Arya Geni yang sedang berfikir begitu terkejut melihat serangan cepat yang mengarah ke arah jantung membuat dirinya panik tiba-tiba teringat bayangan gadis muda sedang berlatih di taman melintas dalam benaknya. Tanpa ia sadari dia melakukan gerakan yang pernah dimainkan gadis itu.
Pedang pendekar misterius hampir menusuk perutnya namun apa yang terjadi.
"Trang"
Suara dentingan senjata beradu disusul suara jeritan. Pendekar misterius itu merenggang nyawa dengan sebuah pedang menusuk perut hingga tembus ke punggung.
Para pendekar misterius terkejut melongo masih tidak percaya dengan apa yang terjadi.
Bukan hanya para pendekar misterius tapi Arya Geni sendiri tidak menyangka dengan kejadian yang dialaminya.
"Bunuh bocah itu" seru salah satu pendekar misterius setelah merasa pemuda itu berbahaya.
Arya Geni segera mencabut pedang karena panik ia tanpa sengaja menendang mayat itu.
Para pendekar misterius bagaikan ombak yang siap menghantam batu karang.
Arya Geni kepercayaan diri nya mulai bangkit dia kembali menggunakan Jurus Tarian Rajawali Tingkat V yang pernah diperagakan Dewi Nawang Wulan waktu itu.
Arya Geni terlihat mampu memainkan jurus itu walaupun kuda-kuda dan pegangan pedang belum benar masih bisa dimaklumi karena seorang pemuda yang buta akan ilmu kanuragan. Namun tetap saja membuat para pendekar misterius itu belum bisa menembus pertahanan.
"Gunakan formasi pemuda itu tidak memiliki ilmu beladiri" ujar salah satu pendekar misterius yang menyadari pemuda yang sedang dilawannya itu tidak memiliki ilmu kanuragan karena bisa dilihat dari gerakan yang belum benar.
Dalam sekejap mata para pendekar misterius itu berkelebat berloncatan berpindah-pindah saling tukar tempat membuat Arya Geni tidak berkosentrasi. Memang tujuan para pendekar misterius melakukan formasi untuk bisa memecahkan konsentrasi lawan.
"Bukk"
Sebuah tendangan membuat pemuda itu terpental membentur sebuah bangunan.
Arya merasakan seluruh tubuhnya sakit luar biasa. Dia merasakan sesuatu yang dingin menempel di lehernya ia memberanikan diri membuka matanya.
Dan benar saja sebilah mata pedang sudah menempel di lehernya.
"Mati Kau," ucap pendekar itu mengangkat pedangnya siap membabat leher.
Arya hanya memejamkan mata karena pedang itu tidak mungkin bisa dihindari lagi.
"Trang"
Pendekar misterius mundur beberapa langkah setelah mendapat serangan tiba-tiba.
Sesosok wanita muda telah berdiri dengan pedang terhunus menatap dingin.
Para pendekar misterius terkejut karena tidak ada yang melihat wanita itu sebelumnya.
"Kenapa kalian bengong, cepat serang gadis muda itu" teriak salah satu pendekar misterius.
*****
Ki Aswatama tersenyum sambil menatap Mahendra yang sudah terbaring tak bernyawa.
"Ternyata dia cukup kuat" ujarnya sambil mengatur nafas karena hampir separuh tenaganya terkuras akibat pertarungannya dengan Mahendra.
"Aku tidak menyangka kalau dia adalah musuh dalam selimut," ucap Sumitra menggeleng pelan.
"Bukan hanya dia tapi masih banyak yang lain," balas Ki Aswatama sambil melangkah pergi.
"Ternyata dunia persilatan sudah tidak aman lagi," gumam Sumitra menggelengkan kepalanya.
****
Dewi Nawang Wulan keadaan nya cukup buruk hasil kerja keras selama ini ternyata tidak berguna sama sekali dalam pertarungan sesungguhnya.
Dalam pertarungan bukan hanya bakat dan kemampuan saja akan tetapi pengalaman bertarung sangat diperlukan agar bisa mengontrol jalannya pertarungan.
Nampak terlihat gadis muda itu beberapa kali terpojok bahkan sudah mendapatkan beberapa luka sayatan sehingga noda merah tampak terlihat dari pakai yang dikenakannya sehingga sudah banyak kehilangan darah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments