Mengejar Cinta Mr Arogan
_orang sukses rahasianya bukan otak yang pintar. Tapi mimpi dan usaha untuk mewujudkan nya_
.
.
Malam itu terlihat seorang anak kecil sedang diikat oleh sekelompok penjahat.
" Lepaskan aku.. Lepas!!" Anak itu meraung minta tolong.
" Hahahaha... Kau fikir semudah itu melepaskan diri dari genggaman ku." Kata seorang pria bertopeng.
" Kau.. Aku tidak akan pernah memaafkan mu." geram anak kecil itu.
" Kau ini berisik sekali. Olaf." Pria itu berteriak memanggil asisten cantiknya.
"Ya Tuan." Kata wanita itu dengan suara mendayu.
" Cepat suntikan pada anak ini."
Wanita itu membawa suntik yang berisi cairan yang bisa menghilangkan ingatan seseorang.
" Tidak.. Jangan... Jangan.." Anak laki-laki malang itu menangis.
Dan ini adalah kedua kalinya anak itu menangis. Pertama kali saat kehilangan ibunya, kedua kali saat ini.
Wanita itu kemudian menyuntikkan serum yang langsung membuat anak laki-laki tidak berdaya itu pingsan.
" Jadikan dia budak mu." Perintah pria itu pada asistennya.
.
.
.
.
.
.
Namaku Serra. Aku adalah anak yatim piatu. Tubuh ku pendek dengan wajah baby face. Kakak ku adalah seorang dokter muda yang ada di rumah sakit terbesar di Jakarta.
Pagi itu seperti biasa, Serra akan tergesa berangkat ke sekolahnya karna kesiangan.
Kakaknya sudah menyiapkan sarapan roti dengan selai pagi itu.
" Pelan pelan saja, tidak akan ada yang merebut sarapan mu." ucap kakaknya, Enzo.
" Kau ini berisik sekali, kak." kata Serra masih mengunyah rotinya dengan bruntal.
Serra melihat jam dinding yang ada di sana dengan kaget.
07.00
Oh, tidak!
Kelas akan di mulai lima belas menit lagi. Serra memasukkan rotinya langsung semua dan memakai sepatunya asal.
" Hei, sepatu mu belum terpakai semua." teriak kakaknya sambil menahan tangan Serra.
Serra tidak menjawab karna mulutnya di penuhi oleh makanan.
Tapi sebagai jawaban ia mencium pipi kiri kakaknya kemudian berlari menuju halte bus sambil melambaikan tangan nya pada si kakak.
Enzo melihat kepergian adiknya dengan gemas.
" Dasar gadis nakal yang lucu." gerutu nya sambil tersenyum simpul melihat adiknya yang sudah remaja.
Di perjalanan Serra sudah menghabiskan rotinya dan meminum air putih dengan sekali tegukan.
Dan... " Eeeughhhhhhh."
Ia bersendawa sampai membuat penumpang lain di sekitarnya jijik dengan kelakuannya.
Serra membungkukkan badannya " Maaf.. maaf..."
Setelah menempuh perjalanan kurang dari sepuluh menit, Serra pun sampai di sekolahnya.
Serra berlarian menuju gerbang dan melihat satpam hampir menutup pintu.
" ak.. jangan." teriaknya kencang.
Serra adu dorong dengan si satpam dan di menangkan oleh Serra.
" Makasih pak." ucap Serra melanjutkan larinya.
Satpam itu terlihat sangat kesal dengan kelakuannya.
" Anak nakal. Sukanya telat terus." gerutu si satpam.
Satpam itu kembali menutup pintu.
Serra masih berlari kencang melewati halaman sekolah. Di halaman itu ada tulisan besar disana.
SMA TARUNA 1
Serra menelusuri halaman dan memasuki lorong masih berlari. Bel sudah berkumandang dan akhirnya tujuannya sampai, yaitu kelasnya.
" Ohh akhirnya aku telah sampai." ucap Serra kemudian mendudukkan bokong nya di bangku milik nya.
" Kau telat lagi." ucap Nacita. Sahabat sekaligus teman sebangku nya.
Serra masih mengatur nafasnya yang masih tersengal-sengal.
Serra menghirup udara sebanyak-banyaknya dan mengeluarkan dari mulutnya.
" Rasanya menyenangkan telat setiap hari." ucap Serra setelah ia bisa bernafas normal.
" Kau ini suka sekali telat. Aku heran sekali. Bukankah kakak mu seorang dokter. Lalu apakah dia tidak membangunkan mu ?" tanya Nacita.
" Kakak sudah bosan membangunkan ku. Mau di bangunkan model gimana saja, aku bangunnya akan tetap jam tujuh kurang lima belas menit." ucap Serra.
" Kebo juga ya kau ternyata." canda Nacita.
" Ini menyenangkan. Kakak ku akan selalu marah di pagi hari, pak satpam juga suka marah jika melihat ku." kata Serra sambil tersenyum jahil.
" Kau ini tengil sekali. Apa yang membuat mu senang membuat mereka marah ?" tanya Nacita tidak habis fikir.
" Wajah kesal mereka saat marah terlihat sangat jelek dan itu sangat menghibur ku. Kau tau, aku bahagia sekali saat melihat mereka seperti itu." ucap Serra dengan tengil nya.
" Terserah padamu."
Pembicaraan mereka berakhir ketika melihat guru geografi yang terkenal galak.
Rina Naili Soraya. Salah satu guru geografi di sekolah itu. Siapapun yang telat tidak akan di beri ampun.
Tapi akan di kasih pr yang panjang kata lebih dari 20 rb kata dan harus di tulis tangan. Waktu mengumpulkan satu minggu dan yang habis mendapat hukuman pasti akan merasa tangannya copot semua.
Kring.... Kring.... Kring...
Semua murid terlihat berhamburan keluar dari kelas mereka menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang kosong.
" Ku dengar siswa jenius yang sedang lomba olimpiade matematika di luar negeri akan kembali hari ini." ucap Nacita setelah sampai di kantin.
Serra merona mengingat siswa itu. Serra sudah menyukai nya sejak kelas satu.
" Hei kau sakit ?" tanya Nacita sambil memegang dahi Serra yang tidak panas.
" Kau ini kenapa ?" Serra balik nanya.
" Kau yang kenapa, wajah mu merah sekali. Aku kira kau sedang demam." ucap Nacita.
Serra merona lagi mendengar itu.
" Ck mulai lagi." kesal Nacita kemudian segera memesan makanan.
" Bang, bakso beranak dua porsi ya." teriak Nacita dari tempatnya berada agar Bang Jhon yang sedang berjualan itu mendengar nya.
" Siap neng." kata Jhon.
" Kau mau bakso juga, kan ?" tanya Nacita.
" Kau memang selalu saja menjengkelkan. Kau pesan duluan, baru nanya aku. Geregetan kan aku nya." gerutu Serra.
Nacita hanya tertawa mendengarnya ia suka sekali di prioritaskan. Makannya ia betah berteman dengan Serra, gadis ceria, tulus, selalu mengutamakan orang lain, tapi bodoh.
Nacita tertawa mengingat pertemuan pertama mereka yang penuh permusuhan.
" Kau sudah gila, ya." tanya Serra melihat raut temannya yang senyum senyum sendiri.
Nacita kesal mendengar ucapan itu.
" Kau yang gila." jawab Nacita kesal.
" Jangan tertawa sendiri, nanti di kira kerasukan setan." ucap Serra.
Setelah pesanan datang, mereka memakannya dengan lahap.
Mereka berniat kembali ke kelas setelah menghabiskan satu porsi bakso beranak dan segelas es teh.
Saat di tengah jalan, mereka menghentikan langkahnya ketika jalannya di halangi oleh para siswa yang sedang berkerumunan.
" Apa yang sedang mereka lakukan disini ?" tanya Nacita pada Serra yang berada di dekatnya.
Mereka berbicara agak berteriak karna suara bising disekitar mereka.
" Aku tidak tau. Apa di sekolah kita kedatangan artis ? atau bisa saja mau di pakai syuting film oleh salah satu artis terkenal." celutuk Nacita lagi.
Apalagi mereka juga melihat ada salah satu guru tata boga, Bu Rosy. Juga ikut berkerumun bersama siswi yang lain.
Karena penasaran, mereka mendekat dan menerobos masuk di antara para siswi yang heboh berteriak.
Serra juga Nacita tercengang melihat seorang pria sedang memakai rok mini dengan dandanan super menor sedang bersama dengan kepala sekolah.
Kepala sekolah terlihat pasrah ketika kalah debat dengan si pemilik yayasan.
Pria itu ternyata adalah anak dari salah satu pengusaha kaya di luar negeri.
Mereka melakukan apa saja keinginan anaknya termasuk menjadi banci sejak sekolah menengah.
Jadi di sini lah pria itu, ia tetap bisa bersekolah walau dengan dandanan seperti itu.
🍑🍑🍑🍑
" Nama ku Ara. Senang bertemu dengan kalian." pria itu memperkenalkan diri dengan suara centil nya.
" Halo Ara." ucap Fajar, salah satu murid pembuat onar di sekolah itu.
Seluruh murid tertawa melihat gaya Fajar yang centil dan mengedipkan salah satu matanya.
Ara merasa jengkel karna di permalukan, tapi ia masih tersenyum. Sudah biasa ia di perlakukan seperti itu.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Berdo'a saja
aku baru masuk pembaca bungsu
2023-04-16
0
Kaspo Kaspo
bagus
2022-08-13
0
Reni Anggraeni
lah kesiangan seru katanya😅😅😅
2022-05-03
1