'Aduuh.. Jantungku.’ Gumam Fandi dengan wajah yang bersemu merah. Secara tidak sengaja ia berpapasan dengan Jingga di pintu kelas. Untuk yang pertama kalinya ia bisa melihat wajah Jingga dari dekat. ‘Benar-benar indah.’ hatinya tidak berhenti memuji Jingga yang memang terlihat begitu sempurna sebagai sosok perempuan.
Fandi kemudian duduk di bangkunya. Sesekali ia kembali melihat ke arah Jingga. Dan tanpa sengaja ia kedapatan oleh Jingga sedang asyik memandanginya. Jingga tersenyum berat sambil mengernyitkan dahinya seolah bertanya kenapa Fandi melihatnya.
"Mati! Ketahuan." Umpat Fandi berbisik.
“Perasaan jangan lama di pendam bro.” Lagi-lagi Riko menembak Fandi sambil cengengesan.
Memang omongan Riko ada benarnya. Tapi Fandi tidak pernah membayangkan kalau suatu hari ia berniat untuk mendekati Jingga. Fandi merasa ia bukan laki-laki yang layak untuk Jingga. Melihat penampilan Jingga sepertinya ia anak dari keluarga kaya. Dan itu menyurutkan keinginan hatinya untuk bisa lebih dekat dengan gadis pujaan hatinya itu. ‘Gue bukan siapa-siapa. Sangat tidak layak berdampingan dengan Jingga’ Fandi menghirup nafas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan kasar.
“Jujur Rik. Gue mungkin memang suka dia, tapi gue gak berharap banyak. Gue cuma mau fokus sama sekolah gue, karena gue gak mau menyia-nyiakan kesempatan ini.” Jelas Fandi dengan sangat dewasa. Selain cerdas Fandi juga sangat dewasa. Kerasnya kehidupan yang ia jalani membuatnya dewasa sebelum umurnya.
“Gue terharu bro! Pidato lu ajib.” Balas Riko sambil menirukan orang yang menangis cengengesan.
“Sial lu!” Timpal Fandi sambil menjitak kepala Riko.
*****
Akhirnya bel tanda pulang berbunyi. Semua siswa baru di perbolehkan keluar kelas untuk menuju ke lapangan dan kembali berbaris.
Fandi dan Riko segera memasukkan buku dan alat tulis mereka ke dalam tas masing-masing. Kemudian bergegas menuju ke lapangan. Di lapangan terlihat sudah banyak yang berbaris sesuai gugus masing-masing. Riko merasa tidak bersemangat, karena siang itu benar-benar sangat terik.
"Busyet dah! Panas-panas begini malah disuruh baris." Riko kembali mengumpat sambil menepuk jidatnya. Fandi pun merangkul bahu Riko menariknya untuk bergabung dalam barisan.
Meskipun panas mereka terpaksa harus berbaris bersama yang lainnya. Memang itulah ketentuan yang mau tidak mau harus di laksanakan tiap tahun ajaran baru. Masa Orientasi Siswa memang adalah tradisi tiap sekolah. Setiap tahunnya siswa siswi baru harus melaksanakannya. Yang mereka hadapi hari ini belum seberapa, karena besok masih banyak kejutan.
“Baiklah adek-adek, sebelum kalian bubar dan kembali ke rumah masing-masing. Seperti biasa saya mau mengingatkan kembali. Seperti tahun-tahun sebelumnya kegiatan kita selain pengenalan lingkungan sekolah, juga ada kegiatan kedisiplinan.” Jelas Robi yang merupakan ketua OSIS.
‘Hhmmm..’ Fandi menghirup nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya lagi mengangguk memberi isyarat mengerti dengan apa yang di jelaskan oleh ketua OSIS.
Robi kembali menjelaskan apa perlengkapan yang harus mereka bawa esok hari. Semua menjawab dengan serentak pertanda mengerti dengan yang di jelaskan Robi.
“Bro! Pulang sekolah kita langsung cari bahan untuk perlengkapan besok ya?” Riko sengaja mengajak Fandi karena ia tahu sahabatnya itu cerdas dan bisa di andalkan.
“Maaf Rik, gue harus langsung kerja.” Fandi menjelaskan kewajibannya yang harus bekerja untuk membiayai kehidupannya.
“Eeh.. Gue lupa bro!” Riko kembali menepuk jidatnya.
“Oke. Kalau begitu gue yang beli bahannya, nanti kita bikin bersama.” Lanjut Riko menjelaskan lagi. Karena ia tidak paham perlengkapan apa yang harus mereka buat nanti.
“Oke Rik. Nanti lu ke warung saja.” Balas Fandi singkat.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 189 Episodes
Comments
Naoki Miki
haii mampir yuk ke krya q 'Rasa yang tak lagi sama'
cuss bacaa jan lupa tinggalkan jejaak🤗
tkan prfil q ajaa yaa😍
vielen danke😘
2020-10-19
1
𝙳𝚑𝚢
hy kak, jejak dari MENIKAH DENGAN DOSENKU ❤ nih, mampir yuk! jangan lupa tinggalkan like, koment, rate5 dan vote ya..
2020-06-13
1