BIBR 04

Kami terhenti, persis didepan incubator yang sudah ku pastikan sejak dari luar milik putraku Rijki. Dari dekat bisa kulihat dengan jelas paras mungil, berwajah tampan, berkulit merah, rambut hitam lebat, meskipun ada selang di sana-sini tapi sungguh putraku begitu menggemaskan. Hanya saja bibirnya terlihat kering, tidak ada tangisan dari mulut mungil nya itu.

Aku hanya bisa mengelus dinding kaca, rasanya ingin mendekap buah hatiku. Air mata sudah tak sanggup lagi menetes, malu rasanya melihat putraku begitu hebat berjuang untuk hidup tanpa merengek sementara aku..

"Benarkah putraku baik-baik saja Sus?"

"Iya bu, putra Ibu sekarang kondisinya sudah stabil hanya menunggu sampai perawatannya maksimal, jadi ibu belum bisa menggendongnya sementara waktu." jawab suster itu seakan mengerti apa yang ku inginkan.

"Sekarang saya antar Ibu ke kamar, jangan khawatir kami akan menjaga putra ibu, setelah ini tolong peras Aslinya ya Bu." 

Aku pasrah dan hanya mengangguk, tak tega meninggalkan Rizki sendiri dengan kondisi seperti itu.

Sampai ke ruangan nipas, disana Bang Sayid sudah menungguku dengan paras yang gusar.

"Kamu dari mana saja Sri! Abang kan sudah bilang jangan pergi dari ruangan ini sendiri, terimakasih ya sus."

Dengan muka manis yang menawan seperti awal mula kita bertemu Bang Sayid menganggukkan kepalanya ke arah suster yang mengantarku.

"Iya Pak, sama-sama," 

"Ingat Sri, kamu jangan coba-coba kabur! Aku pastikan kalau kamu berani macam-macam, pengobatan anakmu akan aku hentikan!" setelah kepergian suster itu, tabiat asli Bang Sayid kembali lagi, sungguh dia bermuaka dua.

"Kenapa Abang tega sama Sri, Rizki juga anak Abang!" air mataku tak terbendung.

"Aku tak pernah mengharapkan Anak dari kamu Sri!"

"Kenapa Abang menikahiku? Kalau tak berharap punya anak! Harusnya Abang gak usah mengajakku menikah!" suaraku meninggi, membuat Bang Sayid makin naik pitam.

"Kamu mau tau alasanku menikahimu? Aku hanya tertantang dengan kamu, yang kata orang-orang susah didapatkan, tapi kamu semudah itu jatuh ke pelukanku."

Senyum menyeringai membuat hatiku makin sakit.

"Aku juga menikahimu berharap dapat harta kedua orang tuamu, tapi nyatanya malah gak dapat apa-apa karna kamu lebih memilih hidup denganku ketimbang mendengarkan orang tuamu."

"Sekarang tidak ada pilihan lain, kamu harus pergi ke luar negri buat membiayai seluruh pengobatan anakmu dan mengganti semua uang yang kukeluarkan untuk menghidupimu."

"Sungguh tega kamu Bang! Biadap! Aku tak menyangka kamu seperti ini, meskipun kamu benci sama aku tapi Rizki itu anakmu juga, kenapa kamu sejahat itu Bang!"

"Kamu baru sadar aku jahat, salah sendiri! Aku sudah bilang jangan hamil, harusnya dari dulu kamu aku kirim ke luar negri, tapi tertunda gara-gara kehamialnmu itu."

"Jadi selama ini Abang menikahiku hanya di jadikan mesin uang dengan bekerja ke luar negri! gitu?"

"Iya, emang kenapa? Kamu fikir aku dapet duit banyak dari mana kalau bukan dari istri pertamaku yang sekarang udah hampir tiga tahun di Arab! Apa pernah kamu liat aku pergi kerja, Sungguh naif kamu Sri."

Aku terhenyak mendengar pengakuan Bang Sayid, benar apa yang dikatakanya aku naif atau bodoh? Selama ini memang belum pernah sekalipun melihat Bang Sayid kerja, karna dari awal kenalan dia slalu bilang pengusaha muda yang sukses jadi kerjanya hanya memantau saja, operasional dikerjakan sama anak buahnya dan aku pun percaya dengan apa yang dikatakan Bang Sayid karna uang belanja sama kebutuhanku dia penuhi, meskipun setelah halim jadi pelit.

"Abang gila, kenapa kau menikahi kami hanya untuk dijadikan mesin uangmu Bang! Apa istri pertamamu tau kalau menikahiku?"

"Tentu saja tidak, mana mungkin aku sebodoh kamu Sri, hem." Senyum manis yang dulu memikat hatiku berubah menjadi senyum menyeringai yang membuatku makin muak.

Setelah semuanya terbongkar, ternyata tabiat asli Bang Sayid seperti ini.

"Aku masih belum sembuh Bang, kamu tau sendiri luka Cesarku belum kering Abang sudah menambah rasa sakit di hatiku, aku juga tak ingin meninggalkan Rizki," Suaraku melemah berharap bisa meluluhkan hati Bang Sayid.

"Keberangkatanmu sebulan lagi, jadi tenang saja lukamu pasti sudah sembuh, Rizki sekarang gak membutuhkanmu tapi duit yang dia butuhkan." 

"Ingat jangan coba-coba kabur, kalau kamu menolak pergi harus bayar denda plus anakmu jangan harap dapat pengobatan lagi!" Hardiknya sambil pergi.

Episodes
1 BIBR 01
2 BIBR 02
3 BIBR 03
4 BIBR 04
5 BIBR 05
6 BIBR 06
7 BIBR 07
8 BIBR08
9 BIBR09
10 BIBR10
11 BIBR11
12 BIBR12
13 BIBR13
14 BIBR14
15 BIBR15
16 BIBR16
17 BIBR17
18 BIBR18
19 BIBR19
20 BIBR20
21 BIBR21
22 BIBR22
23 BIBR23
24 BIBR24
25 BIBR25
26 BIBR26
27 BIBR27
28 BIBR28
29 BIBR29
30 BIBR30
31 BIBR31
32 BIBR32
33 BIBR33
34 BIBR34
35 BIBR35
36 BIBR36
37 BIBR37
38 BIBR38
39 BIBR39
40 BIBR40
41 BIBR41
42 BIBR42
43 BIBR43
44 BIBR44
45 BIBR45
46 BIBR46
47 BIBR47
48 BIBR48
49 BIBR49
50 BIBR50
51 BIBR51
52 BIBR52
53 BIBR53
54 BIBR54
55 BIBR55
56 BIBR56
57 BIBR57
58 BIBR58
59 BIBR59
60 BIBR60
61 BIBR61
62 BIBR62
63 BIBR63
64 BIBR64
65 BIBR65
66 BIBR66
67 BIBR67
68 BIBR68
69 BIBR69
70 BIBR70
71 BIBR71
72 BIBT72
73 BIBR73
74 BIBR74
75 BIBR75
76 BIBR76
77 BIBR77
78 BIBR78
79 BIBR79
80 BIBR80
81 BIBR81
82 BIBR82
83 BIBR83
84 BIBR84
85 BIBR85
86 BIBR86
87 BIBR87
88 BIBR88
89 BIBR89
90 BIBR90
91 BIBR91
92 BIBR92
93 BIBR93
94 BIBR94
95 BIBR95
96 BIBR96
97 BIBR97
98 BIBR98
99 BIBR99
100 BIBR100
101 BIBR101
102 BIBR102
103 BIBR103
104 BIBR104
105 BIBR105
106 BIBR106
107 BIBR107
108 BIBR108
109 BIBR109
110 BIBR110
111 BIBR111
112 BIBR112
Episodes

Updated 112 Episodes

1
BIBR 01
2
BIBR 02
3
BIBR 03
4
BIBR 04
5
BIBR 05
6
BIBR 06
7
BIBR 07
8
BIBR08
9
BIBR09
10
BIBR10
11
BIBR11
12
BIBR12
13
BIBR13
14
BIBR14
15
BIBR15
16
BIBR16
17
BIBR17
18
BIBR18
19
BIBR19
20
BIBR20
21
BIBR21
22
BIBR22
23
BIBR23
24
BIBR24
25
BIBR25
26
BIBR26
27
BIBR27
28
BIBR28
29
BIBR29
30
BIBR30
31
BIBR31
32
BIBR32
33
BIBR33
34
BIBR34
35
BIBR35
36
BIBR36
37
BIBR37
38
BIBR38
39
BIBR39
40
BIBR40
41
BIBR41
42
BIBR42
43
BIBR43
44
BIBR44
45
BIBR45
46
BIBR46
47
BIBR47
48
BIBR48
49
BIBR49
50
BIBR50
51
BIBR51
52
BIBR52
53
BIBR53
54
BIBR54
55
BIBR55
56
BIBR56
57
BIBR57
58
BIBR58
59
BIBR59
60
BIBR60
61
BIBR61
62
BIBR62
63
BIBR63
64
BIBR64
65
BIBR65
66
BIBR66
67
BIBR67
68
BIBR68
69
BIBR69
70
BIBR70
71
BIBR71
72
BIBT72
73
BIBR73
74
BIBR74
75
BIBR75
76
BIBR76
77
BIBR77
78
BIBR78
79
BIBR79
80
BIBR80
81
BIBR81
82
BIBR82
83
BIBR83
84
BIBR84
85
BIBR85
86
BIBR86
87
BIBR87
88
BIBR88
89
BIBR89
90
BIBR90
91
BIBR91
92
BIBR92
93
BIBR93
94
BIBR94
95
BIBR95
96
BIBR96
97
BIBR97
98
BIBR98
99
BIBR99
100
BIBR100
101
BIBR101
102
BIBR102
103
BIBR103
104
BIBR104
105
BIBR105
106
BIBR106
107
BIBR107
108
BIBR108
109
BIBR109
110
BIBR110
111
BIBR111
112
BIBR112

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!