_Tidak selamnya kalian selalu diatas. Jadi tetap bersikap baiklah pada orang dibawah kalian. Siapa tau nanti kalian juga akan berada diposisi mereka. Mengingat dunia selalu berputar_
°pesan Serra untuk pembaca.
.
.
.
.
Malam itu bintang bersinar terang menghiasi malam yang gelap tanpa adanya bulan.
Serra saat ini sedang berada di balkon kamar menikmati betapa damainya kehidupan malam.
Sudah tiga tahun ini Serra menjadi penggemar rahasia.
Dalam dunia halunya, ia ingin memilik suami setampan dan sepintar Leon.
Ya, Leon adalah siswa paling populer di sekolahnya.
" Tampan sekali." gumamnya.
Serra sedang melamunkan betapa keren nya idola nya disekolah sedang menerima penghargaan piala berprestasi.
" Ahhh...."
Serra menyatu kan kedua tangannya di pinggir pipinya dan tersenyum manis menikmati dunia halunya.
Tiba-tiba,
Tuk !
Sebuah jitakan hinggap di keningnya yang mulus tanpa jerawat yang menempel disana.
" Kakak." Serra menjadi geram marah. Kakak nya ini suka sekali mengganggu nya.
" Melamun lagi ?" ucap kakaknya tidak suka.
" Tentu saja." Serra menjawab sambil mengerucutkan bibirnya kesal.
" Tuan Jenius lagi ?" Enzo bertanya sambil melipat tanganya.
" Ya. Siapa lagi. Masak ngelamun tentang kakak. Kakak itu tidak keren sama sekali." ucap Serra sarkas.
" Ya sudah." Enzo beranjak berniat mau pergi meninggalkan adiknya.
Namun Serra mengingat sesuatu, ia segera beranjak dari balkon dan mengejar kakaknya.
" Kakak, tunggu." ucap Serra setelah berhasil menangkap tangan kakaknya.
" Ekm. Itu... itu loh... " Serra tergagap mau melapor.
" Kenapa ?" tanya Enzo masih dengan tangan melipat di dada.
" Anu... itu..." Serra masih saja gagap.
" Kerjain pr lagi ?" tanya Enzo yang kemudian di jawab dengan anggukan oleh Serra.
" Kau ini mengapa bodoh sekali. Apa jangan jangan kamu ini anak yang di pungut ayah ku." hina Enzo.
" Kejam sekali kau sama saudari mu. Lihat saja nanti bakal aku adu kan kau sama ayah. Aku akan bilang kalau selama ini kakak selalu menganiaya adiknya yang unyunya tidak ketulungan ini." kesal Serra masih mode marah.
" Ya, mati dulu saja sana kalau mau ketemu sama mereka." ucap Enzo asal dan masuk lagi kedalam kamar adiknya.
Enzo mengambil tas sekolah Serra yang berwarna biru laut dengan gambar kuda poni dipojok atasnya.
Tas itu adalah tas di pesan sendiri karna Serra maunya tas karakter kayak gitu.
" Kak, kalau bicara itu yang benar. Tidak boleh mendo'akan yang tidak baik untuk adiknya. Kalau nanti benar terjadi kakak juga yang repot." ucap Serra kesal.
" Aku tidak repot tapi malahan seneng. Aku senang karena satu beban ku sudah ke angkat." ucap Enzo dingin.
Serra hanya menggerutu kesal. Kakaknya ini sangat galak tapi Serra menyayanginya karna dia satu-satunya orang yang tersisa sebagai keluarga nya.
" Kerjakan." ucap Enzo setelah memberi semua tempat dimana rumus nya berada.
" Okay kakak Enzo yang tampan." Serra bersemangat mengambil buku itu dari tangan Enzo.
Namun baru sebentar kepalanya sudah puyeng melihat deretan angka yang terasa memenuhi matanya.
Serra menjatuhkan kepalanya ke atas meja.
" Ya Tuhan.. Susah sekali."
Serra menggerutu, Enzo menghela nafasnya berat melihat adik nya sudah menyerah.
" Kau tidak akan bisa mengerjakannya. Lebih baik menyerah dan lekas tidur." kata Enzo kemudian beranjak.
" Kakak, bantu aku kak. Setidaknya pr kali ini aku mendapat nilai bagus." pinta Serra.
" Kau memang selalu mendapat rangking akhir bukan ? kau akan tetap lulus walau dengan nilai yang benar-benar hancur." kata sang kakak dan meninggalkan adik nya sendirian.
Memang selalu saja seperti itu. Serra dari awal sekolah selalu mendapat rangking paling akhir.
Serra tidak jadi mengerjakan pr karna mau di kerjakan atau tidak jawabannya tetap sama, salah.
Ia merebahkan diri di kasur nya yang empuk. Serra hidupnya sangat kecukupan berkat kerja keras kakaknya.
" Leon." Serra menyebut nama pujaan hatinya.
Dari pada harus bingung mikirin pelajaran lebih baik memikirkan pujaan hatinya.
Serra tertawa sendiri menyadari kelakuannya yang suka haluin Leon.
Serra mengambil boneka singanya yang terlihat gagah walau ukurannya cukup kecil.
" Mimpi indah, ya." Ucap Serra kemudian mencium pipi boneka itu.
Ia membayangkan kalau yang ia cium itu pujaan hatinya. Leon.
🍑🍑🍑🍑
Enzo selalu bangun pagi, saat hendak membangunkan adiknya, ia di kejutkan melihat beragam makanan di meja makan.
" *K*akak ku yang tampan. Do'a kan misi adek sukses, ya.
Adek mau mengejar cinta adek sebelum di tinggal pergi.
Adek sudah memikirkan hal ini semalaman.
Adek Serra berencana untuk menyatakan cinta hari ini, kak.
Minta restu nya ya, kak. Biar kakak cepat dapat adik ipar."
From your Love
Serra😚
Enzo berdecak geli setelah membaca surat cinta dari sang adek.
Serra memang pandai memasak. Hanya saja ia selalu bangun telat, membuat si kakak yang harus memasak sendiri.
Enzo memakan makanannya dengan santai sambil berdoa, semoga saja orang yang di sukai adik nya tidak kerepotan menghadapi sifat ceroboh adiknya.
.
.
.
.
Pagi harinya tidak seperti biasanya. Serra yang selalu telat setiap hari nya kini pagi sekali sudah sampai di sekolah.
Serra sengaja berangkat pagi dan mojok di tempat parkir mobil.
Serra menyembunyikan diri disana sambil menunggu pujaan hatinya datang.
Tak lama kemudian terlihat seorang siswa gagah, tinggi, dan penuh pesona.
" Leon." batin Serra menjerit.
Kalau saja Serra tidak punya malu, ia pasti sudah berlari kesana. Mencium dan memeluk pujaan hatinya dengan penuh perasaan.
Serra merona setelah menyadari apa yang ia lamunkan.
" Kakak akan mandi kembang tujuh rupa kalau aku dan dia benar benar bersatu." gerutu Serra masih melihat ke arah Leon.
Serra sedikit menunduk ketika Leon hampir melewati nya.
" Hei, kau sudah sampai." tanya teman Leon.
" Hmmm..." ucap Leon singkat, padat, dan jelas.
" Ini lah diri mu. Aku duluan ya. Mau menemui pacar ku dulu sebelum masuk kelas." kata temannya dan berlalu pergi meninggalkan Leon.
Leon hanya melihat kepergiannya sebentar dan melanjutkan perjalanan nya.
" Keren sekali." gumam Serra.
Serra menatap tangannya yang bergetar. Juga kakinya yang gugup.
" Tenang Serra, tenang. Tunjukkan pada kakak mu kalau kau bisa menaklukkan hati cowok es itu." Serra menyemangati dirinya kemudian beranjak masuk kelas.
Saat di perjalanan, Serra menginjak lantai yang terasa licin di sepatunya dan..
Bruukkk
" Ahhhh..." Serra memekik kesakitan.
Bokongnya terasa kempes, perut nya menjadi kram dengan kepala yang agak pening.
Semua yang disana tertawa terpingkal melihatnya.
Serra mendengus kesal, ada orang yang jatuh tidak ada yang berniat nolongin malah di ketawa in.
" Hahahaha...."
Kimi, Luna, dan Meta.
Mereka adalah geng yang merasa paling cantik di sekolah ini.
Mereka adalah anak orang kaya di Jakarta, jadi mereka bisa melakukan apa saja termasuk membully adalah kegiatan yang paling menyenangkan buat mereka.
Dan Serra adalah korban setia mereka. Serra merasa heran sebenarnya, sekolah elit yang terkenal tata kramanya tinggi telah memelihara para gadis sombong seperti mereka.
.
.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Berdo'a saja
sakit nya tidak seberapa tapi malunya itu tuh
2023-04-16
0
Kaspo Kaspo
lanjut
2022-08-13
1