saat tersulit

Hari semakin larut, Abian ingin menginap di kosant Gael. Mereka menonton acara pertandingan sepak bola dan mendukung klub favorit orang Bandung.

Waktu menunjukan tengah malam tapi keduanya masih enggan menutup mata karna sibuk dengan game di ponsel pintar mereka. Hingga jam tiga pagi, barulah Gael dan Abian terlelap.

🌞 Matahari sudah tinggi saat Abian terbangun. "Gael banguuun,,!" teriak Abian . "Ini udah siang, kita kesiangan kerja,!" Abian tak hentinya membangunkan temannya itu.

Dilihatnya Gael masih meringkuk dan enggan bangun. "Males ah, ini masih pagi kita kan kerja siang," rutuk Gael.

Tapi keduanya kaget setelah mendengar suara Adzan yang sangat merdu, "Udah adzan,!" pekik Gael.

" Iya, udah tengah hari ini. Bentar lagi masuk kerja. Cepet mandi sana,!" teriak Abian. Dan Gael hanya menurut.

Abian sangat sedih melihat temannya sangat tidak bersemangat. Biasanya Gael yang membangunkan Abian jika dia sulit bangun dan belum terlihat di kantor.

Setelah Gael beres mandi, dia terlihat memilah baju kaosnya yang hampir semua warna hitam.

"Gael, kamu jadinya ganti rugi yang 8 juta,?" tanya Abian.

"Harus itu mah, tapi aku bingung uangnya sekarang baru ada sejuta. Kemaren aku kirim ke Emak 25 juta buat renovasi rumah Emak." jujur Gael.

"Kamu seneng banget nyenengin orang tua,! Bagus itu Gael,!" Abian mengeluarkan jempolnya.

"Iya, aku anak satu-satunya. Waktu Emak masih kerja di pabrik, dan saat aku masih SD pengen beli play station 2, dia gak pernah sayang sama uang. Mau apapun aku pasti di belikan meski mahal. Dan sekarang Emak lagi hamil calon adek ku. Jadi dia gak kerja lagi. Apapun yan dia mau pasti aku usahain." jelas Gael.

" Wah, bentar lagi kamu punya adek dong.! Bapakmu mang Bagas masih kerja di Cigondewah,?" tanya Abian.

"Iya, Jadi selain dari bapak, emak juga bisa megang uang dari aku Yan," ucap Gael.

"Hhhmmm.. Emak kamu beruntung punya anak kaya kamu Gael,!" ucap Abian.

Dan Gael terlihat malas menanggapi. "Biasa aja sih Yan,!" kata Gael.

"Gael, aku sebenernya ada tabungan, kalau kamu mau minjem dulu boleh lah. Asal cepet balikinnya.!" tawar Abian.

"Bener nih,?" tanya Gael yang mulai terlihat semangat lagi.

"Nya atuh Gael,! Ga tega liat kamu lemes gitu dari tadi. Pake aja dulu uang ku, biar kamu semangat lagi kerjanya buat bayar utang.!" kata Abian yang tak ingin melihat temannya murung.

"Makasih yah bro,!" ucap Gael.

"Sama-sama Gael," kata Abian.

Gael sangat bersyukur karna di saat tersulit masih ada teman yang selalu mau membantunya.

Seperti biasa Gael merapihkan kasur lantai dan selimbut nya, kemudian dia menyapu lantai setelah mengeluarkan Kuda Besinya. Keduanya sudah selesai dengan kegiatan membersihkan diri dan siap berangkat kerja setelah makan di warung Alisha.

Gael membayar uang untuk makanan kucing kesayangannya si Micil yang sekarang punya dua Anak yang Gael beri nama Phephey dan Cherry.

"Nitip yah Sha,!" kata Gael pada Alisha.

"Iya tenang aja Gael, Micil aman" jawab Alisha tersenyum simpul.

Gael sangat suka kucing, saat hari libur dia selalu membawa kucing kesayangannya ke kosan untuk di mandikan.

"Wah kucing mu beranak,!" pekik Abian. "Bapak nya kamu yah Gael,?" kekehnya.

"Enak aja, ini namanya Si Micil. Kemaren udah Kawin sama kucing nya si Aciel. Dia minta anaknya satu buat bayaran. Paling kalau udah tiga bulan dia ambil buat di jual. Lumayan lah uangnya, satu anak kucing persia kaya gini laku 800 ribu." kata Gael dan Abian langsung membelalakan matanya.

"Wah, lumayan juga,!" kata Abian. "Kirain bapaknya kamu Ga,?" kekeh Abian.

"sembarangan,!!! Aku udah punya Nilam, kalau mau yah nikah lah sama dia, ga sama kucing,!" Sungut Gael kesal.

Sementara Alisha hanya tersenyum mendengar ocehan dua sahabat ini.

"Emang orang tuanya udah tau gitu.? Enak yah kamu melihara kucing bisa dapet cuan.!" ucap Abian.

"Iya, dua minggu lagi orang yang mau beli anak kucing ku kirim uang, jadi aku bisa ganti uang kamu Yan. Tapi nyicil yah" kata Gael. "Orang tua Nilam belum tau, tapi aku juga santai, masih mau nyenengin emak." jawab Gael.

"Iya, Gak papa, biar semangat kamu kerjanya. Ya udah kita berangkat nih.? Kita balapan nyampe kantor.?" tanya Abian.

"Ayoook, siapa takut..!" jawab Gael.

***

Sesampainua di kantor, Abian melihat seorang wanita yang mampu menggetarkan hatinya lewat kecantikannya.

Dia tidak bisa memalingkan pandangannya meski Gael berkali-kali memanggilnya.

Melihat Abian yang mulai tertarik dengan seorang wanita , Gael jadi mengingat kembali saat pertama dia bertemu dengan Nilam. Bagaimana Nilam berlari menghindari kejaran penjahat hingga kehilangan sendalnya.

Yang pada akhirnya Gael menyuruh Nilam membeli sendal jepit yang lagi obral Lima ribu saat itu . Yang jual sendal menggunakan mobil bak dengan suara toa yang mengelegar hingga di kerumuni banyak orang.

"Sendall... lima ribuan..!" Suara yang terdengar dari mobil bak itu mengundang banyak ibu-ibu berdaster. Nilam tanpa ragu langsung berbaur dan memilih sendal dengan warna favoritnya, warna hijau. Setelah menemukan yang pas di kakinya , mereka pun melanjutkan perjalanan ke klinik. Untuk mengobati luka Gael yang babak belur karna menolong Nilam.

Yah, Gael jatuh cinta pada Nilam di saat pandangan pertama. Awalnya Gael minder, tapi setelah mengenal Nilam sebagai sosok yang tidak biasa, itu membuat Gael semakin mencintai Nilam. Gael sangat kagum pada Nilam yang memiliki identitas yang luar biasa.

Melihat Abian yang sedang jatuh hati pada seorang wanita yang terlihat mengantri di kantor Burix Logiatic untuk mengirim barang membuat Gael teringat pada Nilam dan merindukannya.

Kemudian Gael mengirim pesan pada Nilam untuk mengungkapkan rasa rindunya.

📱 "Nilam aku sangat merindukan mu, apa kau masih marah hingga sampai saat ini kau belum memberi ku kabar,?" tanya Gael.

Nilam yang sedang sibuk dengan ujian praktiknya tak sempat membalas pesan dari Gael.

Nilam masih merasa ada yang harus dia ketahui. Sore ini Nilam berencana menemui Alisha untuk menanyakan cerita tentang Gael yang mungkin Nilam ketahui. Mengingat Gael yang sangat dekat dengan Daffa, sejak usia tiga tahun.

Mungkin Alisha tau banyak tentang Gael selama ini.

Tak lupa dia membelikan banyak mainan untuk Daffa, Nilam sangat suka dengan kelucuan Daffa yang seperti tak pernah lelah bercerita dan sangat banyak bertanya.

Daffa juga sering menceritakan kebersamaannya dengan Gael yang di anggapnya sebagai ayahnya.

Dia sangat mengidolakan Gael, dia super ayah yang luar biasa di mata Daffa. Nilam semakin terharu dengan kebaikan Gael yang mau mengurus anak yang sangat membutuhkan sosok ayah seperti Daffa.

Meski terkadang rasa cemburu Nilam pada Alisha tak terhindarkan. Namun Nilam memendam rasa itu demi mendengarkan cerita tentang Gael, kekasihnya.

Sore pun tiba, dan Nilam sudah bersiap untuk berangkat ke rumah Alisha.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!