Keeesokan harinya Gael terbangun dengan perasaan yang semakin tak karuan. Dia mengira ini karna kejadian semalam. Karna itu setelah semua orang bangun dan sarapan , Gael cepat -cepat mengajak mereka ke puncak Gunung dan kembali.
Sekitar beberapa menit lagi mereka sampai di kaki Gunung untuk bersiap pulang, Gael malah menemukan sesuatu yang sangat mengagetkannya. Dia melihat seekor kucing yang terlilit ular, sementara di sekitar mereka ada empat anaknya yang sedang menjerit-jerit.
Suara kucing itu tak seperti kucing rumahan, dia mengeong lebih berat dan terdengar liar. Warna bulunya coklat yang hampir sama dengan tanah dan daun kering.
Di bulunya terdapat garis dan totol-totol berwarna hitam dan wajahnya terlihat seperti macan namun badannya seukuran kucing rumahan. Tapi yang ini sangat liar, saat Gael ingin memegang salah satu anak kucing itu karna kasihan melihat induknya yang sekarat karna terlilit ular. Anak kucing itu malah ketakutan dan agresif menggigit tangan Gael seperti gerakan mematuk. Sampai tangan Gael berbekas kena cakaran gan gigitan anak kucing tersebut.
Tapi apalah daya , sebagai pecinta kucing hati Gael tetap meleleh dan ingin mengadopsi mereka. Kemudian Aciel menyarankan Gael memasukan anak -anak kucing itu ke dalam tas belanjaan wadah bekalnya. Karna bekal makanan sudah habis , kini tinggal tasnya yang dia bawa. Aciel merasa kasihan pada Gael karna dia terus saja di gigit anak kucing liar tersebut.
Sementara Gael tidak merasakan sakit , saat ini hatinya sedang tidak nyaman. Dia sesekali tersenyum pada anak kucing yang terlihat seperti macan itu. Mereka baru saja jadi yatim karna induknya mati di lilit dan di patuk ular.
Mereka pun melanjutkan perjalanan pulang. Perjalanan ini sangat mengesankan bagi semuanya namun terlihat berbeda bagi Gael. Entah kenapa hatinya merasa sangat tidak nyaman.
Setelah sampai di kontrakannya, Gael memasukan anak-anak kucing ke dalam kandang dan memberinya makan hati ayam mentah. Gael berfikir mereka kucing liar yang masih menyusu dan masih harus menyesuaikan diri. Dan di warung Alisha hanya tersisa hati ayam saja. Gael tak punya pilihan.
Setelah membersihkan diri, Gael memecut motornya menuju rumah Nilam. Dia merasa Nilam akan membuatnya sedikit merasa tenang. Namun yang terjadi malah sebaliknya. Nilam yang terlihat sembab karna habis menangis semalaman meratapi nasib ibunya. Vada mengalami kerugian yang cukup besar karna di tipu oleh pegawainya. Ada empat pegawainya yang membeli barang dalam jumlah banyak dan belum menyelesaikan pembayaran penuh.
Tidak hanya itu, masih banyak lagi pembeli lainnya yang belum menyelesaikan pembayarannya. Nilam merasa jengkel, dia pun termasuk pelanggan ibunya tapi tak pernah telat membayar meski itu perusahaan milik ibunya sendiri.
Anehnya Gael merasa sedikit lega setelah tahu apa yang terjadi. Gael berjanji akan membantu Nilam menyelesaikan masalah ibunya. Dia akan mencari ke empat orang yang berhutang itu dan menyuruhnya untuk segera membayar hutangnya pada calon ibu mertuanya itu.
Nilam merasa sedikit tenang dan tersenyum. Melihat Nilam tersenyum Gael merasa tenang. Rasa tak nyaman dalam hatinya kini berganti dengan perasaan cinta yang menggebu. Gael baru menyadari bahwa dia merasakan apa yang di Rasakan Nilam sejak kemarin.
Berkat perasaan cintanya, kini hatinya seakan terhubung dan menyatu. Karna mereka selalu saling memikirkan satu sama lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments