Serra menjalani hari ini tanpa semangat. Pasalnya ia belum bertemu dengan pujaannya. Saat jam pelajaran berlangsung, Serra melamun. Ia memikirkan apa yang terjadi? Apa Leon tidak masuk sekolah?
Saat sedang asik dengan dunianya sendiri, sebuah pukulan agak keras mendarat dikepalanya.
Serra mau marah, tapi mendadak ia sangat kaget karena yang memukulnya adalah Pak Fikri. Guru tata boga tapi sangat killer.
"Beraninya kau melamun saat pelajaran saya!" guru itu marah.
Serra menelan ludahnya melihat itu. "Mati aku!" batinnya dalam hati.
Dan seperti yang sudah Serra duga. Ia akan dihukum. Sekarang Serra sudah berada dilapangan.
Baru mendapatkan tiga putaran, Serra sudah kelelahan karna Lapangan itu sangat luas.
Saat jam istirahat pertama, Serra langsung kekantin dan makan bakso jumbo satu porsi dan Mie ayam satu mangkuk juga lontong. Tak lupa pula ia memesan es jeruk dan air super dingin.
Setelah selesai, Serra meletakkan mangkuk sesudah menyesap kuahnya hingga habis.
Seperti biasa, Serra langsung bersendawa. "Eugh.... Eugh...."
Serra tidak memperdulikan tatapan jijik para temannya. Yang penting ia kenyang dan hatinya pun senang.
"Serra... Serra..." Kedua sahabatnya, Nacita dan Ara berteriak berlarian kearahnya.
"Kalian ini berisik sekali." Kata Serra yang sudah malas bicara karna kekenyangan.
"Kamu baik-baik saja, kan?" Ara bertanya dengan gemulainya.
"Kau ini, berani sekali melamun saat pelajaran Pak Fikri. Pak Fikri itu tidak akan mengampuni siapapun yang mengabaikannya saat berada didalam kelas." kata Nacita.
"Itulah mengapa sekarang aku sudah tidak berdaya." Ucap Serra merasakan perutnya yang terasa penuh.
"Kau wanita yang tangguh. Kau pasti sudah kebal dihukum. Mengingat kau juga jarang mengerjakan pr." Kata Nacita.
Ara manggut-manggut faham, mengapa Serra mendapatkan nilai paling akhir.
"Bagaimana bisa kau sangat bodoh?" Tanya Ara seakan mengejek.
"Ck, aku pastikan akan mendapatkan 50 besar tahun ini!" Kata Serra menggebu.
Ara dan Nacita hanya mengiyakan sambil memakan menu yang sudah mereka pesan sebelum menghampiri Serra.
Dalam hati mereka tidak percaya dengan perkataan Serra. Bukan meremehkan, tapi itu adalah fakta.
🍑🍑🍑🍑
Sebelum bel masuk, Serra menyempatkan diri untuk mengintip kelas IPA 1. Serra sangat sedih saat tidak melihat Leon disana.
.
.
.
Saat jam pelajaran berakhir, Serra langsung mengikuti kemana langkah Leon saat keluar dari kelasnya, ternyata Leon memarkirkan sepeda nya di belakang sekolah.
"Ketemu!" Ucap Serra dengan senyum tengilnya.
Leon sangat kaget melihat Serra sudah berada dihadapannya, bagaimana bisa gadis bodoh ini tau ?
Karna takut akan kena sial lagi, Leon segera beranjak pergi dari sana, namun Serra tidak akan membiarkan hal itu terjadi, jadi ia mencegatnya.
"Eits, Tuan Arogan. Kau sudah berjanji akan mengajari ku belajar! Seorang pria tidak boleh mengingkari janjinya!" Kata Serra tegas.
Leon hanya terdiam dan menatap kesal kearahnya.
"Kapan?" tanya Leon.
"Mulai hari ini. Mulai hari ini. Ajari aku!" Kata Serra.
"Aku tidak mau jadi guru mu secara gratis. Harus ada bayarannya." Kata Leon yang memang tidak mau rugi.
"Bayaran? Kau mau uang berapa? Jangan banyak tapi, uang kakak ku tidaklah banyak." Ucap Serra jujur.
Memang benar kalau kakaknya itu keuangan nya tidak banyak.
"Kau fikir aku seperti orang yang kekurangan uang?" Ucap Leon setelah memutar bola matanya malas.
"Kau tidak butuh uang? Lalu aku harus membayar mu dengan apa?"
Sejenak Serra terdiam. Kemudian dengan sigap ia menutup kedua melon kecil yang menempel gandeng dibawah lehernya.
"Ka.. Kau tidak akan meminta aku untuk itu kan? Aku... Aku memang menyukai mu. Tapi tubuh ku nanti hanya untuk suami ku!" Ucap Serra terbata.
"Kau ini kenapa mesum sekali." ucap Leon sambil menyentil kepala gadis bodoh itu.
"Kau fikir aku tergoda dengan tubuh kecil mu." Kata Leon lagi menghina Serra.
Serra sangat kesal mendengarnya, tapi ia tidak bisa membantahnya.
"Buatkan aku makanan tiga kali sehari. Pagi bawakan aku bekal. Siangnya makan dirumah mu. Juga sesudah les, sebelum pulang, aku mau dimasakin makan malam." Ucap Leon.
"Kau mau makan masakan ku tiap hari?" tanya Serra senang.
"Hm.."
"Oke. Apakah kamu sudah makan siang ? Kalau belum aku akan memasakkan mu nanti sampai rumah." Ucap Serra senang karna Leon menyukai masakannya.
"Aku suka makanan rumahan. Ibu ku sedang sakit jadi tidak ada yang memasak." Kata Leon kemudian beranjak pergi, namun Serra mencegahnya.
"Kau bilang mau mengajari ku?" tanya Serra.
"Ya."
"Tapi kenapa kau mau pergi?"
"Tentu saja kerumah mu." Ucap Leon.
"Kerumah ku?" Beo Serra.
"Kau tau dimana rumah ku? Aku belum memberi tahu mu." Ucap Serra lagi.
"Aku jenius, tidak sebodoh diri mu. Makanya aku tau." Sarkas Leon.
Bukannya sakit hati, malah Serra nyengir kuda. Merasa yang Leon katakan adalah kebenaran.
Leon tau dimana Serra tinggal karna memang Leon menyelidikinya. Leon bahkan tau kalau Serra juga punya kakak.
"Kalau begitu aku nebeng kamu ya." Pinta Serra memelas. Ia ingin sekali diboncengi sama Leon.
"Tidak ada tempat." Leon menolak.
"Ayolah, aku bisa berdiri dibelakang." Kekeuh Serra.
"Rumah mu jauh. Kau bisa saja terjungkal." Leon masih saja menolak. Pokoknya Leon harus menjaga jarak dengan gadis ini.
"Bilang saja kau tidak mau." kata Serra kesal. Namun ia kembali ceria ketika sebuah ide melintas di kepalanya.
"Leon, besok kamu naik bis aja. Aku nanti akan beli sepeda baru dan kamu harus boncengin aku." Ucap Serra penuh semangat.
Serra sudah melamunkan apa saja yang bisa terjadi saat Leon memboncenginya.
"Leon yang akan mengayuh sepeda, selama perjalanan aku akan memeluknya erat, dan kami akan sangat terlihat romantis.. Oh.. Leon, aku semakin mencintai mu." Serra membatin sambil memejamkan mata. Kedua tangannya menyentuh kedua pipinya.
Leon tampak heran saat melihat Serra senyum-senyum sendiri. Kemudian Leon meninggalkan Serra.
Beberapa bayangan adegan romantis Serra bayangkan. Serra mengkhayal Leon mengelus tangannya yang melingkar diperutnya.
Saat khayalan Serra berakhir, Serra sangat kaget melihat Leon sudah tidak ada fi tempatnya.
Serra kemudian mencari kemana perginya, ternyata Leon sudah jauh, bahkan terlihat sudah kecil.
Serra dengan cepat berlari menuju halte bus dan menaiki bus. Tubuh Serra terasa sesak semua saat bus penuh.
Para anak sekolah, juga beberapa pedagang kaki lima yang membawa serta dagangan mereka.
"Aduh.. Sesak sekali." gerutu salah satu penumpang.
"Sudah, jangan tambah penumpang lagi." Kata penumpang lainnya yang kesal.
"Oh tidak, bagaimana kalau tubuh gendut ku peyok semua." gerutu yang kelebihan berat badan.
"Ck, benar-benar tidak ada akhlak si supir. Sudah tau bisnya udah kepenuhan. Masih saja menambah orang. Tubuh ku sudah cungkring, nanti tambah kerempeng kayak kerupuk kalau gini."
Begitulah sumpah serapah para penumpang, dan Serra hanya mendengarkan mereka sambil berharap cepat sampai rumah agar cepat bertemu pujaannya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Berdo'a saja
👍👍👍👍👍
2023-04-21
0
Kaspo Kaspo
Bagus Thor... tingkatkan lagi, ini lebih ke cocok buat anak sekolah.. bagus👍👍👍👍👍
2022-08-13
0