertukar senyum dan mengangguk kepalanya. Lalu, wali kelas membawa Rain masuk kelas.

Davika pun mengembalikan posisi badan nya dan melihat langkah putra nya itu dari belakang.

Saat melangkah, Rain sempat menoleh kebelakang. Davika yang menyadari itu, dia pun melambaikan tangannya dan Rain masuk kelas.

Sesudah melihat Rain masuk ke kelas, Davika membalikan badannya dan melangkah keluar sekolah namun, ditengah langkah nya smartphone Davika bergetar. Dia pun sontak mengambil smartphone nya dan itu sebuah panggilan masuk. Tanpa ragu lagi, Davika mengangkat nya.

"Davika," ucap Davika dengan nada serius.

Davika pun mendengar telepon itu, "Baik, saya akan kesana," jawab Davika yang menjawab percakapan di telepon.

Sesudah itu, Davika menutup telepon nya dan melangkah lebih cepat dibandingkan sebelumnya lantaran ada pekerjaan yang harus segera dia lakukan.

Selama dikelas, Rain tidak menyimak penjelasan dari gurunya. Dia hanya sibuk mengambar dan menghitung. Lalu, wali kelas yang melihat itu menghampiri dan menegurnya.

"Rain, kamu sedang apa? Kenapa kamu tidak memperhatikan?" tanya walikelas seraya melihat yang dilakukan oleh Rain.

Walikelas pun terkejut melihat gambar yang dibuat Rain begitu bagus dan detail. Selain itu, Walikelas melihat hitungan asal dari Rain namus, itu rumusan matematika tingkat sekolah menengah atas.

"Luar biasa! padahal hanya anak berusia 10 tahun dan kelainan," batin walikelas yang mengagumi hasil karya Rain.

Melihat itu, Walikelas pun membiarkan nya dan melanjutkan mengajar.

Sepulang sekolah, Davika pun menjemput dan menunggu di dekat kelas Rain.

"Heiii! pria hebatku!" ucap Davika menghampiri dan memeluk Rain.

Rain hanya tersenyum seraya memainkan tangan nya sendiri.

Ditengah itu, Walikelas Rain menghampiri Davika.

"Ibu Rain, ada sesuatu yang harus saya bicarakan. Bisa ibu Rain meluangkan waktu sejenak?!" pinta walikelas.

Davika pun melepaskan pelukannya dan mengembalikan posisi badan nya. "Bisa. Dimana kita akan berbincang?"

"Silahkan ikut saya ke kantor!" seru walikelas.

"Baik," jawab Davika.

Sesudah itu, Davika bersama Rain dan walikelas nya pergi bersama ke ruang khusus yang ada di kantor guru. Lalu, mereka pun berbincang secara pribadi.

"Sekali lagi. Saya meminta maaf. Begini Bu, anak ibu tidak cocok sekolah di sini dan memiliki bakat lain," ucap Walikelas yang membuka pembicaraan.

Mendengar itu, Davika mengerutkan dahinya. "Apa maksud Ibu? Apakah karena anak saya menderita Sindrom Savan?!" jawab Davika yang tersinggung dengan perkataan walikelas.

Saat mendengar nada suara Davika yang mulai tinggi, Walikelas memberikan dua buah kertas. Satu berisikan gambar dan satunya lagi sebuah rumus milik Rain.

"Bu Rain, gambar dan rumus ini di tulis oleh Rain sendiri," ucap Walikelas yang seraya menunjukan kedua kertas tersebut.

Lalu, Davika pun mengambil kedua kertas itu dan melihat nya yang mana kedua kertas itu membuat Davika tersenyum bangga. Setelah itu, dia merangkul Rain dan menatap bangga.

"Saya tahu bahkan Rain bukanlah anak yang sembarangan."

Rain tidak menanggapi nya dan masih asik dengan permainan tangan nya.

"Meski begitu, saya rasa Rain harus dibawa ke sekolah khusus mengambar atau matematika karena Rain sama sekali tidak cocok disini karena Rain sama sekali tidak bisa bersosialisasi dan mengikuti pelajaran," ucap Walikelas.

Mendengar itu, Davika pun menghela nafas panjang. "Baiklah, saya akan pertimbangkan."

Sesudah percakapan itu, Davika dan Rain melangkah keluar sekolah dan menaiki kendaraan nya.

Sebelum menyalakan mesin, Davika memberikan sebuah mainan rubik 10×10, "Rain, ibu membelikan mainan baru untukmu!"

Rain pun tersenyum senang dan sontak mengambil rubik itu dan memainkan nya. Melihat Rain yang begitu gembira, Davika turut gembira dan tersenyum.

Setelah itu, Davika menyalakan mobil dan melajukan mobilnya kembali pulang. Ditengah perjalanan, Davika terus menelepon dengan earphone bluetooth yang digunakan nya.

"Iya, aku mengerti. Bawakan berkas nya kepada ku dan bertemu di tempat biasa!" ucap Davika di earphone nya. Setelah mengatakan itu, Davika pun mematikan panggilan masuknya dan melihat sebentar kearah Rain seraya memegang pipinya. "Rain, sebelum pulang. Ayo kita rayakan ulang tahunmu!"

Rain tidak merespon nya, dia hanya sibuk dengan mainan rubik yang diberikan oleh ibunya tersebut.

Beberapa saat kemudian, Davika berhenti di pelabuhan. Lalu, dia pun mengambil sebuah berkas dari lemari mobil.

"Rain, kamu tunggu sini! Ibu, ada urusan sebentar!" ucap Davika yang diakhiri dengan mencium kening Rain.

Rain tidak merespon dan masih sibuk dengan mainan nya. Lalu, Davika pun turun.

Sesaat kemudian, Rain melihat kearah ibunya yang mana dia sedang bertemu dengan seorang pria dewasa berwajah oriental dengan mengenakan jas hitam.

Pria itu pun menyadari tatapan Rain dan dia melambaikan tangannya kearah Rain yang membuat Rain sontak memalingkan wajahnya ke bawah.

Davika juga melihat arah pandang pria itu yang ternyata melihat putranya. Hal itu membuatnya tersenyum.

Tidak selang lama pria itu kembali melihat Davika, "Putramu sudah besar!" ucap pria.

"Iya. Tidak terasa," jawab Davika disertai dengan senyuman. Lalu, Davika mengalihkan pembicaraan. " Ketua Kim, ini daftar nya. Aku harap kamu bisa mengunakan sebaik-baiknya dan bongkar Organisasi Golden Cross!"

"Iya, serahkan kepada ku! Dan, nikmati waktu liburanmu!" seru pria yang ditemui Davika.

"Iya, terimakasih. Pak," jawab Davika dengan senyuman lebar.

Setelah perbincangan itu, Davika pun kembali ke mobil dan melanjutkan perjalanan ke sebuah restoran untuk merayakan ulang tahun Rain.

Akan tetapi, saat perjalanan menuju restoran tiba-tiba datang truk besar yang menabraknya tepat pada posisi Davika duduk dan menyetir.

Mobil tua dan kecil Davika pun terpental jauh dan berguling-guling. Davika lebih memilih melepaskan sabuk pengaman dan memeluk Rain dengan erat meski tubuhnya patah-patah dan darah bercucuran, Davika tidak mempedulikan nya sampai mobil berhenti berguling dengan posisi mobil terbalik.

Sedangkan, truk besar berhenti dan seseorang turun dengan pakaian serba hitam disertai masker dan topi hitam. Dia berjalan kearah mobil.

Secara kebetulan, daerah yang dilewati oleh Davika merupakan daerah sepi hingga tidak ada orang yang mengetahui kecelakaan tersebut.

Disisi lain, Rain yang sedang dipeluk oleh ibunya. Dia memaksakan diri untuk melepaskan pelukan yang mana Davika sudah tidak sadarkan diri dan berlumuran darah.

Melihat keadaan ibunya seperti itu membuat Rain menangis dan memaksa nya untuk berbicara dan memanggil nya.

"Ed.... Buuuuu... uuuuuuj!" seru pelan Rain yang memaksa diri untuk berbicara seraya mendorong pelan ibu nya. Akan tetapi, Ibu nya tidak kunjung sadar.

Lalu, sosok pria hitam sudah tiba di dekat Rain beserta ibunya dan dia pengambil pistol kedap suara dan menodongkan nya kearah Rain dan ibunya.

Rain yang menyadari itu, dia sontak menghadap kearah pria hitam itu lalu, dengan wajah yang sudah dibasahi oleh air mata. Dia mengunakan kedua tangan nya untuk menutupi ujung pistol.

Melihat keberanian dari Rain, pria itu menurunkan pistolnya yang mana juga terdengar adanya kendaraan yang akan melewati nya.

Mendengar itu, pria itu sontak menyimpan kembali pistolnya dan kembali kedalam truk. Lalu, truk beserta pria itu pun pergi.

Rain pun kembali memeluk ibunya seraya menangis di dadanya yang sudah berlumuran darah.

Dan, tidak lama kemudian ada kendaraan pribadi yang datang dan membantu Davika juga Rain.

...# Rain #...

Hei, Guys. Terimakasih yang sudah sempat membaca novel ku ini dan Jangan lupa untuk menekan like, komen nya!

See You ...

Terpopuler

Comments

Shinta Permata Sari

Shinta Permata Sari

anak sy autis hiperaktif, untuk mata pelajaran hapalan IQ nya dibawah rata2 tp kalau mata pelajaran Mtk n komputer, IQ nya diatas org normal.
sekolah di sekolah umum dan guru2nya berikan perhatian yg lebih buat anak saya

2023-02-20

0

~The Libies ~

~The Libies ~

Njer ternyata ada novel System Nano yang baru di NT selain gw wkwkw

2022-03-30

1

Orpmy

Orpmy

Jenius ini mah.

2022-03-26

1

lihat semua
Episodes
1 Rain: The King Underground | Bab 01. Anak Sindrom Savant
2 Rain: The King Underground | Bab 02. Paman Kyle
3 Rain: The King Underground | Bab 03. Pelajaran dimulai
4 Rain: The King Underground | Bab 04. Nanite Project
5 Rain: The King Underground | Bab 05. Impian Davika
6 Rain: The King Underground | Bab 06. Buku Panduan Nanites
7 Rain: The King Underground | Bab 07. Kembali ke Kelas
8 Rain: The King Underground | Bab 08. Misi di Seoul
9 Rain: The King Underground | Bab 09. Pengkhianatan Minami
10 Rain: The King Underground | Bab 10. Ujian Seleksi Rain
11 Rain: The King Underground | Bab 11. Kelulusan
12 Rain: The King Underground | Bab 12. Misi ke Indonesia
13 Rain: The King Underground | Bab 13. Misi khusus
14 Rain: The King Underground | Bab 14. Back to School
15 Rain: The King Underground | Bab 15. Irina
16 Rain: The King Underground | Bab 16. Bully
17 Rain: The King Underground | Bab 17. Ketua OSIS Andre
18 Rain: The King Underground | Bab 18. Permintaan Ketua Osis
19 Rain: The King Underground | Bab 19. Perdebatan Irina
20 Rain: The King Underground | Bab 20. School Party
21 Rain: The King Underground | Bab 21. After School party
22 Rain: The King Underground | Bab 22. Bertemu Irina
23 Rain: The King Underground | Bab 23. Bisnis sekolah nakal
24 Rain: The King Underground | Bab 24. Negosiasi
25 Rain: The King Underground | Bab 25. Bad Live streaming Andre Part 1
26 Rain: The King Underground | Bab 26. Bad Live Streaming Andre Part 2
27 Rain: The King Underground | Bab 27. Kasus Penjualan DNA bagian 1
28 Rain: The King Underground | Bab 28. Kasus Penjualan DNA bagian 2
29 Rain: The King Underground | Bab 29. Kasus Penjualan DNA bagian 3
30 Rain: The King Underground | Bab 30. Tempat aman [Kasus Penjualan DNA bagian 4]
31 Rain: The King Underground | Bab 31. Penggerebekan [ KP DNA Bagian 5 ]
32 Rain: The King Underground | Bab 32. Kembali pulang [Kasus PDNA bagian 6 ]
33 Rain: The King Underground | Bab 33. Eliminasi Kutosewu
34 Rain: The King Underground | Bab 34. Dirumah Sakit [ case Pejualan DNA berakhir]
35 Rain: The King Underground | Bab 35. Janji
36 Rain: The King Underground | Bab 36. Perpisahan
37 Rain: The King Underground | Bab 37. Setahun kemudian
38 Rain: The King Underground | Bab 38. Ujian Sekolah Kepolisian.
39 Rain: The King Underground | Bab 39. Pekerjaan Eternal.
40 Rain: King Underground Bab 40. Hasil Pekerjaan
41 Bab 41. Pengkhianatan
42 Bab 42. Mengungkapkan kebenaran
Episodes

Updated 42 Episodes

1
Rain: The King Underground | Bab 01. Anak Sindrom Savant
2
Rain: The King Underground | Bab 02. Paman Kyle
3
Rain: The King Underground | Bab 03. Pelajaran dimulai
4
Rain: The King Underground | Bab 04. Nanite Project
5
Rain: The King Underground | Bab 05. Impian Davika
6
Rain: The King Underground | Bab 06. Buku Panduan Nanites
7
Rain: The King Underground | Bab 07. Kembali ke Kelas
8
Rain: The King Underground | Bab 08. Misi di Seoul
9
Rain: The King Underground | Bab 09. Pengkhianatan Minami
10
Rain: The King Underground | Bab 10. Ujian Seleksi Rain
11
Rain: The King Underground | Bab 11. Kelulusan
12
Rain: The King Underground | Bab 12. Misi ke Indonesia
13
Rain: The King Underground | Bab 13. Misi khusus
14
Rain: The King Underground | Bab 14. Back to School
15
Rain: The King Underground | Bab 15. Irina
16
Rain: The King Underground | Bab 16. Bully
17
Rain: The King Underground | Bab 17. Ketua OSIS Andre
18
Rain: The King Underground | Bab 18. Permintaan Ketua Osis
19
Rain: The King Underground | Bab 19. Perdebatan Irina
20
Rain: The King Underground | Bab 20. School Party
21
Rain: The King Underground | Bab 21. After School party
22
Rain: The King Underground | Bab 22. Bertemu Irina
23
Rain: The King Underground | Bab 23. Bisnis sekolah nakal
24
Rain: The King Underground | Bab 24. Negosiasi
25
Rain: The King Underground | Bab 25. Bad Live streaming Andre Part 1
26
Rain: The King Underground | Bab 26. Bad Live Streaming Andre Part 2
27
Rain: The King Underground | Bab 27. Kasus Penjualan DNA bagian 1
28
Rain: The King Underground | Bab 28. Kasus Penjualan DNA bagian 2
29
Rain: The King Underground | Bab 29. Kasus Penjualan DNA bagian 3
30
Rain: The King Underground | Bab 30. Tempat aman [Kasus Penjualan DNA bagian 4]
31
Rain: The King Underground | Bab 31. Penggerebekan [ KP DNA Bagian 5 ]
32
Rain: The King Underground | Bab 32. Kembali pulang [Kasus PDNA bagian 6 ]
33
Rain: The King Underground | Bab 33. Eliminasi Kutosewu
34
Rain: The King Underground | Bab 34. Dirumah Sakit [ case Pejualan DNA berakhir]
35
Rain: The King Underground | Bab 35. Janji
36
Rain: The King Underground | Bab 36. Perpisahan
37
Rain: The King Underground | Bab 37. Setahun kemudian
38
Rain: The King Underground | Bab 38. Ujian Sekolah Kepolisian.
39
Rain: The King Underground | Bab 39. Pekerjaan Eternal.
40
Rain: King Underground Bab 40. Hasil Pekerjaan
41
Bab 41. Pengkhianatan
42
Bab 42. Mengungkapkan kebenaran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!