Perguruan Rajawali Putih merupakan salah satu kekuatan dari lima kekuatan besar dari aliran putih saat ini, yang dipimpin oleh tokoh dunia persilatan yang sudah malang melintang di dunia persilatan bernama Ki Aswatama.
Hari itu nampak terlihat perguruan sedikit ramai dengan berdatangan para pendekar dari kalangan dunia persilatan aliran putih. Kedatangan mereka berkaitan dengan pertemuan para pendekar yang sebelumnya telah direncanakan.
Posisi Perguruan Rajawali Putih berada perbukitan yang jauh dari pemukiman warga sehingga untuk sampai ke lokasi para pendekar harus melakukan pendakian terlebih dahulu.
"Apa yang dipikirkan tua bangka sialan itu, sampai harus tinggal ditempat yang sulit seperti ini" lirih seorang pria paruh baya menatap bukit yang menjulang tinggi di depannya.
"Seperti biasa dia akan hidup dengan tantangan," balas seseorang.
Mendengar ada yang membalas perkataannya sontak ia pun menoleh dan mendapati seorang pria paruh baya dan seorang pemuda sekitar lima belas tahunan tengah duduk dibawah pohon rindang menatap dirinya.
Pendekar itu seolah menghilang dari pandangan saking cepat gerakannya hanya orang rimba persilatan yang memiliki kemampuan tinggi yang bisa melihat gerakan tersebut, tahu-tahu pria itu telah berdiri tegak didepan kedua pendekar tersebut.
"Anda banyak berkembang semenjak pertemuan terakhir kita, Ketua," ucap Ki Ranubaya dalam hati kagum.
"Anda terlalu memuji padahal kemampuan yang aku miliki tidak ada apa-apa nya dibandingkan dengan kemampuan anda," ucap pria tersebut sambil tersenyum lalu memberi hormat.
"Seperti nya kata-kata itu lebih pantas untuk anda, Ketua" ucap Ki Ranubaya tersenyum ramah.
"Sifat itulah yang tidak bisa ku tiru dari anda, Ketua" Balas pria itu yang tidak lain adalah Ki Segoro Laksa Ketua dari Perguruan Elang Emas.
"Sepertinya anda tidak sendirian Ketua? ujar Ki Segoro Laksa menoleh ke arah pemuda yang berada disebelah sahabatnya itu.
"Ini adalah cucuku, Arya Geni" Ki Ranubaya memperkenalkan pemuda disebelahnya.
"Bukankah ini suatu kabar baik bagi dunia persilatan karena akan ada yang akan meneruskan anda kelak" ujar Ki Segoro Laksa tersenyum hangat.
"Salam kenal ketua, nama anda dan sepak terjangnya anda di dunia persilatan sering aku dengar namun sekarang aku bisa bertemu ini merupakan suatu kehormatan" ucap Arya Geni pelan sambil memberi hormat.
"Hahahaha guru dan murid sama-sama pandai memuji cukup menarik" Ki Segoro Laksa menoleh ke arah Ki Ranubaya.
Tidak berselang lama mereka mendengar suara langkah kaki sontak mereka menoleh ke arah suara tersebut dan menemukan sosok pemuda kira-kira tiga tahun lebih tua dari Arya Geni, tengah berjalan ke arah mereka. Beberapa saat kemudian pemuda tersebut sampai didepan mereka.
"Apa yang membuat aku menunggu sekian lama, Lingga" ucap Ki Segoro Laksa menatap tajam pemuda itu.
Pemuda itu menunduk lalu berkata, "aaa ... nu tadi waktu di pedukuhan ada masalah sedikit," balasnya gugup ketakutan kena marah kakeknya.
"Pintar sekali membuat alasan, kali ini aku maafkan sekarang mana makanan nya," ujar Ki Segoro Laksa yang sudah lama menahan perutnya yang terus berontak.
Ki Ranubaya menggeleng pelan dan tersenyum, "Bukankah terlalu keras?" ucapnya pelan.
Pemuda itu atau Lingga segera memberikan bungkusan berisi makanan yang dibelinya dari pedukuhan.
Ki Segoro Laksa tidak lupa mengajak sahabat nya Ki Ranubaya dan juga Arya Geni untuk menyantap makanan yang dibawa Lingga.
Dan setelah selesai mereka berencana melanjutkan perjalanan bersama-sama.Tidak lupa Ki Segoro Laksa memperkenalkan cucunya yang bernama Lingga.
####
Keluar jangan bersembunyi seperti tikus!" Ujar Ki Segoro Laksa setelah merasakan hawa kehadiran beberapa orang yang sedang mengawasinya dari balik semak-semak.
"Ternyata kemampuan anda tidak bisa diragukan lagi, Ketua," ucap seorang pendekar yang muncul dari balik semak-semak. Kemudian disusul oleh beberapa pendekar lainnya.
"Hormat kepada ketua! namaku Soma, kami diperintahkan untuk menjemput Ketua!" katanya kemudian setelah memberikan penghormatan.
Ki Segoro Laksa merasa kalau para pendekar itu berkata benar maka dia tidak menolaknya.
Mereka pun melanjutkan perjalanan dituntun oleh para pendekar Perguruan Rajawali Putih.
Perjalanan mereka lancar tanpa ada hambatan tidak memerlukan waktu setengah hari mereka sudah tiba di depan gerbang Perguruan Rajawali Putih yang terlihat megah dan mewah dengan hiasi beberapa ukiran kepala burung Rajawali yang merupakan simbol perguruan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
asta guna
novel ini kan persis kayak serial arya kamandanu
2022-11-16
1
asta guna
gak gak ada yg komen
2022-11-16
1