Perjuangan Si Bodoh!

Serra sampai kerumah dalam keadaan mengenaskan. Rambutnya berantakan tidak terbentuk lagi. Bajunya kusut karna ditarik oleh penumpang yang lain.

Wajahnya terkena polusi karna jendela bus yang dibuka lebar. Belum lagi bau badannya yang menyengat karna terkontaminasi oleh keringatnya dan bau makanan para pedagang tadi.

Leon sudah sampai disana duluan. Mengapa ?

Karna bis yang ditumpangi Serra selalu berhenti, dan menunggu penumpang keluar masuk.

Serra bahkan tidak sabar dan terus mengumpat sepanjang perjalanan, karna si supir berjalan sangat lambat.

Serra meniup poninya keatas saat sampai rumah.

"Anu.. Kau pasti sudah menunggu lama." ucap Serra ketika melihat Leon sudah duduk diatas sepedanya yang disenderkan ditembok depan rumahnya.

"Hm.." Singkat Leon.

"Maaf tadi bisnya..." ucap Serra terhenti ketika disela oleh Leon.

"Buka pintu nya." Leon memerintah.

"Iya.." Serra pun merogoh kunci rumah dan membukanya.

"Silahkan." Serra mengajak Leon masuk kemudian menutup pintunya kembali.

"Kau mau mandi dulu atau.." tanya Serra.

"Kamu saja yang mandi. Habis itu masakin aku. Aku tunggu disini." Leon memerintah yang langsung disetujui oleh Serra.

Sambil menunggu, Leon melihat rumah sederhana yang ada di sana.

Leon tersenyum melihat foto ibu angkatnya yang juga terpajang disana.

Leon mengusap foto ibunya yang masih terlihat sangat muda.

"Kamu mau makan apa." Kata Serra yang entah kapan berada disana.

"Seadanya." ucap Leon kemudian mengembalikan bingkai foto yang tadi dilihatnya.

"Itu ibuku. Mirip dengan ku bukan?" Ucap Serra sambil menunjukkan senyum khasnya.

"Hm.."

Setelah makan siang, mereka pun memulai acara belajar mereka. Leon membuka buku pelajaran Serra dan menulis sebuah soal dasar matematika disana. Itu adalah soal paling sederhana dan mudah.

Serra pun melihat Soal yang diberikan Leon, dan mengambil pensil Doraemonnya dari tangan Leon.

Serra hanya menatap. Mau difikirkan lebih dalam lagi, tetap saja jawabannya sama. 'TIDAK TAU!'

Leon menatap tajam pada Serra, soal paling mudah pun tidak bisa ia selesaikan.

"Apa yang kau lakukan disekolah? Sebentar lagi ujian. Dan soal yang aku berikan adalah soal sederhana saat kelas satu." Kata Leon. Serra hanya mendengarkan ceramah Leon dengan khidmat.

Leon kemudian mengambil detik-detik matematika milik Serra dan menandai beberapa poin-poinnya.

"Kau punya laptop?" tanya Leon pada Serra.

"Kakak ku punya. Akan aku ambilkan." Serra kemudian berdiri dari duduknya, dan menuju kamar kakaknya.

Setelah dapat Serra langsung membawa laptop milik kakaknya keruang tengah.

"Kau punya mesin printer?" tanya Leon lagi saat Serra sudah sampai diruang tengah.

"Ya." Dengan segera Serra mengambilkan apa yang dibutuhkan Leon.

Setelah selesai membuat jadwal, Leon segera memprint agar Serra bisa dengan mudah mengikutinya.

"Ujian tidak lama lagi. Aku pastikan kau hafal rumus matematika minggu ini." ucap Leon yang membuat Serra mengangguk.

Leon mengajari Serra bagaimana cara menyelesaikan rumus pertama.

Setelah dijelaskan diulang lebih dari sepuluh kali Serra baru faham dan hanya bisa menyelesaikan satu soal.

"Yeay.... Benar!" Serra girang, ini adalah pertama kali ia bisa mengerjakan soal matematika.

Serra sedang senang, sedangkan Leon menghela nafas berat. Sepertinya Leon harus bersabar mengajari gadis otak dikit ini.

Anak normal bisa faham sekali penjelasan atau dua kali karna memang soal itu hanya sederhana. Tapi khusus murid kayak Serra harus berkali-kali baru faham.

"Hoam..." Serra menguap saat Leon menjelaskan materi kedua.

Leon kesal sekali karna baru satu jam Serra sudah mengantuk.

"Tidak besok saja." pinta Serra yang langsung mendapatkan hadiah sebuah jitakan kecil di dahi Serra.

"Auh... Sakit!" Serra sangat kesal saat Leon menunjukkan tampang tidak perduli saat ia sedang kesakitan.

"Pemalas." Ucap Leon kesal.

"Aku anak yang rajin." Kata Serra tidak terima.

"Oh ya." ucap Leon dengan tatapan penuh mengintimidasi.

"Jam 7:15 pas baru sampai sekolah. Kalau ada pr tidak pernah dikerjakan. Menerima hukuman adalah keahlian mu. Kau mau bilang kalau kau anak yang rajin? Julukan itu sangat tidak pantas untuk kamu." Ucap Leon tegas dengan tatapan tajam.

Setelah Serra menemuinya, Leon langsung menyelidiki semua tentang dia.

"K..Kau bagaimana bisa tau?" tanya Serra malu, ternyata pujaannya mengetahui semua tentangnya.

"Aku jenius. Aku bisa apa saja." kata Leon mulai kelihatan kalau sifat sombong juga melekat dalam dirinya.

"Kau benar." ucap Serra tertawa. Serra membenarkan semua yang dikatakan Leon.

"Cepat kerjakan!" gertak Leon.

"I.. Iya." Serra tergagap.

Seperti sebelumnya, Serra tidak bisa mengerjakannya. Dan Leon sepertinya harus lebih bersabar lagi menghadapi gadis bodoh ini.

Akhirnya Leon menjelaskan berulang lagi agar Serra faham.

Waktu terasa cepat berlalu, mentari sudah tidak terlihat sendari tadi. Hari mulai malam. Dan Serra hanya baru menyelesaikan tiga soal.

"Sepertinya kau harus melupakan impian mu untuk mendapat nilai yang bagus." Kata Leon kemudian.

"Kenapa kamu bilang kayak gitu!" Serra marah tidak terima.

"Baru belajar soal sederhana saja satu hari. Kapan kau menguasai semua soal." ucap Leon yang tidak bisa dibantah Serra karna itu semua benar.

"Jangan bilang seperti itu. Kau mematahkan semangat ku." ucap Serra agak bergetar. Serra merasa tidak berguna sama sekali.

"Kalau begitu tunjukkan padaku. Kertas ini adalah jadwal yang harus kamu ikuti selama dua bulan penuh." Ucap Leon masih dengan tegas. Ia tidak mau berbelas kasih agar gadis dihadapannya ini tidak berleha-leha.

"Rumus ini harus kamu hafal minggu depan. Senin depan harus setor padaku! Dan harus benar semua!" Kata Leon lagi sambil memberikan sebuah kertas dengan isi berbagai rumus matematika untuk anak SMA.

"Dan ini adalah beberapa kata dasar bahasa Inggris. Minggu depannya lagi baru kau menghafalkan nya setelah selesai dengan rumus mu!" tambah Leon.

Serra hanya menatap deretan kertas yang begitu banyak, semoga Serra tidak stres dan masuk rumah sakit setelah mempelajari semuanya.

Seperti kesepakatan, Serra memasak lagi makan malam untuk Leon.

"Kau belajar masak dari siapa?" tanya Leon. Pasalnya, ibu angkatnya berpisah dengan Serra saat usia Serra masih sangat kecil.

Leon sangat penasaran bagaimana bisa Serra jago membuat rasa makanan yang sama persis seperti buatan ibunya.

"Aku hanya mengira-ngira, seberapa bumbu yang harus dimasukkan. Kakak ku selalu bekerja sepanjang hari. Minimal aku harus bisa memasak untuk mengurangi bebannya. Walau setiap pagi selalu telat bangun." Ucap Serra bergetar.

"Selama ini aku selalu merepotkan kakak ku tanpa pernah membuatnya bangga." Tambah Serra lagi.

Serra menghapus cairan bening yang membasahi pipinya. Serra tidak tau, mengapa ia belakangan ini jadi cengeng sekali.

Merasa sebagai orang yang tidak berguna sangat melukai hatinya, dan perlahan mengikis rasa percaya dirinya.

Belum lagi sifat cerobohnya yang bisa saja merugikan orang lain.

"Itulah mengapa aku butuh bantuan mu. Aku akan berjuang sekeras apapun itu. Aku akan menuruti semua perintah mu. Ku mohon, buatlah sampah masyarakat ini berguna bagi orang banyak." ucap Serra masih dengan tangisannya.

Leon tidak tega melihat itu. Leon menunda memasukkan lauk ke mulutnya dan mendekati Serra.

Leon memeluk tubuh rapuh itu yang seakan bisa roboh kapan saja.

"Aku akan membantu mu." ucap Leon sambil mengelus kepala Serra.

Serra membalas pelukan yang Leon berikan padanya lebih erat lagi seakan tidak mau dilepas.

"Aku beruntung bertemu dengan mu, Leon." batin Serra dalam hati.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Berdo'a saja

Berdo'a saja

iyaaa Leon sudah mau peluk duluan tuh

2023-04-25

0

Mawar (alwah)

Mawar (alwah)

ngpe tx ad lanjutan ny thor

2022-04-06

2

Novalina Purba

Novalina Purba

lanjut Thor, buat Leon bucin akut😂

2022-04-03

2

lihat semua
Episodes
1 Serra
2 Penggemar Rahasia
3 Aku Mencintai Mu Leon !
4 Terpuruk
5 Mengubah Takdir
6 Cara Yang Licik
7 Si Jenius
8 Mengejar 1
9 Tidak Akan Menyerah
10 Kebetulan, kah ?
11 Enzo
12 Mengejar 2
13 Pertama kali sial
14 Ketemu!
15 Perjuangan Si Bodoh!
16 Hafal Rumus Matematika Dalam Seminggu?
17 Murid baru
18 Berubah
19 Hafal
20 Kekhawatiran seorang kakak
21 Salah faham
22 Salah Faham 2
23 Di ikuti
24 Ternyata Leon
25 Saingan Cinta
26 Saingan Cinta 2
27 Berjuang Sendiri
28 Introspeksi diri
29 Ajakan kerja sama yang gagal
30 Malu
31 Nasehat bijak dari sahabat
32 Ganti guru
33 Cemburu pada teman baru
34 Dia sudah melupakan ku
35 Leon Merindukan Serra?
36 Menjadi Penguntit
37 Si gendut Situ dan Si cungkring Sono
38 Nasib Sono dan Situ
39 Ancaman Leona
40 Damai
41 Aku Anak yang tidak di inginkan?
42 Awal Mula Leon Punya Anak Buah
43 Mengubah Takdir tidak semudah itu!
44 Kenzo yang murka
45 Strong Woman
46 Crazy Up
47 Strong Woman 2
48 Leona Si Ratu Obat
49 Aksi Ratu Obat
50 Mungkinkah?
51 Hasil Ujian Nasional
52 Menjadi Mahasiswa
53 Kembaran Leon
54 Sedang Bingung
55 Mencari Kakak
56 Pertemuan
57 Tiga Kembar Beda Generasi
58 Siapa Yang Harus Aku Percaya?
59 Leon yang di kira Leo
60 Cita-cita Leon
61 Cita-cita Leon 2
62 Panggil aku kakak
63 Up
64 Kesedihan Leona
65 Sarfaraz Family
66 Salah Faham Lagi
67 Di Kejar Cinta
68 Di Kejar Cinta 2
69 Tidak Sengaja Mengungkapkan Cinta
70 Would You Marry Me?
71 Salah Faham Lagi 2
72 Penilaian Leo pada Serra
73 Ketika Setan dan Malaikat Lewat
74 Calon Menantu
75 Fakta Baru
76 Awal Mula Kehancuran Kenzo
77 Ternyata Di Jebak
78 Pengumuman
79 Pertempuran di pulau terpencil
80 Rafa Vs Marcel
81 Masa Lalu Lula
82 Hukuman
83 Gaya pacaran Leon kayak anak Baru Gedhe
84 Hukuman 2
85 Kelakuan Aneh Leon dan Leo
86 Wisuda END
87 Hilangnya Author
88 Bonus : Hantu pencemburu?
89 Queen Vs Mafia
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Serra
2
Penggemar Rahasia
3
Aku Mencintai Mu Leon !
4
Terpuruk
5
Mengubah Takdir
6
Cara Yang Licik
7
Si Jenius
8
Mengejar 1
9
Tidak Akan Menyerah
10
Kebetulan, kah ?
11
Enzo
12
Mengejar 2
13
Pertama kali sial
14
Ketemu!
15
Perjuangan Si Bodoh!
16
Hafal Rumus Matematika Dalam Seminggu?
17
Murid baru
18
Berubah
19
Hafal
20
Kekhawatiran seorang kakak
21
Salah faham
22
Salah Faham 2
23
Di ikuti
24
Ternyata Leon
25
Saingan Cinta
26
Saingan Cinta 2
27
Berjuang Sendiri
28
Introspeksi diri
29
Ajakan kerja sama yang gagal
30
Malu
31
Nasehat bijak dari sahabat
32
Ganti guru
33
Cemburu pada teman baru
34
Dia sudah melupakan ku
35
Leon Merindukan Serra?
36
Menjadi Penguntit
37
Si gendut Situ dan Si cungkring Sono
38
Nasib Sono dan Situ
39
Ancaman Leona
40
Damai
41
Aku Anak yang tidak di inginkan?
42
Awal Mula Leon Punya Anak Buah
43
Mengubah Takdir tidak semudah itu!
44
Kenzo yang murka
45
Strong Woman
46
Crazy Up
47
Strong Woman 2
48
Leona Si Ratu Obat
49
Aksi Ratu Obat
50
Mungkinkah?
51
Hasil Ujian Nasional
52
Menjadi Mahasiswa
53
Kembaran Leon
54
Sedang Bingung
55
Mencari Kakak
56
Pertemuan
57
Tiga Kembar Beda Generasi
58
Siapa Yang Harus Aku Percaya?
59
Leon yang di kira Leo
60
Cita-cita Leon
61
Cita-cita Leon 2
62
Panggil aku kakak
63
Up
64
Kesedihan Leona
65
Sarfaraz Family
66
Salah Faham Lagi
67
Di Kejar Cinta
68
Di Kejar Cinta 2
69
Tidak Sengaja Mengungkapkan Cinta
70
Would You Marry Me?
71
Salah Faham Lagi 2
72
Penilaian Leo pada Serra
73
Ketika Setan dan Malaikat Lewat
74
Calon Menantu
75
Fakta Baru
76
Awal Mula Kehancuran Kenzo
77
Ternyata Di Jebak
78
Pengumuman
79
Pertempuran di pulau terpencil
80
Rafa Vs Marcel
81
Masa Lalu Lula
82
Hukuman
83
Gaya pacaran Leon kayak anak Baru Gedhe
84
Hukuman 2
85
Kelakuan Aneh Leon dan Leo
86
Wisuda END
87
Hilangnya Author
88
Bonus : Hantu pencemburu?
89
Queen Vs Mafia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!