Arya Geni berjalan menuju tempat yang ditunjukan Ki Ageng untuk menemui gurunya.
Tempat pertemuan itu terbilang sangat rahasia karena hanya ketua perguruan yang bisa memasukinya. Hal ini pula membuat dirinya sempat merasa heran.
Dari kejauhan samar-samar terlihat seorang pria paruh baya berpakaian serba putih tengah berdiri memandangi langit yang dipenuhi binatang-binatang menghiasi angkasa.
Setelah sampai Arya Geni menundukkan kepalanya memberikan hormat. "Hormat kepada Eyang!" ujarnya pelan dan sopan.
"Kau sudah datang!" lirih Ki Ranubaya pelan menyambut kedatangan cucunya itu.
Kemudian pria paruh baya tersebut menatap Arya Geni dari atas kepala sampai ke ujung kaki tidak ada yang luput dari jangkauan matanya. Arya Geni hanya diam walaupun merasa heran dengan tatapan kakeknya itu. Cukup lama pria paruh baya itu memandangi wajah Arya Geni.
"Apakah ada yang salah dengan kedua mataku, semakin kau tumbuh dewasa wajahmu semakin mirip dengan Suliwa," gumam Ki Ranubaya dalam hati ingatannya kembali kepada putranya yang telah tiada.
"Ikutlah aku akan menunjukkan sesuatu," ucap Ki Ranubaya sambil melangkah pergi.
Tanpa membantah Arya Geni langsung membuntuti dibelakang keduanya sampai di suatu tempat yang dipenuhi bunga. Kedua matanya tertuju pada dua kuburan yang berdampingan dikelilingi oleh bunga disekitar kuburan tersebut.
Ketika ia membaca nama yang tertulis dalam nisan kedua kuburan tersebut. Dia merasa nama itu tidak asing bahkan sering mendengarnya beberapa kali di suatu tempat. Namun dimana dan kapan mungkin ada kaitannya dengan masa lalu nya tapi entahlah mungkin hanya perasaannya saja.
Ki Ranubaya menatap dua kuburan itu sorot matanya menunjukkan kesedihan dan penyesalan yang mendalam.
"Kuburan ini merupakan kuburan putra dan menantuku," ucapnya pelan.
Arya Geni kemudian bersujud beberapa kali memberikan penghormatan.
"Hormat kepada paman dan bibi semoga kalian baik-baik saja disana," ucapnya setelah memberi penghormatan.
Ki Ranubaya menceritakan perjalanan cinta putranya itu yang penuh suka duka diantara kejamnya dunia persilatan yang mementingkan aturan di atas segalanya.
"Kenapa Eyang tidak menolong mereka?" tanya Arya Geni.
"Kami telat, keduanya sudah terkapar terbunuh oleh para pendekar sesat itu mereka telah melanggar perjanjian," ucap pria paruh baya itu tampak sorot matanya menyimpan dendam.
"Perjanjian!" ucap Arya Geni penasaran.
Ki Ranubaya menarik nafas kemudian menceritakan bahwa antara Naga Puspa dan Iblis Hitam telah melakukan perjanjian tidak ada pembunuhan dalam mengadili dua orang yang dianggap berkhianat itu.Tapi memang sudah diperkirakan sebelumnya para pendekar Iblis Hitam tidak bisa dipercaya dan pada akhirnya ke khawatiran itupun terjadi mereka melanggar perjanjian itu.
Tekadnya untuk menjauhi dunia persilatan semakin kuat kalau tidak ada dalam lingkaran dunia persilatan mungkin kedua orang itu masih bisa tertawa bahagia hidup bersama dengan anak-anaknya menjalin kasih sesuai yang mereka harapkan.
Dunia persilatan menurut sudut pandangnya adalah lingkaran dimana semakin dia kuat maka kedudukannya pun semakin kuat dan di hormati semua orang.Tapi bukan hanya itu yang dipikirkannya perjalanannya menuju kuat itulah yang disayangkannya dimana orang-orang akan melakukan segala cara untuk mencapainya tidak jarang kawan jadi lawan tidak peduli sanak saudara asalkan tujuan nya tercapai. Seperti itulah yang ada dalam pikiran Arya Geni saat ini.
*****
Halo sahabat semua selamat datang di karya terbaru saya.
Mohon dukungannya karena saya selaku penulis selalu mengharapkan kritik dan saran agar cerita ini bisa terus berjalan.
Saya usahakan satu hari akan selalu update 1 atau 2 chapter.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Bang Roy
bakat bagus harus dilatih tuh
2022-10-28
0
zoya
good
2022-10-28
0