Terlanjur Sayang

Terlanjur Sayang

Awal Pertemuan Syakira dan Rama

"Rama, perjodohanmu sudah diatur oleh nenek!" ujar ibu.

"Ibu, bagaimana bisa kalian mengatur perjodohan ini tanpa persetujuan dariku. Ibu kan tahu, aku tidak suka dengannya!"

"Kalau menunggu darimu, kapan kamu kawin?" kata ibu lagi melihat Rama sedang bersiap. " Rama kamu dengar ibu tidak! Rama, kembalilah! kamu mau kemana?"

***

"Panjang umur nih anak baru dibilangin sudah nongol.

Rama akhirnya menjawab panggilan Fajri, sahabatnya.

"Assalamualaikum pak bos," sapa Rama sambil tangannya merapikan ruang kerjanya.

"Wa'alaikum salam. Aku mau minta tolong jemput adikku Syakira. Ini perintah dari atasan! gue gak bisa. Terlanjur janji ajakin Laila pergi jalan," ucap Fajri.

"Apa?" Rama tidak habis pikir dengan sahabatnya. "Enak betul hidupmu bos, bisa berduaan dengan istri, hingga aku lagi yang yang jadi sasaran empuk, kan!" canda Rama.

"Tolonglah!" Fajri memohon dibalik percakapan telepon mereka.

"Baiklah aku akan ke sana, tapi ini sudah jelas, kan? awas saja pertengahan jalan tiba-tiba batal seperti kemarin. Bikin buang waktu istirahatku saja," ketus Rama.

"Iya. Jangan marah terus dong, nanti bujang lapuk gak laku-laku," Canda Fajri lagi meledek Rama dibalik telpon.

"Hei! gue bukan bujang lapuk ya ... awas saja ngatain orang, tertawa-lah di sana sepuas-mu, man."

"Kartunya masih sama kamu kan?" ujar Fajri memastikan kartu pengenal untuk menjemput Syakira masih berada di tangan Rama sambil menertawakan sahabatnya itu sekali gus sekretarisnya.

"Iya. Kartu itu masih dengan saya," jawab Rama.

Tut ... panggilan telpon terputus.

"Gila nih orang gak E gak O main putus saja sambungan telpon. untung kamu bos-ku. nasib emang ya ... jadi jomblo." Rama geleng kepala.

Setelah Rama merapikan ruangannya segera mengambil kunci mobilnya dan memakai kacamatanya lalu star menuju sebuah pondok tempat adik sahabatnya menimba ilmu.

Dengan memutar musik kesukaannya Rama tampak serius mengemudikan mobilnya. Rasa penasaran dengan sosok Adik sahabatnya yang bernama Syakira terus terlintas dibenaknya.

Menjelang sore. Rama melewati jalan yang berkelok-kelok dengan udara yang cukup sejuk. Begitu damai hatinya menikmati jalan yang yang penuh tumbuhan hijau. Terdengar suara ombak bersahut-sahutan sepanjang perjalanan.

"Boleh juga pemandangan disini," gumam Rama sambil mengemudi dengan santainya.

Tiba-tiba, tepat sebuah perkampungan mobilnya oleng.

Pers ... suara ban mobil milik Rama bocor.

Rama turun dari mobil lengkap dengan kacamata hitamnya membuat penampilannya cukup menarik perhatian sekitar.

Tertulis di belakangnya SALON KASMARAN tepat tempatnya berdiri.

"Ya ... ban bocor ... apes betul nasibku hari ini," keluh Rama sambil berkacak pinggang dan hendak berjongkok.

Seorang tampak begitu cantik menghampiri Rama. Rama berbalik cukup terpesona namun begitu suara itu keluar Rama menahan tawa.

"Sit! taunya setengah perempuan. Gila ... aku tertipu olehnya." Rama membatin sambil menahan tawa.

"Hei cowok ganteng ... mau Eike bantuin gak? tapi ada syarat nek ...."

"Jangan pegang-pegang, mau bantu bantu saja!" ketus Rama.

"O ala la .... galak banget nek ... jadi cowok," ucap setengah perempuan itu.

"Ah ... dari pada kelamaan tidak apalah terima bantuannya," gumam Rama.

"Ok. Cepat kerja!" perintah Rama.

Terlihat perempuan anggun dan Rama kembali menahan tawanya seketika itu.

Desi mengangkat ban mobil. Otot-ototnya terlihat jelas. Rama merasa terhibur dengan hal itu.

beberapa menit kemudian akhirnya kelar.

"Sudah selesai ya ... nek, jangan lupa syaratnya, ayo!" ajaknya pada Rama untuk berpose.

"Tersenyum dong nek ... eike mau ambil gambar nih .... "

Merasa beruntung karena syaratnya hanya foto bersama, namun Rama tidak menyangka mba Desi mencium pipinya

Cup.

klik.

"Selvi bersama selesai," ucap mba desi-nya tanpa dosa.

"Oh astaga ... perawan pipiku hilang sore ini," gumam Rama sambil mengusap pipinya pakai tissue selepas masuk mobilnya.

"Bay ... nek ... jangan lupa mampir di SALON KASMARAN ye ... M ... M ... U ... A ...."

Rama bergidik.

"Hei ... tunggu eike boleh minta satu kali ciuman gak ....?"

"Gak boleh ... ! cukup lho rebut perawan pipi gue. Dasar minta hati mau minta ini ....!" Rama mengepalkan tangannya

"Oh ... la ... la ... ih ngeri deh ..." mba desi bergidik dan langsung masuk.

Rama hanya hanya geleng kepala, tidak menyangka ketemu orang aneh.Rama kembali melanjutkan perjalanannya hingga beberapa jam Rama memasuki lingkungan pondok yang begitu ramai.

Tampak sebagian wali santri sudah ada yang bertemu dan membawa pulang putra putrinya. dan sebagiannya masih sedang menunggu.

Rama mecoba bertanya tempat melapor untuk wali santri. Setelahnya Rama melangkahkan kaki jenjangnya menuju arah petunjuk dari penjaga di sana.

Rama duduk di sebuah ruangan. Dibalik sekat kaca seorang wanita berhijab nampak begitu cantik dengan beberapa barang dan satu koper di sampingnya terlihat sedang menunggu.

Rama sesekali melirik wanita itu terlihat serius membaca sebuah buku.

Tidak sengaja mata keduanya bertemu. Rama cukup terkesima melihat wajah malu-malu itu, namun sedikit terlihat wajah ketegasan dari wanita tersebut.

"Maaf tuan anda wali santri atas nama siapa?" tanya salah satu ibu ustazah yang melihat Rama tampak bingung.

Rama buyar dari diamnya.

"kok aku lupa namanya ya?" batin Rama menggaruk kepalanya tidak gatal.

terlihat perempuan dibalik kaca itu terkekeh melihat kelucuan Rama. Rama menarik napas.

"Maaf tuan apakah anda membawa kartu seperti ini?" tanya lagi ibu ustazah itu.

"Oh.... astaga aku lupa." Rama memukul jidatnya.

perempuan itu tertawa melihat laki-laki di luar sana.

"Ada, sebentar saya ambil di mobil," ujar Rama.

Perempuan dibalik kaca itu sudah tampak kesal menunggu penjemputnya belum tiba.

"Syakira belum dijemput?" tanya ibu ustadzah.

"Iya. padahal ayah mengatakan penjemputnya sudah kemari bahkan kak Fajri juga mengatakan seperti itu," ujar Syakira.

"Baiklah Syakira ibu tinggal dulu," pamit ibu ustazah.

"Seperti apa sih asisten kakak," gumam Syakira sambil Menggerutu.

semakin kesal menunggu.

"Sabar ya Syakira. gue duluan. aku tunggu kabar lho tempat kita kuliah nanti. ingat ya ...." ucap temannya yang baru lewat di depannya yang bernama Ana.

"Iya. InsyaAllah gue kabari." janji Syakira

Kembali Syakira duduk sudah hampir putus asa. Sedari tadi dirinya menunggu di ruangan itu.

Selang beberapa waktu namanya dipanggil.

Rama cukup terkejut melihat Wanita yang dilihatnya sedari tadi. Ternyata wanita itulah yang namanya Syakira.

sudah didepan mata.

"Mati gue." Batin Rama melihat raut wajah Syakira yang kesal.

"Syakira ini penjemputnya," ucap Ibu ustadzah.

"Jadi, Humaira ikut denganmu, Syakira?" tanya ibu ustadzah memastikan.

"Iya ustadzah. Apakah ummi-nya sudah WA ibu ustadzah?" tanya balik Syakira.

"Sudah. Mereka menitipkan Humaira denganmu. jaga dia baik-baik." ibu ustadzah memegang baby Syakira.

Selesai tanda tangan Syakira memberikan pulpen itu pada Rama yang sedari tadi melihatnya dengan menggunakan bahasa Arab yang mengartikan silahkan anda tanda tangan.

Rama tidak paham. ingin rasanya berkata tidak usah pakai bahasa asing.

"Ambil, nih. pulpennya." ulang Syakira menggunakan bahasa Indonesia.

"lain kali jangan buat orang menunggu kelamaan." lanjutnya

"Ck, parah nih cewek galak cuy..... "batin Rama.

"Ayo dek Humaira, Humaira ikut kaka ya," jelas Syakira.

"Kak, kok ayah bundaku tidak jemput aku?" tanya Humaira.

"Ayah sama bundanya Humaira sakit. oma sama opa gak bisa jemput," jelas Syakira.

"O ... gitu ya kak, ya sudah deh." Humaira mengalah.

"Jika gak ada Humaira oga juga sih kakak dijemput orang lain," lirih Syakira melihat Rama yang berjalan di depannya.

Rama mendengar itu menoleh dan seketika langkahnya terhenti.

"Hei nona, asalkan anda tahu jika bukan bos sekaligus sahabat aku yang meminta menjemputmu, aku juga oga!" kesal Rama.

"Ini jam istirahatku dan karena kamu, jam istirahatku terbuang. juga, kalau bukan karena perintah dari bos-ku, kakak anda, gue juga tidak mau disini. dan, kalau tidak mau ikut, ya sudah aku tinggal. beres kan?" lanjut Rama lagi

"Nyebelin banget jadi orang. Astagfirullah," Lirih Syakira.

Rama tersenyum mendengar omelan Syakira.

mereka pun berjalan menuju parkiran mobil, Rama membukakan pintu mobil bagian depan, namun Syakira justru membuka pintu belakang.

"Aku duduk di belakang, anda bukan muhrim saya. Maaf," ucap Syakira dengan masih wajah kesalnya.

"Hei nona! jika marah ya marah saja tidak usah ditahan," kata Rama sambil geleng kepala.

"Ayo marah biar puas!" ledek Rama melihat Syakira dibalik kaca spion.

"Kenapa lihat kemari!" Syakira melihat Rama dibalik kaca spion.

"Bagaimana aku tidak marah, kenapa sih terlambat datang?" tanya Syakira dengan wajah kesalnya.

"Hei nona! asalkan anda tahu perjalanan menunjukkan kemari butuh waktu lama," jelas Rama dan kembali menceritakan peristiwa sebelumnya saat perjalanan.

Syakira menutup mulutnya tertawa mendengar cerita Rama. dan sangat jelas wajahnya Rama menceritakan perihal itu terlihat sangat kesal.

"Ya. Teruslah anda tertawa, merasa lucu kan? tapi aku yang korban," ucapnya

Rama kembali mengintip Syakira lewat kaca Spion dan Humaira melihat itu.

Humaira tersenyum. "Ih kakak supir, gak boleh ngintip. matanya nanti Allah tusuk. kalau lihat yang indah-indah ucapkanlah SUBHANALLAH.

Syakira dan Rama kembali berpandangan lewat kaca spion.

Dengan segera Syakira menundukkan pandangannya.

Rama hanya tersenyum dan terus melajukan mobilnya hingga beberapa jam

sampailah dikediaman Pak Ikhsan. ibu dan Ayah Syakira menyambut mereka.

Setelah menurunkan semua barang Syakira. Rama pamit dan bersalaman dengan pak Ikhsan dan Ibu Fatima.

Ibu Fatima meminta maaf karena merepotkan. Saat Rama hendak masuk mobil, Syakira menghampirinya

"Terimakasih dan maaf," kata Syakira.

Rama hanya mengangguk dan tersenyum kemudian pamit. Rama yang sudah hampir sampai di apartemen miliknya tidak sengaja melihat tas milik Syakira.

Sementara Syakira yang baru ingat tasnya ketinggalan, hanya bisa menghembuskan napas panjang.

"Kenapa Syakira?" tanya Ibu Fatima yang melihat Syakira baru pulang dari mengantar Humaira.

"Tas aku bu," jawabnya.

"Lalu?" kata ibu Fatima, ibu Syakira.

"Entahlah bu, tapi ponselku ada kok, hanya di tas itu ada barang penting, bu."

"Ya sudah. besok hari minggu, nanti kita telpon Fajri mengambil tasmu. kasihan kalau sekarang kita meminta mengantarkannya pasti dia juga lelah dari menjemputmu," jelas ibu Fatima.

Setelah makan malam Syakira masuk kamarnya dan melihat sebuah panggilan dari nomor baru.

"Assalamu'alaikum. ini siapa?"

Syakira melihat nomor baru masuk di ponselnya.

"Tasmu disini. Maaf aku tidak bisa mengantarkannya," ujar Rama dibalik telpon.

"ok. Lalu, kenapa anda tahu nomorku?" tanya Syakira heran.

"Nomormu aku dapat dari buku warna pink ini." Rama tersenyum sambil terus membaca buku diary milik Syakira.

"Hei! anda tidak sopan, ya. Jangan coba-coba lanjut membacanya jika tidak, aku akan mendoakan kamu tidak kawin-kawin seumur hidup. Mau?" ancam Syakira dibalik telpon.

Terdengar suara dibalik telpon seperti suara barang jatuh. Syakira menutup mulutnya tertawa. Membayangkan Rama terperanjat.

Dan benar saja diujung sana Rama tidak sengaja menjatuhkan buku itu dan segera mengambilnya.

"Jahat banget sih jadi cewek. kalau aku tidak kawin-kawin karena sumpah itu, tunggu saja aku akan datang melamar mu." tukas Rama.

"Ih oga, satu lagi jangan bongkar tas aku. simpan sekarang! kalau tidak ...." kata Syakira terpotong.

"Iya bawel, ini aku sudah simpan. Tadi tidak sengaja terjatuh, jadi sebagian barangnya keluar melihat dunia," ujar Rama.

tut.

Syakira memutuskan sambungan telponnya dan Rama hanya geleng kepala.

"Tidak adik, tidak kakak sama saja, seenaknya matikan telpon." Rama langsung merebahkan tubuhnya sambil menatap buku diary milik Syakira.

Jangan lupa berikan dukungannya ya.... 😍😍😍🤗🤗🙏🙏🙏🙏

...BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Rossemarry

Rossemarry

ayo kak lanjut upnya🥳

salam dari "My Lovely Bodyguard" mampir juga ya kak🙈🥰

2022-09-16

1

Keysa_Bom

Keysa_Bom

hallo kak salam kenal dari " Nathan & Naura " dan " Istri pengganti CEO" yuk mampir ya kak 😘🥰

2022-07-13

1

Nuer laila😘

Nuer laila😘

manpir

2022-07-01

1

lihat semua
Episodes
1 Awal Pertemuan Syakira dan Rama
2 Di Desak Untuk Kawin
3 Bertemu Keluarga
4 Syarat Ibu Rama
5 Ungkapan Perasaan Rama Pada Syakira
6 Perasaan Tidak Menentu
7 Kutemukan Jodohku
8 Malam Pertama
9 Rasa Penasaran Rama
10 Saling Mengenal
11 Kedatangan Maura
12 Aku Cemburu
13 Mengagumi
14 Berkunjung di Tempat Paporit
15 Akan Pindah Rumah
16 Pindah Rumah
17 Memulai Aktivitas
18 Suamiku Cemburu
19 Salah Paham
20 Pertemuan Tak Terduga
21 Aku Siap Menjadi Yang Kedua
22 Malam Yang Panjang
23 Berkunjung Ke rumah Utama
24 Hari Anniversary
25 Masalah Pribadi
26 Bertemu Orang Aneh
27 Penjelasan Rama
28 Berat Untuk Berpisah
29 Saling Merindu
30 Merasa Lelah Dengan Segala Ujian
31 Divonis Mandul
32 Kembali
33 Kembali Bersama
34 Kecemasan yang Semakin Menjadi
35 95 Persen Mandul
36 Terjadi lagi kesalahpahaman
37 Kembali Suasana Tegang
38 Kabar Mengejutkan
39 Terungkapnya Sebuah Fakta
40 Kembali ujian datang
41 Kecemasan
42 Menjalani Kenyataan
43 Ketegasan Rama
44 Catatan Harian Syakira
45 Permintaan Syakira
46 Momen Di Pagi Hari
47 Ke kampus
48 Terjebak
49 Penyesalan
50 Di Bawah Pergi
51 Perjuangan Syakira
52 Penyiksaan Melly
53 Rama, Syakira
54 Kehilangan
55 Mencoba Untuk Ikhlas
56 Rancana Yang Tertunda
57 Bulan Madu Yang Tertunda
58 Merajuk Cinta Bersama
59 Khawatir
60 Gara-Gara Parfum
61 Kabar Bahagia
62 Bahagia Tak Terkira
63 Ujian Tengah Malam
64 Di Selimuti Duka dan Luka
65 Mengenang
66 Menjelaskan
67 Permintaan Marwa
68 Kekhawatiran Ibu Ratna
69 Hari Wisuda
70 Menatap jauh
71 Lahirnya Si Kembar
72 Teringat Kembali
73 Perasaan Sebagai Ibu
74 perjuangan zakir
75 Lamaran Zakir
76 Akhir Perjuangan Zakir
77 Hari Bahagia
78 Takut Gemuk
79 Waktu berputar
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Awal Pertemuan Syakira dan Rama
2
Di Desak Untuk Kawin
3
Bertemu Keluarga
4
Syarat Ibu Rama
5
Ungkapan Perasaan Rama Pada Syakira
6
Perasaan Tidak Menentu
7
Kutemukan Jodohku
8
Malam Pertama
9
Rasa Penasaran Rama
10
Saling Mengenal
11
Kedatangan Maura
12
Aku Cemburu
13
Mengagumi
14
Berkunjung di Tempat Paporit
15
Akan Pindah Rumah
16
Pindah Rumah
17
Memulai Aktivitas
18
Suamiku Cemburu
19
Salah Paham
20
Pertemuan Tak Terduga
21
Aku Siap Menjadi Yang Kedua
22
Malam Yang Panjang
23
Berkunjung Ke rumah Utama
24
Hari Anniversary
25
Masalah Pribadi
26
Bertemu Orang Aneh
27
Penjelasan Rama
28
Berat Untuk Berpisah
29
Saling Merindu
30
Merasa Lelah Dengan Segala Ujian
31
Divonis Mandul
32
Kembali
33
Kembali Bersama
34
Kecemasan yang Semakin Menjadi
35
95 Persen Mandul
36
Terjadi lagi kesalahpahaman
37
Kembali Suasana Tegang
38
Kabar Mengejutkan
39
Terungkapnya Sebuah Fakta
40
Kembali ujian datang
41
Kecemasan
42
Menjalani Kenyataan
43
Ketegasan Rama
44
Catatan Harian Syakira
45
Permintaan Syakira
46
Momen Di Pagi Hari
47
Ke kampus
48
Terjebak
49
Penyesalan
50
Di Bawah Pergi
51
Perjuangan Syakira
52
Penyiksaan Melly
53
Rama, Syakira
54
Kehilangan
55
Mencoba Untuk Ikhlas
56
Rancana Yang Tertunda
57
Bulan Madu Yang Tertunda
58
Merajuk Cinta Bersama
59
Khawatir
60
Gara-Gara Parfum
61
Kabar Bahagia
62
Bahagia Tak Terkira
63
Ujian Tengah Malam
64
Di Selimuti Duka dan Luka
65
Mengenang
66
Menjelaskan
67
Permintaan Marwa
68
Kekhawatiran Ibu Ratna
69
Hari Wisuda
70
Menatap jauh
71
Lahirnya Si Kembar
72
Teringat Kembali
73
Perasaan Sebagai Ibu
74
perjuangan zakir
75
Lamaran Zakir
76
Akhir Perjuangan Zakir
77
Hari Bahagia
78
Takut Gemuk
79
Waktu berputar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!