Sementara itu didalam sebuah ruangan besar yang merupakan aula rapat perguruan rajawali putih, nampak terlihat beberapa ketua perguruan dan beberapa perwakilan pendekar aliran putih sedang mengadakan pertemuan.
"Sekarang kita tidak bisa tinggal diam dengan beberapa kejadian akhir-akhir ini Ketua" ucap salah satu pendekar.
"Benar ketua pergerakan mereka semakin liar" tambah yang lainnya.
"Kita hancurkan aliran hitam!" timpal yang lain.
"Setuju!"
Para pendekar terus memberikan pendapatnya sehingga ruangan menjadi gaduh menyebabkan tidak kondusif setiap pendekar mengeluarkan pendapatnya masing-masing.
Ki Aswatama mengangkat tangan kanannya lalu berkata,"Baiklah aku hargai pendapat tuan pendekar semua, tentu tujuan utama kita mengadakan pertemuan ini untuk membahas permasalahan tersebut, mengenai kecurigaan tuan semua kita jangan mengambil keputusan tanpa ada bukti yang kuat itu bisa berbahaya," katanya lantang tapi terdengar ke seluruh ruangan.
"Maap ketua! .... Jika ini bukan perbuatan mereka maka ini perbuatan siapa? semua orang bisa menilainya sendiri," ucap Mahendra merupakan perwakilan dari Perguruan Lembah Kabut
"Apa yang dikatakan tuan Mahendra masuk akal Ketua, jadi tidak salahnya kita menaruh curiga kepada mereka" Sumitra dari Perguruan Jalak Putih.
Melihat ada orang yang sependapat dengan nya Mahendra tersenyum lalu berkata, "Terimakasih tuan telah sependapat dengan saya" katanya seraya memberi hormat.
"Masalah ini tidak gampang, salah sedikit saja akan menabuh genderang perang jadi kita harus berhati-hati mengambil sikap tentu Mahendra" Jawab Ki Aswatama.
"Jika harus berperang kenapa harus takut, saya rasa kekuatan aliran putih yang sekarang bisa menang melawan mereka dan mungkin ini saatnya kita membalas kematian putra dari Ketua Ranubaya," balas Mahendra sambil menoleh ke arah pria setengah baya yang dari masih terdiam mencoba mempengaruhinya.
Pernyataan Mahendra mendapatkan berbagai tanggapan dari para pendekar sehingga terjadi pro dan kontra dalam menanggapinya. Ada yang menyetujui dan ada pula yang tidak sependapat
akibatnya situasi kembali tidak kondusif
Mahendra tersenyum karena pengaruhnya mulai membuahkan hasil.
"Ini adalah permasalahan dunia persilatan tidak ada hubungannya dengan kisah masa lalu, aku harap anda menghargai itu Tetua Mahendra," ucap Ki Aswatama tegas.
"Apakah anda telah melupakan prinsip pendekar yang berbunyi hutang darah harus dibayar dengan darah juga!" ucap Mahendra tidak mau kalah.
Ki Aswatama tertawa, "Hahahaha, Aku rasa tidak pernah mendengar prinsip sesat seperti itu," ucapnya.
Perdebatan kedua toko aliran putih itu seketika membuat situasi menjadi tegang. Seperti yang sudah diketahui banyak orang memang dua perguruan itu sudah sejak lama tidak akur maka wajar ketika keduanya memiliki pandangan berbeda maka akan selalu bersaing siapa paling hebat.
Ketika situasi tegang tiba-tiba udara menjadi padat bersamaan aura mengerikan menyelimuti ruangan membuat beberapa pendekar kesulitan bernafas sehingga sebagian pendekar mengalirkan tenaga dalam untuk menekan aura tersebut.
Semua mata tertuju kepada pria paruh baya sedang memejamkan mata.
Situasi tersebut hanya bertahan beberapa saat setelah Ki Ranubaya menarik kembali aura kekuatannya.
Setelah merasakan sendiri aura kekuatannya semua pendekar bergidik ngeri bahwa kemampuan pria paruh baya itu cukup tinggi.
"Ijinkan aku berbicara, aku berharap tuan pendekar sekalian mengerti permasalahan dunia persilatan jangan untuk tidak dicampuri dengan urusan pribadi," ucap pria paruh baya itu tegas.
Mahendra merasa usaha untuk mempengaruhi pria paruh baya itu berada di dalam jalan buntu. Dia sendiri tidak ingin berurusan lebih lanjut setelah merasakan sendiri aura mengerikan yang dimiliki pria paruh baya itu.
"Jadi apa rencana ketua?" tanya Mahendra pelan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Elmo Damarkaca
Lanjutkan THOR....
2023-02-26
0
Citra Kenanga
lanjut Thor
2023-01-01
1
zoya
mantap sejauh ini
2022-10-28
0