Didalam sebuah ruangan besar Ki Ranubaya mengadakan pertemuan bersama para tetua Perguruan Naga Puspa
"Aku sudah memutuskan bahwa aku sendiri yang akan pergi untuk memenuhi pertemuan di Perguruan Rajawali Putih mengingat ini adalah pembahasan penting" ucap Ki Ranubaya.
"Maaf Ketua bukannya aku menolak tapi ketua bisa memikirkan nya kembali sebelum memutuskan!" ujar Ki Sadewa memberikan pendapat.
"Jaga ucapan mu Tetua!" Timpal Ki Ageng menatap tetua itu tajam.
"Apa ada yang salah dengan ucapan ku Tetua?" Ki Sadewa geram mengeluarkan aura kekuatan yang diarahkan kepada Ki Ageng langsung.
"Kau ingin pamer kekuatan baik," balas Ki Ageng mengeluarkan aura kekuatan yang tidak kalah kuatnya.
Situasi keadaan ruangan menjadi tegang ditambah dua kekuatan yang saling berbenturan membuat yang hadir harus mengalirkan tenaga dalam untuk menekan aura kekuatan tersebut.
Ki Ranubaya menggelengkan kepalanya kemudian dari tubuhnya meluap aura kekuatan yang sangat dahsyat membuat para tetua perguruan tidak bisa bernafas beberapa saat. Setelah semuanya terkendali dia menarik kembali kekuatannya.
"Sudah! tidak perlu berdebat!" ucap Ki Ranubaya suaranya sedikit meninggi dan berat.
Karena tidak mungkin membantah kedua tetua tersebut menundukkan kepalanya.
Ki Ranubaya menarik nafas kemudian berkata dengan pelan, "Silahkan berikan alasan Tetua tidak menyetujui keputusanku!"
"Mohon maaf Ketua, saya tidak bermaksud untuk menolaknya secara langsung tapi dengan keadaan dunia persilatan saat ini, takutnya berita kepergian ketua terdengar oleh aliran hitam maka sangat berbahaya bagi keselamatan anda dan mereka bisa saja melakukan penyerangan terhadap perguruan yang kekosongan pemimpin!" ujar pria paruh baya itu menunduk.
Pernyataan Ki Sadewa bijaksana namun bertolak belakang dengan apa yang ada didalam hatinya, Sebenernya dia orang pertama yang paling senang ketika mendengar Ki Ranubaya akan meninggalkan perguruan.
Dan sebelum-sebelumnya ketika Ki Ranubaya keluar maka otomatis kekuasaan akan jatuh kepada-nya karena mengingat dia paling senior dari petinggi lainnya.
Mendengar pernyataan itu membuat Ki Ageng mengumpat dia ingin menonjok wajah memelas itu kalau tidak menghargai pemimpin nya.
Ki Ranubaya tersenyum hangat lalu berkata, "Apa yang dikatakan oleh Tetua ada benarnya juga, tapi ini sudah ku putuskan selain menghadiri pertemuan tersebut ada beberapa keperluan yang tidak bisa aku jelaskan, untuk masalah perguruan aku sama sekali tidak khawatir karena anda selaku wakil ketua sudah seharusnya untuk mengambil kendali selama aku tidak berada disini!" katanya sambil menoleh ke arah Ki Sadewa.
Mendengar pernyataan itu para tetua perguruan saling lempar pandang tidak menyetujui keputusan tersebut. Karena bagaimanapun mereka tahu betul watak dan perilaku pria itu dia akan bertindak sesukanya.
"Maaf ketua tanggung jawab ini terlalu besar takutnya saya tidak mampu menjalankannya," balasnya dalam hatinya tertawa penuh kemenangan.
"Aku percaya kepada kemampuan anda," ucap Ki Ranubaya.
Semua orang tidak ada yang membantah menuruti keputusan itu walaupun mereka tidak menerima dengan mudah keputusan tersebut.
Ki Sadewa keluar ruangan itu dalam hatinya tertawa penuh kemenangan.
"Kenapa Ketua masih mempercayai nya?" ujar Ki Ageng setelah para petinggi perguruan meninggalkan ruangan dia juga sama dengan para tetua lain yang tidak setuju dengan keputusan itu.
Ki Ranubaya tersenyum hangat, "Ini tugas mu untuk mengawasinya!" jawab pria sepuh tersebut.
Ki Ageng hanya menunduk tidak membantah karena percuma.
"Beberapa hari ini aku tidak melihat Arya, tolong sampaikan kepada nya untuk menemui ku malam ini!" ucapnya sambil melangkah pergi meninggalkan ruangan.
"Baik ketua!" balas Ki Ageng menundukkan kepalanya memberikan hormat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Bang Roy
rebutan jabatan ya
2022-10-28
0