Pagi itu seperti biasa, Serra sudah memasak sarapan, untuk dirinya juga Enzo. Tak lupa pula Serra menyusun bekal makanan, dua porsi yang satunya akan ia kasihkan pada pujaannya, Leon.
Orang bilang, cinta itu 'dari perut baru kehati'. Kali ini Serra akan selalu membawa makanan untuk Leon dan memastikan ia akan memakannya.
"Leon." Serra menyambut Leon.
Leon jengah setiap hari harus ditunggu sama gadis bodoh ini.
"Kapan dia mulai bosan mengganggu ku?" gerutu Leon dalam hati.
"Kau sudah berjanji bukan, kalau kau akan mengajariku." Serra berkata saat Leon sedang memarkirkan sepeda nya.
"Hmm.."
Serra sangat senang dapat respon dari pujaannya walau hanya satu kata.
"Hmm.." Serra menirukan jawaban Leon sambil menunjukkan ekspresi yang dibuat-buat.
Leon sangat kesal melihatnya, Serra seakan mengejeknya.
"Jangan menyebalkan." Geram Leon.
"Sorry, apa aku membuat kesalahan?" Tanya Serra hati-hati.
"Ya. Aku tidak suka."
Ucap Leon sambil berjalan menuju kelas. Serra mengangguk dan berjanji dalam hati tidak akan mengulanginya lagi.
Saat melihat Leon akan beranjak pergi, Serra segera mengikutinya dari belakang.
Serra melihat betapa gagahnya Leon saat berjalan. Kakinya berjalan tanpa arah, karna matanya fokus memandang punggung lebar pujaan hatinya.
"Pasti akan sangat nyaman kalau dipeluk, aku akan merasa aman jika bersamanya. Semoga kita jodoh, ya Leon. Akan aku pastikan kau akan selalu merasa beruntung saat bersama ku. Aku akan memberikan seluruh cinta ku untuk mu. Aku mencintaimu, Leon." Batin Serra menjerit.
Serra sepertinya sudah sangat jatuh cinta. Ia akan melakukan apa saja untuk cintanya.
Namun, Serra melotot ketika melihat Luna and the geng menghampiri Leon. Serra kemudian menyembunyikan diri kesalah satu tembok yang tidak jauh dari sana.
Serra menatap pemandangan itu dengan cemburu. Tanpa sadar bibirnya menggigit kuku pendek tangannya.
"Hai, Leon." Sapa Luna sambil mengibaskan sebelah rambutnya. Berharap Leon akan terpesona dengan kecantikannya.
Kimi dan Meta pun tidak mau kalah, mereka sesekali menyelipkan rambutnya kebelakang dan mencari perhatian dari cowok paling populer di sekolah itu.
Luna memberanikan diri untuk menggandeng tangan Leon, namun Luna melepaskannya lagi saat melihat tatapan Leon yang seakan mengintimidasi nya.
"Maaf." Kata Luna kemudian berjalan di samping Leon.
"Kau akan mengikuti olimpiade?" tanya Luna dengan centil.
Leon tidak menjawab dan hanya berjalan lurus sambil menatap kedepan. Seperti inilah sifat asli Leon ketika ada wanita lain mendekati nya.
"Em, Leon. Kapan kau akan berangkat? Ku dengar kau akan lomba hari ini?" tanya Luna yang masih berusaha mencari perhatian nya.
Namun Leon tetap bungkam dan masih melanjutkan perjalanan nya tanpa melihat Luna.
Luna merasa sangat kesal di abaikan sama cowok ganteng itu.
"AAKKKHH..." Luna berteriak kencang sampai semua siswa disana kaget dan menatap kearahnya.
"Apa lihat lihat." Luna melototi mereka kesal.
Semua siswa pun bubar, namun tidak berarti ia lolos dari gosipan para temannya.
"Tenangkan emosimu." Kimi menenangkan Luna walau dalam hati ia juga kesal tidak dilirik sama sekali oleh Leon.
"Iya, dia sama sekali tidak selevel sama kamu. Kamu anak orang kaya. Walau Leon pintar, tapi asal usul nya tidak jelas sama sekali." timpal Meta memberi semangat.
"Tau apa kamu! Aku sudah dandan secantik ini, tapi tetap saja Leon mengacuhkan ku." Luna berteriak kencang sambil menghentakkan kakinya. Sebelas dua belas sama anak kecil.
"Aku kira kau mendekati nya karna ingin populer juga." Kata Kimi sambil mengunyah permen karet nya. Kadang juga meniup dan meletupkan di bibirnya dan mengunyahnya lagi.
"Tenang saja kepopuleran mu tetap akan jadi nomor satu tanpa bantuan Leon." Ucap Meta sambil mengambil cermin.
Meta mau memastikan, apakah ada yang nempel diwajahnya, atau rambutnya yang mungkin saja bisa berantakan.
Yang paling parah, tadi pagi habis sarapan lupa ngaca. Meta mau memastikan, ada roti yang nempel gak ya, di giginya ?
"Diam kalian! Cowok populer pasangan nya juga cewek populer. Dan pasti nanti akan menjadi legenda sekolah. Kita akan jadi pasangan paling populer tahun ini. Aku mau jadian sama Leon sebelum kelulusan. Aku pengen nanti yang kasih bunga indah saat wisuda adalah Leon. Pokoknya aku mau Leon!" Kata Luna menggebu sambil mengepalkan tangannya.
Apapun yang menjadi keinginannya harus tercapai, apapun yang terjadi.
Kedua sahabatnya hanya menatap malas kearah Luna, dan menyeretnya masuk kembali kedalam kelas.
Serra sangat senang melihat adegan itu, dan segera berlari menyusul pujaan hatinya.
Serra kesulitan mengatur nafasnya kembali saat sudah berada di samping Leon. Namun Leon tetaplah Leon. Ia tidak akan perduli dengan Serra.
"Kau terlihat keren sekali saat tidak merespon mereka tadi." Kata Serra sambil tertawa tengil. Ia suka mereka kesal kayak tadi.
"Mereka pasti malu sekali, apalagi saat itu banyak siswa yang melihat mereka." ucap Serra lagi, masih dengan tawanya.
"Kamu itu memang keren banget Leon. Tidak akan ada yang bisa menandingi mu. Kau bisa saja membuat dunia berada dalam genggaman mu. Aku salut sekali padamu, Leon. Andai saja kakak ku seperti kamu, aku pasti sangat senang. Oh ya, kapan kamu olimpiade nya. Jam berapa berangkat nya. Aku....." Kata Serra terhenti, berubah menjadi panik saat Leon menyeretnya ke tempat sempit dibawah tangga.
"A.." Serra hampir saja mau berteriak, namun mulutnya sudah ditutup sama Leon.
Jantung Serra hampir keluar dari tempatnya saat bibir Leon sudah menempel pada bibirnya.
Seperti biasa, Leon tidak akan pernah puas jika hanya menempelkan nya saja. Harus lebih. Dan Serra tidak keberatan sama sekali.
Serra mencekram seragam atas Leon yang dipegangnya.
Mereka saling menikmati sensasi yang seakan memabukkan keduannya.
Leon menyesap bibir merah cery yang selalu saja menggodanya. Leon mengutuk dirinya sendiri. Bagaimana bisa ia tidak pernah tahan untuk tidak berbuat mesum jika melihat Serra.
Leon tidak mungkin menyukainya kan?
Tidak! Ini pasti hanya rasa penasaran saja.
Mereka menghentikan aktivitas keduanya ketika pasokan udara terasa sangat lah sedikit.
"Kalau begini kan gak cerewet lagi." Ucap Leon, ia langsung melangkah meninggalkan gadis yang masih melamun. Terkejut dengan tingkah Leon yang tidak pernah ia perlihatkan pada orang lain.
"Apa aku gadis istimewa untuk nya." Batin Serra menjerit.
Serra memekik senang. Apa Leon udah ketagihan dengan bibirnya? Jika iya, Serra akan berusaha lebih keras lagi, agar Leon juga ketagihan sama cintanya.
Leon tadi sebenarnya hanya berniat menghentikan ocehan Serra yang mendengungkan telinganya.
Malahan Kebablasan. (✷‿✷)
🍑🍑🍑🍑
Saat jam istirahat pertama, Serra mencari Leon kekelasnya. Serra berlarian, ia takut terlambat memberikan bekal makan siangnya pada Leon.
Serra menetralkan pernafasannya dulu. Serra juga menata rambutnya yang agak berantakan akibat berlari.
Kemudian ia melangkah kedalam kelas untuk mencari keberadaan Leon.
"Leon."
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Berdo'a saja
diterima ga bekalnya
2023-04-21
0
Kaspo Kaspo
ayo serra
2022-08-13
0