Seorang pemuda berada dalam balutan kobaran api yang terus menyala membesar menyelimuti seluruh tubuhnya. Meski tidak membakar dan panas namun kobaran api tersebut membuat ruang geraknya sulit.
Sehingga dia hanya menatap tajam sosok mahluk yang diselimuti api dengan mata merah menyala.
"Kau tidak bisa melawan apa yang sudah digariskan!" ucap mahluk itu tersenyum penuh kemenangan.
"Aku tidak peduli!" Jawab pemuda tersebut memalingkan wajahnya.
"Hahahaha cepat atau lambat aku akan segera menguasai dirimu seutuhnya!" ucap mahluk api itu sebelum menghilang.
Kobaran api yang menyelimuti pemuda itu juga ikut menghilang.
*****
Bersama dengan hilangnya sang malam kemudian mentari pagi muncul dari sebelah timur keluar dari balik perbukitan menumpahkan cahayanya membangunkan segala kehidupan yang ada di alam semesta seolah mengingatkan setiap mahluk untuk kembali beraktivitas seperti sediakala.
Seorang suami untuk mencari nafkah dan sang istri memberikan makan untuk anak-anaknya.
Sepertinya hal nya manusia begitupun dengan para binatang mereka juga berpencar untuk mencari makan untuk mengisi perutnya.
"Hari berganti dan pagi telah datang. Sambut pagi dengan semangat baru dan jangan terpaku dengan masa lalu. Langkahkan kaki ke depan untuk menatap masa depan yang lebih baik"
Beringin dengan suara burung berkicau riang saling bersahutan berterbangan menari berloncatan di atas ranting pohon riang gembira. Nampak terlihat dua pemuda sedang berjalan memikul dua wadah air yang terbuat dari kayu.
Arya Geni salah satu nama dari kedua sosok pemuda tersebut yang memiliki wajah tampan layaknya seorang putra bangsawan dengan rambutnya sebahu memakai pengikat kepala berumur sekitar lima belas tahunan.
Sahabatnya bernama Wira memiliki tubuh gemuk kepala plontos umurnya kira-kira empat belas tahunan.
"Kakang, kenapa kita tidak berlatih ilmu beladiri saja aku sudah bosan dengan kegiatan kita sehari-hari ini" ujar pemuda berkepala plontos.
Pemuda yang dipanggilnya itu berhenti lalu menoleh dan berkata, "Setidaknya aku tidak memiliki pemikiran sama dengan kau, Wira!" ucapnya sambil melanjutkan langkah kakinya dan tidak menoleh lagi.
"Hahahaha, apa kamu marah kepada ku" balas Wira menggoda.
Namun Arya Geni tidak menjawabnya melainkan terus melanjutkan langkahnya.
Setelah beberapa saat akhirnya keduanya sampai ke lokasi yang mereka tuju yaitu sudut belakang Perguruan Alas Purwo.
"Sebenarnya aku tidak mengerti dengan jalan pikiran mu Kakang!" ucap Wira masih penasaran.
"Setiap mahluk sudah ditakdirkan untuk memilih jalan kehidupan masing-masing, dan inilah jalan hidupku yang aku pilih" balas Arya Geni yang sedang menuangkan air yang dibawanya ke dalam tong besar.
"Aneh!" gumam Wira namun sangat jelas terdengar ditelinga Arya Geni.
"Apanya yang aneh?" balas Arya Geni menyandarkan tubuhnya.
"Aku melihat kau itu berbakat untuk menjadi seorang pendekar, dan aku yakin jika kau menjadi pendekar bukan tidak mungkin ketua besar akan memilihmu untuk menggantikan posisinya kelak" ujar bocah plontos itu penuh keyakinan dan semangat.
"Ngawur kamu," balas Arya Geni pelan tidak terlalu menanggapinya.
"Aku hanya tidak ingin kalau posisi ketua jatuh kepada orang yang salah, apalagi kepada bocah sombong aku benar-benar tidak bisa membayangkannya" ucap
"Sudahlah itu bukan urusan kita untuk memikirkannya, Eyang guru lebih tahu dari kita" ucap Arya Geni.
"Sepertinya mendengar ada yang membicarakan aku!"
Sontak keduanya menoleh ke arah suara tersebut, dan menemukan lima pemuda yang salah satu nya adalah putra dari tetua perguruan yang bernama Dewangga usianya kira-kira dua tahun lebih tua dari Arya Geni.
Saat ini dia bisa dibilang sebagai murid berbakat diantara murid lainnya. Namun sayang bakatnya tidak dibarengi dengan sifat dan tingkah lakunya yang terbilang saling berjauhan. Wataknya yang sombong dan suka memamerkan kepandaian membuat murid lainnya merasa risih namun mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena kedudukan ayahnya sebagai wakil ketua perguruan. Dia orang yang paling tidak senang dengan kehadiran Arya Geni karena ketua perguruan lebih menyayanginya daripada dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Roni Sakroni
kisah yg bagus untuk dibaca
2023-12-10
0
Eko Haryanto
mantap nih thor,baru nemu lagi dirak buku
2023-07-06
0
asta guna
top
2022-11-14
1