"Boleh bergabung?" tegur wanita muda kepada seorang pemuda yang tengah duduk memandangi indahnya bulan purnama di langit malam.
Mendengar ada yang menyapanya pemuda tersebut menoleh dan menemukan seorang wanita muda berdiri tidak jauh sambil menatapnya.
Namun sebelum Arya Geni menjawab wanita muda itu sudah terlebih dahulu menghampiri kemudian duduk disampingnya yang membuat jantung pemuda itu berdetak kencang.
Untuk beberapa saat tidak ada suara keluar dari mulut keduanya sampai pada akhirnya terdengar lirih Dewi Nawang Wulan.
"Langit senang saat datangnya awan
bintang tersenyum saat adanya rembulan
mentari hadir melengkapi kecerahan
komet pun jatuh merasa kegembiraan
dan putaran bumipun seakan tentram
Bulan purnama yang berselimut bintang
terang benerang bersinar terang
awan hitam seakan hilang
di pancarkan bulan yang begitu benerang
dan dihapuslah kegelapan
Warna warni menghiasi bumi
bulan purnama telah kembali
memancarkan keindahan hati
dan memberi cahaya abadi
cahaya yang indah seindah cahaya pelangi
Saat rembulan tersenyum
bintang pun ikut gembira
dan awan seakan bahagia
bahagia memberi canda dan tawa
Ingin rasanya melihat bulan seperti ini
senyum manis berseri-seri
cahaya cerah menyinari hati
memberi keindahan hari
dan melengkapi semangat bumi"
Arya Geni terpukau tatkala mendengar syair gadis muda disampingnya itu. Dia tidak menyangka gadis yang selalu terselip sebilah pedang dipunggung nya ternyata pandai bersyair juga suaranya keluar syahdu masuk menusuk jiwa membuat hatinya terasa damai dan tentram.
"Ternyata Nyai pandai bersyair," ucap Arya Geni merasa kagum.
Dewi Nawang Wulan menjadi salah tingkah sehingga menundukkan wajahnya yang mulai memerah, "Kakang pandai memuji,"katanya tersenyum simpul,"Oh ya kenapa kakang tidak bergabung sama yang lain?"
"Itu karena aku lebih suka udara diluar sin, Nyai" ucapnya."Nyai sendiri kenapa tidak ikut bergabung?"
"Seperti yang Kakang katakan bahwa udara diluar membawa ketenangan" Jawabnya memejamkan mata menarik nafas panjang.
Apa yang dilakukan gadis itu terlihat jelas dimata Arya Geni. Wajahnya yang cantik putih mulus tanpa noda terlihat bercahaya karena terkena sinar bulan membuat perasaan dihatinya semakin menjadi-jadi terpanah oleh busur panah asmara.
"Terlalu manis pesona mu
Terlalu anggun wajah mu
Rupawan dipandang sesuai keinginan
Ku ucapkan salam perkenalan
Manis bibir merah mu
Semakin indah daya pikat
Aroma pandangan atas kehadiran
Meninggalkan seberkas keheningan
Cara mu melihat sejuta rasa
Keindahan paras mu membuat tak berdaya
Imut cantik mengemaskan
Makna dalam rasa
Perkenalan ini mengusik kalbu
Tersembunyi dibalik langit biru
Indahnya dirimu
Aku terjebak dalam perkenalan ini
Adakah engkau nyata
Menghampiri hati yang kosong
Bisakah kita saling berdekatan
Sedekat dekatnya
Tapi kau membuat aku tak berdaya"
Arya Geni terhanyut dalam perasaan yang terus menggebu-gebu menggelora mengisi jiwanya. Hati dan perasaan jiwanya tidak bisa lagi dibohongi bahwa dia sedang terhanyut dalam lautan perasaan cinta.
"Kakang" Sebuah suara membangunkannya dari lamunannya.
"Ehhh, maaf," ucapnya sambil mengalihkan pandangannya ke atas.
Dewi Nawang Wulan tersenyum simpul melihat ekspresi wajah pemuda itu. Semenjak pertemuan yang pertama sebenarnya ada sesuatu dalam diri pemuda itu yang membuat ia tertarik.
"Apa aku terlihat cantik" ucap Dewi Nawang Wulan sambil mendekatkan wajah cantiknya.
Baru saja ia bisa menguasai dirinya karena terbawa perasaan kini wajah itu sekitar beberapa senti didepan wajahnya.
"Aaaaa ... tentu," ucapnya gugup, "Mungkin terlalu cantik untuk seorang manusia kau nampak bidadari dari khayangan" gumamnya dalam hati sambil mengalihkan pandangannya.
Gadis muda itu menempelkan jari telunjuk ke dagu terlihat sedang memikirkan sesuatu tak lama berselang lama tampak tersenyum sendiri. Kemudian berkata pelan,"Apa kakang mencintai aku?" ucapnya.
Seluruh jantungnya terasa copot mendengar pernyataan yang tidak pernah terduga sebelumnya itu. Dia sendiri tidak mengetahui perasaan apa yang sedang merasukinya itu apa bisa disebut cinta atau hanya sebatas mengagumi saja.
Dia hanya tersenyum kemudian menganggukkan kepalanya.
Apa yang terjadi selanjutnya membuat pemuda itu kembali bergejolak dengan gelombang lautan asmara dalam jiwanya ketika tiba-tiba gadis muda itu memeluk tubuhnya erat.
"Terimakasih" sebuah bisikan ditelinga nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Roni Sakroni
ha...ha...ha....salah tingkah
2023-12-11
0