Setelah para pendekar dunia persilatan meninggalkan Desa Kumintir yang membuat para warga sekitar ketakutan sebelumnya. Namun ketakutan mereka belum berakhir ketika segerombolan perampok menjarah desa dan mengambil semua yang ada di desa dan para penduduk yang tidak sempat melarikan diri langsung dibunuh tanpa ampun.
Arya Geni hanya termenung melihat mayat-mayat yang tidak berdosa berserakan mengenaskan keadaan itulah yang mengguncang batinnya.
Namun nalurinya sebagai sesama manusia dia tidak bisa membiarkan mayat-mayat itu berserakan begitu saja. Dia segera mengumpulkan mayat-mayat tersebut meski berjuang sekuat tenaga. Namun usahanya itu terhambat karena tubuhnya yang kecil dan tenaganya yang tidak bisa mengangkat beban yang terlalu besar menyebabkan dia kelelahan maksud ingin istirahat sebentar tapi karena lelah dia tertidur pulas.
Namun tanpa dia sadari semua yang dilakukannya di awasi oleh seorang pria paruh baya yang kebetulan lewat ke desa itu.
Setelah terbangun Arya Geni terkejut karena mayat-mayat itu telah hilang.
Dia menemukan seorang pria paruh baya sedang duduk tubuhnya dipenuhi keringat sepertinya telah mengerjakan sesuatu.
"Kamu telah bangun Nak?" ucap pria paruh baya tersebut sambil mengusap keringat diwajahnya.
Arya Geni menatap pria paruh baya itu dengan seksama dan merasa tidak ada kejahatan didalam diri pria itu.
"Eyang ini siapa?" ucapnya sopan.
Pria paruh baya itu tersenyum kemudian menoleh ke arah Arya Geni. "Aku hanya kebetulan lewat dan menemukan seorang yang sedang kesusahan," ucapnya pelan.
"Jadi yang telah menguburkan semua mayat-mayat itu Eyang?" ucap Arya Geni antusias.
Pria paruh baya itu menganggukan kepalanya.
Arya Geni segera bersujud beberapa kali dan terdengar ia berkata, " Atas nama warga yang telah tiada sebagai warga yang selamat aku mengucapkan terimakasih, semoga Dewata membalas kebaikan Eyang!" ujarnya.
Ki Ranubaya tersenyum mengagumi anak yang terbilang masih kecil itu memiliki pemikiran seperti orang dewasa sungguh jarang ditemui sebelumnya bahkan tidak ada.
Ki Ranubaya untuk sementara memandangi wajah Arya Geni terlintas wajah itu mengingatkan dirinya kepada anaknya Suliwa ketika masih seumuran dengan anak itu. Bahkan batinnya merasakan ada sebuah ikatan dengan anak itu.
"Kemari lah! siapa namamu?" ucap pria paruh baya itu.
Arya Geni terdiam sejenak tampak berfikir, "Nama? siapa namaku?" gumamnya dalam hati.
Pria paruh baya yang melihat tidak ada jawaban dia kembali bertanya, "Apa kau tidak ingat siapa dirimu?" ucapnya pelan sambil menatap anak kecil itu memastikan tidak berbohong.
Arya Geni menggelengkan kepalanya karena memang benar-benar tidak bisa mengingat masa lalu nya.
Ki Ranubaya termenung dia memperkirakan apa yang terjadi hadap anak kecil itu, dia menyimpulkan bahwa anak kecil itu mungkin terkena reruntuhan yang menyebabkan benturan keras dikepalanya sehingga kehilangan ingatannya.
Namun ketika dia mencoba memeriksa tidak ada sedikitpun bekas luka benturan di kepalanya. Ini merupakan kejadian pertama selama hidupnya mendapati seorang yang melupakan masa lalu nya.
Ketika ia sedang keheranan dan penuh kebingungan pandangannya tertuju pada tulisan kecil yang ada pada gelang yang melingkar di tangan kiri Arya Geni.
Setelah memeriksa nya terdapat tulisan sebuah nama "Arya Geni" sejak saat itu Ki Ranubaya memanggilnya sesuai apa yang tertulis pada gelang tersebut.
Kemudian Ki Ranubaya mengajaknya untuk ikut tinggal bersama di perguruan naga puspa. Karena hidupnya sebatang kara tidak ada alasan untuk menolak ajakan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Bang Roy
lanjutkan thor....keren nih crrita nusantara
2022-10-28
1