"Semoga kalian bisa berteman dengan baik selamanya" ucap Gayatri membuka percakapan setelah makannya selesai.
"Aku sangat setuju Bibi karena bertambah teman lebih baik daripada banyak musuh" ucap Lingga sambil tersenyum menoleh ke arah gadis muda yang sedang cemberut dan masih dongkol.
Dewi Nawang Wulan memalingkan wajahnya karena suana hati masih dongkol.
"Bagaimana kabar ibu mu?" tanya Gayatri kepada Lingga.
"Bibi, mengenal ibuku?" Lingga antusias.
"Bukan hanya kenal kami juga sering bertemu bisa dibilang kami merupakan teman baik" Jawab Gayatri.
"Ibuku baik-baik saja," ujar Lingga.
"Syukurlah, mudah-mudahan kami segera bertemu kembali karena ada sesuatu yang sangat penting tentang perjanjian lama" Gayatri menoleh putrinya sambil tersenyum.
Dewi Nawang Wulan merasa curiga ada sesuatu yang ibunya rencanakan.
"Perjanjian lama, semoga saja" gumamnya Lingga dalam hati sambil tersenyum sendiri dan melirik kearah Dewi Nawang Wulan.
"Namamu Arya Geni kan, aku belum pernah mendengar tentang mu," ucap Gayatri menatap Arya Geni yang dari tadi cuma berdiam diri.
"Aku menghabiskan waktu dilingkungan perguruan Bibi," jawab Arya Geni.
Bibi Gayatri terlihat menatap wajah Arya Geni yang terlihat tidak asing seolah mengingatkan kepada seseorang yang telah membuatnya patah hati.
"Wajahnya sangat mirip dengan Kakang Suliwa, apa mungkin pemuda ini anaknya," gumamnya dalam hati. Suliwa merupakan pria yang sempat dijodohkan dengan dirinya namun takdir berkata lain karena Suliwa lebih memilih wanita lain daripada dirinya.
"Ibu kenapa terlihat memikirkan sesuatu" ucap Dewi Nawang Wulan membuyarkan lamunannya.
"Ah tidak, Sepertinya Bibi belum pernah mendengar masa kecilmu dari Ketua Ranubaya," ucap Bibi Gayatri tersenyum menatap Arya Geni.
Arya menceritakan semua perjalanan hidupnya dimulai ditemukan oleh Ki Ranubaya dan diangkat menjadi cucunya tidak ada yang terlewat.
Bibi Gayatri menatap pemuda itu prihatin," Semoga dimasa depan kamu bisa mengetahui keadaan kedua orang tua mu" ucapnya pelan.
"Terimakasih, Bi" balas Arya Geni.
****
Di dalam sebuah ruangan tampak dua orang terlibat percakapan. Keduanya memakai pakaian serba hitam dan penutup wajah.
"Bagaimana semuanya apa sudah sesuai rencana?" ujar salah seorang yang duduk di kursi.
"Hamba sudah melaksanakan sesuai perintah anda, Ketua" jawab pria yang sedang berlutut.
"Bagus, pastikan semuanya berjalan lancar," ucap yang disebut ketua itu.
"Baik ketua!" balas bawahannya itu.
Pria yang duduk di kursi memberikan tanda supaya bawahnya segera pergi setelah merasakan hawa kehadiran sedang mendekat ke kamarnya.
Setelah memberi hormat sekelebat pria topeng hitam menghilang lewat jendela kamar.
Tidak berselang lama terdengar suara pintu diketuk dan terdengar orang berkata, "Tuan anda sudah ditunggu sama yang lain" ucap orang yang berada diluar.
"Baik, aku akan segera menyusul" jawab pria itu sambil berdiri bangkit.
####
Di dalam sebuah ruangan yang cukup besar nampak terlihat para pendekar sudah berkumpul.
"Saya selaku Ketua Perguruan Rajawali Putih mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pendekar yang telah hadir. Sebagai bentuk mempererat hubungan kita silahkan kepada semuanya untuk mencicipi jamuan sederhana ini." ujar Ki Aswatama lantang.
Setelah mendengar instruksi semua orang langsung menyantap hidangan yang telah disajikan. Mereka bersuka ria mengobrol dan bercengkrama saling bertukar pengalaman melupakan sejenak semua permasalahan dunia persilatan yang sedang mereka hadapi saat ini.
"Dimana Dewi?" ucap Ki Aswatama kepada Gayatri setelah tidak melihat cucu kesayangannya itu.
"Ayah sendiri mengetahui bahwa anak itu tidak suka keramaian seperti ini," balas Gayatri mengingatkan.
Ki Aswatama hanya tersenyum, "Dulu kau juga sepertinya," ucap pria paruh baya tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Lalu Ell Leo
g heran lo yg like sedikit
2022-10-28
0