#14. Titah

Tak terasa waktu berlalu cepat, sudah tiga bulan Alexa selalu datang ke bengkel tempat Chelsea bekerja sepulangnya dari sekolah kejuruannya. Sayangnya, Alexa mengambil jurusan Manajemen, bukan Teknik Mesin sesuai passion nya. Atas perintah dady nya tentu saja.

Namun kehadiran Alexa membuat Chelsea bertanya tanya. 'kenapa dia ga pernah jemput?'

Yup, Chelsea selalu bertanya pada penghuni hatinya, kenapa dia tidak pernah melihat ayah anak ini datang lagi ke bengkel, semenjak kejadian itu. Ada keinginan untuk bertanya pada Alexa, namun selalu ia urungkan.

Apa apaan ini?

Bukan ini yang dia inginkan setelah terbebas dari kungkungan buto ijo. Dia bahkan sempat berikrar, tidak akan jatuh dalam pesona laki laki manapun.

tin

Suara klakson membuyarkan lamunannya.

"Beeeb....." teriak Komar dari dalam Mitsubishi Strada.

Chelsea segera menghampiri dan melakukan 'toss' ala mereka. "Ngebaso kuy" ajaknya pada Chelsea. Chelsea menoleh pada Alexa yang sedang memperhatikan nya.

"Kuy lah, aku ajak adek gue dulu yak" gerakannya terhenti saat hendak berbalik

"e eh, kita bedua aja napa? duit gue terbatas beb"

"elah sok miskin lo, yaudah gue gajadi, daripada ninggalin adek gue" sambil melipat tangannya di dada.

"adek? sejak kapan lo punya adek? adek gada ahlak kek kemaren yang ngembat laki lo bukan? yg sekarang mo ngembat siapa? gue? emang lo ikhlas?"

"ck, elo mah malah gue obral. Udah sana, males gue sama lo kalo berduaan."

"iya ya udaaah, ajak adek lo deeh, sekalian sama temen temennya"

"hah, serius? "

"ya serius lah, masa resepsi kaga ada tamu undangannya?"

peletakk..

"resepsi pala lo pitak" Chelsea menepuk kepala Komar dengan cap lima jarinya.

Di dalam bengkel, seseorang yang memperhatikan keakraban mereka merasa geram. lalu men-dial nomor yang sudah ia hafal.

"Dady... dady lamban. Kapan mau bergerak? Keburu calon momy Lexa diambil orang. Pokonya ga mau tau, dady kesini sekarang juga."

tut

Titah sang putri harus segera dilaksanakan jika tak mau bumi gonjang ganjing.

Sedang di seberang sana yang mendapat titah sedang ketar ketir, pasalnya dia sedang melangsungkan rapat intern perusahaan dengan dewan direksi.

"Rapat kita lanjutkan besok, saya ada hal darurat yang harus segera diselesaikan. Saya mohon maaf, terimakasih atas pengertiannya." Diapun langsung melesat ke luar ruangan rapat meninggalkan para direksi dan asistennya dalam kebingungan.

Dengan kemampuan menyetirnya, Brian sampai di bengkel dalam waktu 10 menit.

"Dady...." pekik Alexa mengalihkan atensi Chelsea yang masih menanggapi rayuan garing Komar. Alexa menabrakkan tubuhnya ke tubuh Brian seraya memeluk lehernya, hal yang biasa mereka lakukan.

"Ekhem.." deheman keras menghentikan pergerakan mereka yang hendak saling mengecup. Dengan mode bibir yang sama sama monyong, kepala mereka kompak berbalik kearah Chelsea yang sedang melipat tangannya di dada dengan pandangan menusuk.

"eh... momy.. sori... kebiasaan" Alexa perlahan melepaskan rangkulannya dari Brian.

"Momy?" batin Komar.

"Dady sana, sama momy aja cupa cup nya" perintah Alexa lirih pada ayahnya.

Masih tak mengerti dengan permintaan anaknya, Brian pun berjalan ke arah Chelsea, meraih pinggangnya, lalu mengecupnya sekilas dan melepaskan rangkulannya di pinggang Chelsea.