mengganti rugi

Waktu menujukan pukul 16.00 WIB . Suasana langit terlihat cerah namun dingin di sepanjang jalanan yang basah bekas guyuran air hujan beberapa jam yang lalu. Tercium aroma sate yang membuat perut terasa lapar. Beberapa orang terlihat mengerumuni gerobak kecil dengan kepulan asap.

"Hmmmm,, wangi sate," Batin Gael sambil memandang kerumunan orang yang mengantri untuk membeli sate. Meskipun perutnya terasa lapar tapi dia tak bergeming. Di depannya sudah terlihat rumah besar bercat putih , dengan tiang besar dan menjulang tinggi hingga lantai dua.

Dengan ragu-ragu Gael mendekati bel dan ingin menekannya. Tapi Nilam sudah keluar sebelum Gael sempat memencet bel. Nilam yang menantikan Gael selama hujan beberapa jam lalu langsung turun dan membuka pintu begitu melihat Gael dari jendela kamarnya.

Gael sudah sangat merindukan Nilam, tapi di matanya terlihat banyak sekali pertanyaan.

"Gael..?"

"Nilam..?"

Sahut keduanya bergantian. "Apa kabar mu ?" tanya Gael yang tak di jawab oleh Nilam.

"Duduklah.!" Pinta Nilam dan Gael hanya menurut. Nilam masuk ke dalam membawa gorengan Bakwan, Gehu dan kopi hitam , lalu meletakannya di meja dekat Gael.

"Makanlah, aku yang membuatnya dan masih hangat.!" ucap Nilam sambil tersenyum. Dan Gael yang merasa lapar dari tadi langsung melahap gorengan bakwan dan Gehu buatan Nilam.

"Enak..?" tanya Nilam.

"Iya,hmm." jawab Gael sambil menyuapi Nilam. Deguban jantung keduanya semakin kencang. 💓

"Gael aku mau tanya sesuatu , boleh ,?" tanya Nilam.

"Tanya apa..?" ucap Gael.

"Aku ingin tau apa yang terjadi selama perjalanan mu menuju Jateng seminggu yang lalu,?" tanya Nilam. Dia sudah mendengar dari salah satu kurir Burix Logistic. Nilam memang sangat marah, Tapi bagi Nilam yang merupakan omongan orang itu jika di ibaratkan ukurannya sejengkal maka akan menjadi sedepa. Makanya Nilam tak pernah percaya pada siapapun jika itu hanya kata-kata tanpa bukti yang pasti. Meski tak bisa di pungkiri bahwa kabar itu sedikit mempengaruhi perasaan Nilam.

"Ceritanya sangat panjang Nil, aku ceritakan singkat saja yah. Selama perjalanan tenang -tenang saja. Setelah masuk jalan tol ada seorang wanita yang melambaikan tangan. Pak Dion menepi dan menyuruh wanita itu naik. Selama perjalanan, wanita itu bercerita sambil menangis, dia mengatakan bahwa dia di paksa suaminya melakukan ini. Dia pun bertanya kenapa kami tak menyentuhnya. Lalu pak Dion menyentuh pundaknya, tapi dia malah menangis semakin menjadi-jadi...." sebelum Gael meneruskan ceritanya, Nilam menyela. "Apa kamu juga menyentuhnya Gael,?" tanya Nilam.

"Tidak, aku tidak menyentuhnya. Aku malah kasian saat mendengar ceritanya." jawab Gael.

Kemudian Gael melanjutkan ceritanya.

"Kemudian pak Dion menurunkan wanita itu dan memberinya uang 50 ribu karna kasihan,"

"Lalu,?" tanya Nilam yang masih penasaran.

"Lalu tak lama dari itu ada seorang preman yang nyebelin banget, pas lagi macet dia naik ke mobil dan membawa uang 20 ribu dari laci mobil. Aku tak melawan karna aku yakin teman-temannya sangat banyak. Karna itu wilayah mereka."

"Oh , aku seneng kamu gak ngelawan. Aku khawatir kamu kenapa-napa Ga," ucap Nilam dengan wajah sendu.

"Aku ga papa kok sayang, buktinya aku masih sehat kan.?" kata Gael dan hanya di angguki oleh Nilam.

"Setelah itu pak Dion menabrak pengendara motor, dan salah satu penumpangnya meninggal di tempat. Kami di penjara selama dua hari lalu bebas setelah dapat jaminan dari perusahaan." jelas Gael.

"Oh, gitu yah. Maaf yah Gael aku ga sempat menanyakan kabar kamu. Karna Beberapa hari lalu papa ku datang kesini. Dia meluangkan waktunya demi merayakan hari ulang tahun ku." ucap Nilam tersenyum tipis.

"Kamu udah ulang tahun ,? Selamat yah sayang," kata Gael.

"Iya , makasih Gael." jawab Nilam.

Nilam membatin,"maaf yah Gael, di saat-saat tersulit mu aku malah senang-senang merayakan hari ulang tahun." ucap Nilam dalam hati.

Jam sudah menunjukan pukul 17.30 dan Gael pamit pulang, "Aku pulang dulu yah," kata Gael di balas anggukan oleh Nilam.

"Iya hati-hati di jalan yah Gael.!" kata Nilam.

****

Sesampainya di kosan , Gael memeriksa ponselnya karna sepanjang perjalanan sudah terus berdering. Ternyata itu pelanggan yang terus menanyakan barang yang Gael kirim tak juga sampai.

Barang itu berisi satu set perhiasan emas yang jika di uangkan menjadi senilai dengan 8 juta rupiah. Kotaknya yang kecil membuat Gael tanpa sadar menjatuhkannya entah dimana.

Karna barangnya hilang maka Gael bertanggung jawab untuk menggantinya. Setelah barang di perjalanan maka itu menjadi tanggung jawab kurir untuk menjaganya.

Jika hilang maka sang kurir harus mengganti dengan uang. Itu sudah menjadi resiko pekerjaan.

Dengan berat hati Gael berjanji akan segera melunasi uang ganti rugi seharga barang yang tidak sengaja dia hilangkan.

Abian yang saat itu berada di kosan Gael pun menatap temannya dengan wajah sendu. "Ini sebabnya aku selalu ngingetin kamu , kalau terlalu sering ngebut jadi gak Fokus kan.,? Vallentino Rossi udah pensiun jadi pembalap sekarang, kamu juga pelan-pelan aja," sentak Abian yang sudah menganggap Gael seperi saudara.

"Iya Yan, selama ini kamu benar, aku gak boleh keseringan ngebut. Tapi mau gimana lagi. Kerja di bawah telunjuk orang lain itu makin kepake, malah makin cape. Bos kita tambah kaya kita malah tambah sengsara," ucap Gael yang malah di sambut tawa Abian.

"Makanya jangan terlalu rajin, aku lihat kamu yang selalu paling banyak mengirim barang sampe tiga kali lipat dari yang lain,!" kata Abian ketus.

"Iya, aku mau nyenengin emak, kemarin aja aku udah beli cin-cin buat dia," kata Gael sambil membayangkan wajah Fina yang sangat senang dengan pemberian putranya.

"oh, kirain buat pacar kamu tuh, eh dia di deketin si Rio kemarin. Aku gak suka gelagatnya. Jangan-jangan dia mau fitnah kamu. Jelekin kamu di depan Nilam." selidik Abian.

"Ah, tenang aja Yan, Nilam itu bukan tipe orang yang mudah percaya, tapi kita saling percaya kok, dia anak baik. Nilam itu tidak seperti perempuan lain. Dia punya identitas yang luar biasa, dengan usahanya sendiri." ucap Gael bangga.

"Masa sih, aku lihat dia sama aja kaya yang lain, pantesan dia mau sama kamu yang begini doang, sedangkan dia, rumahnya aja besar. Pasti dia anak orang kaya dan manja banget." kata Abian.

"Kata siapa dia manja, ? Kamu tau kan dia ngirim banyak barang tiap hari, itu barang semua buat di kirim ke pembeli , dia sampe kurang tidur tiap hari packing barang jualannya sendiri,!" sungut Gael.

"Aku malah sering lihat dia tiap hari ke kantor Burix logistic seminggu ini. Kalau dulu sesekali aku ke rumahnya buat ngambil barang, hhmmm 🙊 .. Selain cantik dan anak orang kaya, dia juga pekerja keras juga yah, aku jadi tambah kagum sama dia," senyum simpul Abian dan hanya di jawab deheman oleh Gael.

"Ehemmmm, dia istri ku bro,!" sentak Gael.

"Baru pacar,!" jawab Abian sambil tertawa. Tapi Gael malah murung meratapi nasibnya.

"Aku bingung, dari mana aju dapet uang 8 juta buat ganti barang pelanggan yang hilang,? Uang ku udah aku kirim semua ke Emak buat renovasi rumah ," ucap Gael lirih yang masih bisa terdengar oleh Abian.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!