#15. Bos?

Haloo

Assalamu'alaikum

Taqabbalallahu Minna wa Minkum, Barakallahu Fiikum

Selamat Idul Fitri 1443 H bagi yang merayakan🤗

Othor balik lagi sesuai janjii, semoga kalian tetep setia menunggu ya, jangan lupa tinggalkan jejak👍🏻

Selamat menikmati

😘😘

🌀

Namun nahas, jantungnya memang berdetak lebih cepat lagi saat yang ia lihat saat ini adalah wajah merah semerah merahnya melebihi dari merah yang ada dari calon baginda ratu nya. Tinggal tambahin bando tanduk cocok tuh jadi lucifer.

Sontak Brian kembali berbalik dengan wajah panik dan mengambil langkah seribu, menghindari bencana yang bisa menghancurkan masa depan si otong.

Tak mau membuang kesempatan setelah kejadian waktu itu, permintaan maaf atau apalah yang Chelsea tunggu, dia segera mengejar Brian yang sudah lebih dulu mengambil jurus kaki seribu.

"Go get him mom" Alexa mengompori

"aaaaaaaaa......."

Chelsea berteriak meluapkan kekesalannya lalu mengejar Brian yang kemudian bisa Chelsea kejar karena lahan parkir yang mendadak menyempit.

Chelsea melompat dan menaiki punggung Brian bak monyet betina yang kehilangan makanannya, lalu menjambaknya, menggoyang goyangkan kepala Brian dengan masih berteriak. Sebenarnya Chelsea sedang menyembunyikan rasa malunya, tapi ada rasa lain yang menyertai, menggelitik perut dan jantungnya, perasaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya bersama sang mantan.

Brian hanya bisa pasrah, ia bahkan membiarkannya melakukan apapun yang ia mau, bahkan Brian melingkarkan kedua tangannya kebelakang, menjaganya agar tak jatuh. Ia sangat menikmati sentuhan langsung seperti ini. Meski seperti ini, cateet, kelamaan nganggur boss.

Merasa lelah, Chelsea akhirnya tenang, lalu menenggelamkan kepalanya ke leher Brian sambil mengatur napas. Sayang seribu sayang, hembusan napasnya membuat jakun Brian naik turun. Darahnya bergejolak, ingin rasanya membantingnya ke tempat empuk dan menggempurnya seketika.

Ia tiba tiba melepaskan tangannya yang menyokong bokong Chelsea sehingga Chelsea pun merosot.

Saat ini genderang bertalu kencang, posisi mereka yang kini saling membelakangi, namun menampakkan semburat kemerahan pada keduanya.

Komar yang tak rela incarannya dekat dengan orang lain pun ketar ketir, gelisah gundah gulana. Gimana kalo sampe disabet ma orang lagi, duh gustiiii... bisa bulukan ni terong. Habis tuh kuku digigitin.

Sebelah lengan Alexa yg ditekuk menyandar pada pundak Komar yang sedang menikmati kukunya.

"Mereka cocok ya? Bentar lagi jadi momy gue tuh Chelsea. Pasti langgeng, doain ya bang" Alexa menepuk sekilas pundak Komar lalu melengos pergi sembari bersenandung lirih. Sedangkan sepasang manusia aneh yang masih saling membelakangi menetralisir detak jantungnya masing masing, tak ada yang ingin beranjak pergi. Jemari Brian perlahan meraih jemari Chelsea.

deg

Chelsea kembali terkejut, namun membiarkan tangannya bertaut.

"Maaf... yang kemarin..."

"Berisik"

Ucapan Brian langsung dipotong Chelsea yang sebenarnya merasa malu.

"Yang tadi juga...."

"Kenapa baru dateng?"

Brian yang tadinya menunduk, langsung menegakkan kepalanya, memastikan pendengarannya tidak salah dengar. Apakah wanita ini menunggunya selama ini? Benarkah dugaannya? Padahal dia mati matian menahan diri untuk tidak menampakkan diri karena mengira wanita ini benci padanya. Tapi ternyata dia menunggunya. Ada perasaan yang membuncah, setitik harapannya mulai menjadi nyata, lalu ia lebih berharap lagi bahwa setitik itu menjadi benua.

'Lexa.... sebentar lagi keinginanmu terkabul' batinnya. 'juga keinginan dady' lanjutnya. Senyuman terbit di bibirnya.

"Kupikir... kupikir kau marah padaku"

"......"

"Apaaa..... kau marah padaku?" tanyanya hati hati, sambil sedikit memutar kepalanya ingin melihat reaksi Chelsea, dan Chelsea menjawabnya dengan gelengan kepala.