"Aduhhh.... bisa-bisa aku di marahin bibi"Rasa ketakutan sudah ada pada Chen do.
Lalu Chen bergegas dengan sepedanya menuju ke tempat pamannya, ketika sudah sampai dan tempat pamannya dia mulai gugup dan ingin mengatakan hal yang sebenarnya.
"Aaa....anuu"kegugupan sudah ada pada dirinya dan dia takut mengatakannya.
Sang paman yang sedang memilah beberapa barang untuk dijual tiba-tiba melihat Chen do yang berdiri di luar dengan membawa bekal makanan.
"Eh Chen, silakan masuk terus aja bakal makanannya di sana Paman masih sibuk mau mengurusi barang"kata Sang Paman dengan lembut kepada pria malang itu.
"Aa....anu paman,baik"Dia tidak berani mengatakan apapun dan menyimpan bahan makanan tersebut di atas meja, dia tidak sanggup mengatakan kepada sang paman dan bergegas pergi.
Sang Paman melihat kepergian Chen do langsung melambaikan tangan dan berteriak berterima kasih kepada dia karena sudah mengantarkan bakal makanannya.
"Terima kasih nak"
Kemudian karena terus kepikiran dengan pria tersebut dia tiba-tiba tersandung oleh bebatuan dan membuatnya terjatuh lagi.
"Awhhhh...."dia kesakitan dan mendirikan sepedanya yang jatuh, lalu saja tidak terjadi luka yang parah namun hanya luka ringan saja yang terjadi di sikunya.
Kemudian teringat dengan perkataan bibinya kalau dia tidak boleh telah setengah jam, sedangkan dia merasa kalau ini sudah melewati setengah jam dia bergegas mengongkel sepedanya agar tidak terkena marah.
Benar saja, sang bibi sudah menunggu dengan raut yang sangat begitu kejam dan membuat Chen do sangat ketakutan masuk ke dalam rumah.
"Bi....aaa....anu"kata Chen do gugup lagi.
"Heh!!!! ini sudah jam berapa kamu telat banget apa jangan-jangan kamu main dulu?? cepat jawab Jangan bohong!!!"perkataan ini sangat membuat sakit hati seperti bentakan yang sangat keras.
"Enggg....engak bi....."
"Halah!!!! cepat masuk ke dalam bereskan tugas di rumah!!!"
Chen langsung masuk ke dalam rumah karena takut amarahnya, ketika sedang siap-siap melakukan tugasnya dia memasuki lengannya ke dalam sebuah sakunya dimana ada kartu undangan.
Kartu undangan ini membuat Dia sangat penasaran dan diam-diam masuk ke dalam kamar dan membuka kartu tersebut.
Srek...
"Ouh kartu undangan apa ya?"
Lalu dia membaca kartu undangan tersebut yang di mana itu adalah kartu undangan dalam permainan perjudian yang di mana bagi orang-orang yang memenangkan permainan ini akan mendapatkan uang miliaran rupiah dan juga hotel hingga tanah yang ada di mana-mana.
"Wih..... hadiahnya gede banget ini bisa buat aku jadi orang kaya"Kata Chen do.
Chen sangat tertarik dengan kartu undangan tersebut karena dia juga ingin membanggakan paman dan bibi nya, mungkin dengan mengikuti permainan ini dia juga akan menjadi orang kaya dan merubah nasibnya.Tetapi dia juga mungkin akan kalah dalam permainan ini dan mendapat hukuman dari paman dan bibinya karena telah kabur dari rumah.
Dalam waktu yang lama dia memikirkan untuk undangan ini, namun tidak ada salahnya jika dia mengikuti permainan ini dan akan pergi pada malam hari.Karena jika tidak melangkah maka dia juga tidak akan merubah nasib hidupnya, mungkin dia akan menjadi babu selamanya.
Terdengar teriakan yang sangat menggelegar karena Chen do berada di dalam kamar terlalu lama dan membuatnya dipanggil oleh sang bibi.
Jadi,Chen sudah memutuskan untuk kabur dari rumah sang bibi dan ikut ke tempat yang sudah ditentukan.
Kini dia melakukan tugasnya seperti biasa melayani para pelanggan dengan sangat baik, dia tidak sabar untuk malam nanti.
Sang paman Yang mengetahui bekalnya yang rusak dan hancur dia tidak marah dan hanya tersenyum lebar.
Pukul 8 malam, setelah menutup toko dia sudah bersiap-siap membawa tas dan juga jaket agar tidak kedinginan di saat malam hari.
Biasanya sang bibi akan menonton TV pada malam hari dan tertidur di sebuah sofa, jadi dia diam-diam keluar dari rumah melewati jendela belakang.
"Oke, selamat tinggal semoga aku berhasil dalam permainan ini"Kata Chen walau hatinya sangat ketakutan.
Chen do akhirnya bisa pergi dari rumah dan berjalan kaki untuk menuju ke tempat tersebut, namun ternyata jarak untuk ke tempat yang ditentukan lumayan jauh jadi dia hanya bisa naik bis dan memakai uang celengan nya yang sudah ditabung dari dulu.
Setelah menaiki sebuah bis malam dia akhirnya bisa melihat pemandangan yang sangat luas dan juga indah pada, di saat itu dia merasa bebas karena dapat melihatnya dengan sangat nyaman, walau umurnya 17 tahun dia juga memiliki kepribadian yang sangat disiplin dan mandiri.
Tidak beberapa lama dia menikmati perjalanan disini walau hanya sebentar, dia mulai turun di sebuah halte dan melihat orang yang berlalu-lalang memakai sebuah pakaian yang sangat bagus.Chen do yang terbilang orang miskin hanya bisa menunduk kepalanya dan merasa malu, namun dia berpikir sekali lagi ini adalah kebebasan bagi dirinya dan tidak ingin menyia-nyiakan nya.
Akhirnya dengan penuh percaya diri dia berjalan dengan sangat tegap dan melihat ke alamat yang sudah disiapkan, sesuai alamat ya kan pergi ke bawah kereta pada pukul 10.00 nomor urutan 112.
Di sana kini dia sudah sampai Yang dimana banyak penumpang yang ingin naik, dan ternyata mereka yang berada di rel kereta bawah adalah orang-orang yang ingin mengikuti permainan dewa perjudian.
Chen hanya bisa berdiam diri dan mendengar penjelasan dan omongan mereka kalau mereka akan mengikuti permainan ini.
Dan kartu undangan yang dia dapatkan ada yang mendadak di atas kamarnya ada juga yang dikasih oleh atasan kerja nya ada juga yang diberikan oleh seorang misterius seperti Chen.
Mereka sangat bersemangat sekali, Chen merasa putus asa karena mendengar percakapan kalo sehingga nya adalah pemain judi yang handal dan juga memenangkan perjudian.
Namun, karena sudah di tengah jalan dia tidak bisa berhenti dan memutuskan keinginannya.Chen do akhirnya mengikuti alurnya dan menaiki sebuah kereta yang baru saja datang.
Mereka semua yang mengikuti permainan ini langsung masuk ke dalam kereta, entah kereta ini akan pergi ke mana yang penting pemain akan mengikutinya.
Chen do duduk di sebelah Retha, ternyata dia adalah gadis yang berumur 17 tahun dan dia juga memiliki kemampuan berjudi dia juga bisa sulap yang diajarkan oleh ayahnya dan menipu para pemainnya.
"Hay"Retha menyapa Chen do dengan sangat baik dan tersenyum ramah.
Ini adalah pertama kalinya dia disapa oleh seorang gadis Karena jarang sekali dia bertemu dengan gadis apa lagi mengobrol.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Dicky
Udah ketauan kalo sukses pasti naif banyak takut sama bibi nya
2022-04-14
1
Jimmy Avolution
Judi kayak lagunya H.Rhoma Irama...😀😀😀😀😀😀😀😀😀
2022-04-01
1