Serra kembali keparkiran, saat mendapat pesan dari kakaknya kalau ia menjemputnya. Setelah celingukan, Akhirnya Serra mendapatkannya.
"Kakak." Teriak Serra saat mendapati dimana kakaknya berada.
Serra lalu mendekati kakaknya sedikit berlari. "Kak." serunya.
"Tumben kakak menjemput ku." Serra berkata sambil menyalami tangan kakaknya.
"Kau ini! Ya sudah kalau gitu kakak balik lagi saja." ucap Enzo bicanda.
"Jangan merajuk, kak. Nanti gantengnya hilang loh." Ucap Serra sambil mengikuti langkah kakaknya yang berniat mau memasuki mobil.
"Kak, kenapa muka kakak terlihat kusut begitu." tanya Serra setelah mereka sampai didalam mobil.
"Anak kecil jangan banyak nanya!" Ucap Enzo kesal.
Enzo kesal karna melihat adegan ciuman tadi saat ia mau masuk kedalam mencari Serra.
Tapi kata teman Serra, Serra sudah pulang dari tadi. Itulah mengapa Enzo mengirim pesan pada adiknya.
Orang yang melihat adegan Serra sama Leon adalah Enzo. Ia tidak habis fikir dengan pola pikir anak jaman sekarang. Dia yang sudah berusia matang saja, masih jomblo.
Sedangkan para bocah ingusan jaman sekarang sudah pada gandeng bocah lainya. Geregetan kan Enzo.
"Kenapa kakak menjemput ku?" Tanya Serra.
"Kau ini cerewet sekali! Sana turun dari mobil ku, kalau tidak mau dijemput. Bikin kesal saja." Enzo mengamuk. Serra hanya tertawa melihat kakaknya mengamuk.
"Jangan gampang marah kalau jadi orang, kak. Nanti cepat tua loh." ucap Serra.
Kata Serra sedikit terhibur melihat raut kesal kakaknya.
Mobil yang dibawa kakaknya tidak sengaja berpapasan dengan Leon. Serra sangat senang melihat pujaan hatinya itu.
"Hei, kenapa kau tertawa sendiri?" tanya Enzo melihat adiknya yang terlihat sedikit gila.
"Kak, aku melihat pujaan hati ku." Kata Serra masih unjuk gigi (ketawa). Untung kinclong.
"Oh ya, dimana?" Enzo sangat ingin tau seperti apa rupa si jenius yang sudah membuat adiknya tergila-gila.
"Itu yang pakai sepeda paling depan." Kata Serra masih dengan senyum nya.
Enzo kemudian melajukan mobilnya sedikit cepat agar bersebelahan dengan orang yang adiknya maksud.
Dalam hati Enzo mengakui ketajaman penglihatan adiknya, walau jarak yang cukup jauh, adiknya bisa mengenali pujaannya.
Enzo menghela nafas kasar. Seperti itukah seseorang yang sedang jatuh cinta ?
Entahlah... Enzo sendiri belum pernah merasakannya.
Saat mengetahui bagaimana rupa pria itu, Enzo menatapnya lekat seakan tidak percaya.
"Leon?" gumamnya pelan, tapi Serra dapat mendengarnya.
"Kakak mengenalnya?" Tanya Serra pada kakaknya yang menyebut nama pujaannya refleks.
"Jadi, yang selalu kamu bicarakan Leon yang itu?" tanya Enzo tidak percaya.
"Iya, kenapa?" Serra melihat kakaknya dengan tatapan aneh. Mengapa kakaknya begitu kaget saat melihat wajah Leon.
"Bukan apa-apa." Balas Enzo kemudian langsung menjalankan mobilnya kembali.
"Ayolah. Kau tidak sedang menyembunyikan apapun kan, padaku ?" kali ini Serra dibuat kesal dengan kakaknya yang menurutnya sekarang sangatlah menyebalkan.
"Kakak hanya merasa pernah melihat dia sebelumnya." kata Enzo yang memang merasa pernah melihatnya.
"Benarkah, aku juga merasa begitu. Aku seperti nya pernah melihat Leon. Tapi, dimana." Kata Serra dengan ekspresi bodohnya.
Enzo hanya mengabaikan adiknya yang masih sibuk dengan dunianya, berbicara sendiri.
Tanpa mereka sadari, yang mereka bicarakan adalah Rafa, pria yang mereka tolong. Wajahnya memang sangat mirip dengan Leon. Kebetulan kah ?
Enzo hanya diam sambil menatap kedepan. Sambil mengemudi, Enzo melamunkan kejadian kemarin saat dirinya melihat seorang ibu yang meraung menangis memanggil nama anaknya.
Awalnya Enzo hanya merasa pernah melihat wajahnya, jadi dia mengabaikannya karna sudah ada dua perawat yang menenangkannya.
Namun saat mengingat adiknya, Enzo menghentikan langkahnya dan melihat kembali kearah wanita itu.
Dan betapa terkejutnya ia mengetahui bahwa wajah wanita itu sangat mirip dengan adiknya, Serra.
Enzo pun menghampiri mereka penuh tanda tanya. Kebetulan, kah ?
"Permisi, apa yang terjadi?" tanya Enzo pada kedua perawat yang menangani pasien wanita itu.
"Maaf mengganggu ketenangan, Tuan. Kami akan menenangkan pasien ini. Sepertinya ia harus dibawa ke psikiater." Kata perawat disana memberi tau. Wanita itu masih meraung kan nama anaknya.
"Ibu, ibu." seorang pria terlihat panik melihat keadaan orang yang sudah ia anggap sebagai ibunya.
"Nafa, Azka!" ibu itu masih saja meneriakkan nama anaknya.
"Bu, tenang. Aku akan mencari keberadaan anak ibu. Pikirkan Leon juga, bu. Leon sangat terluka melihat ibu seperti ini." kata Leon dengan wajah sedihnya.
Leon tau, ibu angkatnya ini nasibnya sangat buruk. Leon belum tau siapa yang menjual ibunya ketempat pelacuran, pada Nona Feng.
Dan pasti Leon tidak akan mengampuninya. Siapapun dia, akan Leon pastikan kalau kematiannya tidak akan mudah.
Leon akan membuat malaikat maut tidak mengambil nyawa orang itu sebelum orang itu hidup mengenaskan dengan wajah penyesalan.
Enzo prihatin melihat keadaan pria seusia adiknya itu dipenuhi darah ditubuhnya. Apa yang sudah terjadi dengan pria itu?
Si ibu tertegun mendengar perkataan anak angkatnya.
"Leon, Leon." ibu meraba wajah anak yang sudah dibesarkannya semenjak menyelamatkan dirinya dari tempat terkutuk itu.
"Ya, bu. Leon disini." kata Leon sambil menatap lekat manik mata ibunya yang terlihat sudah agak tua.
"Ibu menyayangi mu, nak." kata ibu itu.
Leon kemudian memeluk ibunya yang renta itu. Hatinya selalu bergetar tidak tega saat merasakan tangannya menyentuh tulang rapuh ibunya.
Leon selalu memberinya makanan lezat, tapi ibunya nafsu makannya semakin menurun akhir-akhir ini.
Enzo meninggal kan tempat itu dengan perasaan gelisah dan memutuskan untuk mengunjungi makam kedua orang tuanya.
"Ibu, aku merindukan mu. Wajah wanita itu sangat mirip dengan mu, ibu. Mirip sekali." Batin Enzo yang langsung merindukan ibunya yang sudah tiada.
🍑🍑🍑🍑
Leon kecil saat itu sangat sakit hati mendengar dari pamannya, Kenzo kalau ia adalah anak yang tidak diinginkan oleh kedua orang tuanya.
Leon suka melupakan kesedihan yang dia alami dengan bermain komputer semalaman. Entah iseng mencari data-data dibank.
Kadang menyusup dibeberapa markas para organisasi. Kenapa Leon tidak menemukan data tentang ayahnya? Karna dulu yang mengamankan data ayahnya adalah dia.
Leon bisa saja membuka sandi rumit yang ia buat jika ingatannya telah kembali.
Saat itu yang Leon retas adalah cctv dibeberapa jalan.
Entah mengapa ia ingin meretas cctv, kurang kerjaan sekali bukan ?
"Aku yang terjadi?" tanya Leon pada dirinya sendiri saat melihat seorang wanita cantik sedang dikejar oleh dua orang laki-laki.
Wanita itu terlihat pasrah setelah ditangkap. Mereka kemudian memaksa wanita itu untuk melayaninya.
"Kurang ajar." Leon sangat kesal melihat adegan menjijikan orang dewasa itu.
Leon memutuskan untuk menolong wanita itu.
Semenjak itulah Leon memiliki ibu angkat. Tanpa sepengetahuan pamannya, Kenzo. Leon selalu bermain kerumah yang sudah ia belikan untuk ibu barunya.
Sejak itu Leon sedikit senang karena sudah menemukan pengganti sosok ibu yang sudah mencampakkannya.
Leon tau semua tentang ibu angkatnya, termasuk tentang ibunya yang dipaksa orang tidak dikenal mengikuti nya dan menjualnya disana.
Ibunya juga cerita kalau ia mempunyai dua anak yang tidak ia temukan lagi sejak kejadian itu.
"Enzo Razkacila Aditya."
"Serra Safira Dwi Adinafa."
Itulah nama anaknya. Razkacila (Azka ) dan Adinafa ( Nafa ).
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Berdo'a saja
oooowwwwww
2023-04-16
0
Kaspo Kaspo
bagus sekali
2022-08-13
0
~••vika••~:)
lanjut kak 🥰
2022-03-31
2