Harus bawa pacar

Sebulan telah berlalu sejak Gael gagal mengirim barang karna namanya yang gak jelas, Naruto. Bahkan nomor ponselnya tidak aktif saat Gael mencoba menghubunginya berkali-kali.

😴 Pagi ini Gael masih tertidur pulas setelah semalaman berbicara di telfon dengan Nilam. Udara yang dingin karna rintikan hujan semalam suntuk membuat Gael enggan beranjak dari kasur lantainya yang tipis.

Drrrrttt... Drrrrrttt...

Suara getaran ponsel pintarnya terdengar hingga membuatnya terbangun. Lalu Gael mengangkat telponnya.

📲 "Pak paket saya kenapa belum nyampe.?" tanya Pria muda di sebrang sana.

📲 " Emang nama bapak siapa .?" tanya Gael.

📲"Saya Naruto pak, Nama asli saya Danni. Saya pesan paket udah sebulan dan udah bayar. Tapi paketnya kenapa belum nyampe Kang.?" Tanya pria muda bernama Danni itu.

📲 "Saya sudah tiga kali ngirim tapi rumahnya gak ketemu kang, kenapa akang pake nama Naruto.?" rutuk Gael.

📲 "Karna saya suka sama Naruto Kang, kalau nama Danni sering di ejek Dannipu kang, saya kesel. Ya sudah paketnya saya tunggu kang.!" kara orang di sebrang sana.

📲 "Tunggu aja, paling dua hari lagi saya antar, sekarang belum banyak pengiriman lain ke deket alamat Akang.!" kata Gael yang langsung memutuskan sambungan telfonnya.

Gael sangat kesal dengan Si Danni ini, "Dasar iseng, di kirim rasenggan baru tau rasa ni orang.!" rutuk Gael.

Baru saja Gael ingin berbaring lagi karna udara masih sangat dingin, tapi ponselnya berdering kembali. Dia yang masih sangat kesal langsung menyambar ponselnya dan melihat nomor pemanggil. Ternyata itu ibunya, lalu Gael tersenyum seketika dan langsung mengangkatnya.

📲 "Hallo.." Gael.

📲"Hallo Gael, Emak udah lahiran. Kamu pulang yah ajak kabogoh nya." ucap Fina dengan riang gembira.

📲"Alhamdulillah.., jam sabaraha Mak , istri ? Pameget ?.." tanya Gael yabg penasaran dengan jenis kelamin adiknya.

📲"Tadi jam 9 lebih, pameget Lu, hiyap uih,!" Ajak Fina.

📲"Oke mak, Gael izin heula ka kantor nya." ucap Gael sambil memutus sambungan telfon.

Gael pun bersiap pulang setelah dapat izin dari kantor. Tak lupa mengabari Nilam bahwa dia akan pulang dulu ke Banjaran, besok baru kembali lagi. Nilam pun mengiyakan niat Gael yang ingin pulang.

Gael sangat senang karna setelah sekian lama dia baru mendapat adik laki-laki yang dia harapkan. Meski sedikit terlambat.

****

Sesampainya di rumah Gael merasakan perasaan yang aneh, dia biasa di sambut oleh ibunya . Tapi kali ini tak ada yang menyambutnya dengan bahagia. Gael tersenyum karna tampilan depan rumahnya kini sangat indah. Desain rumah Minimalis dengan cat berwarna biru.

Pot bunga tertata rapih di depan rumahnya. Tak lupa tanaman palawija yang berjejer menambah kesan kaya akan tanaman yang bisa mengirit uang belanja. " Emak memang pintar, dia rajin banget" gumam Gael.

Setelah masuk ke dalam rumah terlihat ada banyak orang yang berkumpul di rumahnya.

"Assalamualaikum.." ucap Gael.

"Waalaikum salam," jawab semua orang serentak.

"A Gael tos uih,!" pekik seseorang dari kumpulan yang mengobrol tadi. Mereka tampak bahagia akan kedatangan Gael.

"Kadieu A, tos jadi aa sekarang mah." senyum Fina merekah melihat kedatangan anak satu-satunya. Tapi itu satu hari yang lalu. Sekarang Gael sudah mempunyai Adik.

Gael langsung menyalami Fina, Bagas, Dan semua orang yang berkumpul hendak melihat penghuni baru keluarganya. Ada perasaan Bahagia di hati Gael, Ada juga sedikit rasa cemburu. Karna selama ini semua kasih sayang Fina hanya tertuju padanya. Tapi sekarang semua perhatian itu teralihkan pada bayi kecil yang merupakan adiknya. Terasa sangat aneh baginya. Dia hanya seperti pengunjung lainnya yang ingin menjenguk adiknya.

Tak lama kemudian semua orang yang datang menjenguk baby yang baru lahir pun pulang . Lalu Fina beralih memandang Gael dengan penuh tanda tanya.

"Mana kabogoh gak di ajak A ?" tanya Fina.

"Lagi sibuk mak, ada ujian praktik jadi gak bisa ikut," ucap Gael.

"Oh, nanti kapan-kapan ajak nya a,!" kata Bagas.

"Baiklah, mana dede teh, hoyong di gendong ku aa,?" ucap Gael sambil menyodorkan kedua tangannya ke arah bayi kecil yang baru lahir yang tertidur di samping Fina.

"Nuju bobo, ke we mun bangun," perintah Fina. Dan Gael kini merasa kecewa. Dia sangat canggung melihat bayi kecil di hadapannya yang sudah mencuri perhatian Emak tersayangnya.

Sementara Bagas dan Vina yang merasa khawatir karna Gael tak pernah membawa teman wanita di usianya yang sekarang . mereka saling pandang satu sama lain. Seharusnya mereka sudah menggendong cucu dan bukannya anak. Tapi takdir berkata lain. Mereka masih di percaya untuk memiliki anak. Dan tentunya mereka sangat bahagia.

" Nanti mah kalau pulang lagi harus bawa pacar nya aa, " ucap Bagas.

"Nya pasti atuh pa'," jawab Gael mantap.

Gael tau kalau Nilam orang yang sederhana dan tidak akan pernah menolak untuk di perkenalkan kepada orang tuanya. Alisha sudah mengatakan jawaban Nilam saat itu pada Gael. Jika saja Nilam libur kuliah, maka dia pasti setuju untuk ikut ke rumah Gael di Banjaran.

Mata Gael mengedar ke sekitar , dia melihat setiap sudut rumahnya yang sangat nyaman saat ini. Selama sebulan rumahnya di renovasi dan sekarang sudah nyaman.

"Maaf nya mak Gael pulang gak bawa apa-apa," ucap Gael dengan wajah sendu.

"Te nanaon aa, nu penting mah aa sehat sareng tos gaduh kabogoh, saha atuh pacar aa teh kenalkeun ka emak jeung bapak. Ajak kadieu nya kapan-kapan." kata Fina dengan wajah gembira.

"Nama na Nilam , Cantik, dan luar biasa poko na mah mak, tos punya usaha sendiri. orang tuana jalmi aya, " jelas Gael.

"Wah , hebat pacar kamu aa, sing geura Nikah atuh," kata Bagas.

"Nyantai aja pa', hoyong nyenangkn hela Emak. Nilam ge masih kuliah." jawab Gael.

Bagas dan Fina pun bungkam. lagi-lagi mimpi mereka untuk menimang cucu harus tertunda. Setelah tiga tahun lalu Gael membawa pulang Alisha dan anaknya. Fina sudah sangat senang karna mengira Alisha adalah pacar Gael. Tapi nyatanya bukan. Gael hanya ingin menjauhkan Alisha dari ancaman mantan suaminya.

Setelah lama berbincang, Gael pun pergi ke dapur . Disana juga terlihat sangat nyaman. Bahkan Gael merasa ingin tidur di dekat wastafel yang harusnya di simpan kompor gas di sana. Tapi orang tuanya berencana mengganti kompor dengan yang baru. jadi disana tampak kosong.

Kemudian Gael masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badannya. Kini kamar mandinya juga sudah sangat nyaman di bandingkan sebelumnya.

Ada rasa bangga di hati Gael karna dia telah berhasil membuat orangtuanya bahagia dengan usaha kecilnya. Sebenarnya Ayahnya Gael punya tanah dan sawah yang luas hingga dia tak begitu membutuhkan perhatian kecil dari anaknya.

Tapi dia tetap menerima usaha anaknya dengan bahagia.

****

Sementara di pusat kota Kembang dua orang jahat terus melancarkan aksinya dengan mulus. Bahkan setelah tau Gael tidak ada di kota, mereka tampak senang tanpa gangguan dari Gael yang selalu menyuruh mereka bertaubat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!