BAB 7 Jatuh Cinta?

Buyar semua yang ada di otakku.

Gara-gara pipiku merona atas kata-kata Ustadz Ilham yang bercanda tapi klik di hati, semua yang ingin kutanyakan malah benar-benar menguap dari otakku. Bahkan, lidahku terasa kaku, aku bingung aku mau berkata apa. Sebab itu, Ustadz Ilham menyuruhku fokus saja pada makanan yang mesti kuhabiskan.

"Jangan mubazir. Orang yang suka mubazir itu temannya setan. Kalau kamu, kamu teman saya."

Ck!

Terdengar seperti gombalan.

Duuuh... hati... kenapa kau suuzhan terus?

"Iya, Mas. Akan saya habiskan."

Kukembalikan fokus mataku pada piring nasiku yang baru berkurang sedikit. Dan setelah makanan kami habis, Ustadz Ilham malah menyuruhku pulang.

"Segini saja dulu, ya, untuk hari ini," katanya. "Lain waktu kita mengobrol lagi. Kalau perlu, kamu tulis apa saja yang ingin kamu bahas. Jadi otakmu tidak sampai ngeblank. Nanti saya tinggal baca, setelah itu saya akan menjawabnya sendiri."

Aku pun mengangguk. "Ide yang bagus. Akan kutuliskan."

"Cieeeee... yang ngomongnya aku-kamu."

Ya ampun... sempat-sempatnya Ustadz Ilham melontarkan kalimat itu. Pasti Umi yang sudah menyetelnya supaya ia jangan bersikap seperti ustadz kebanyakan, yang ngomong apa adanya dan sekaku batu berhadapan dengan seorang gadis: yang pasti tak akan klik denganku bila ia seperti itu.

Aku jadi penasaran, apa itu setelan Umi? Umi yang memberitahunya secara detail harus seperti ini, harus seperti itu, dan Ustadz Ilham mempelajarinya? Atau, apakah memang seperti itu pembawaan Ustadz Ilham? Bahkan kalau dia bicara dengan gadis lain?

Ah, untuk apa juga aku memikirkannya.

Kusunggingkan senyuman terbaik. "Nanti saya tuliskan," ralatku.

"Tidak apa-apa, kok, kalau kamu mau bicara pakai aku-kamu. Biar kedengarannya lebih akrab, ya kan?"

Aku mengangguk. "Ya, terserah Ust... terserah Mas Ilham saja. Kalau mau bicara pakai aku-kamu, ya monggo...."

"Yap. Jadi... sepakat, ya, nanti kita bertemu lagi?"

"Oke. Tentukan saja waktunya, kapan dan di mana. Kalau kita... sama-sama punya waktu luang bareng, kita bisa bertemu lagi."

"Oke. Jadi kesimpulannya, pertemuan pertama perkenalan. Pertemuan kedua pengenalan. Dan pertemuan ketiga nanti pendalaman. Setelah itu, mudah-mudahan...."

Lagi-lagi Ustadz Ilham melirikku.

Yang dilirik tersenyum-senyum saja. "Kamu terdengar seperti orang yang sedang menggombal, tahu!"

"O ya? Ini bukan gombalan, Zahra...," protesnya dengan gaya merengek ala seorang kekasih, lalu ia berkata lebih pelan, "Ini upaya seorang pemuda untuk menyelinap ke dalam hatimu, dan, juga demi mendaftarkan namanya dalam rangkaian doa-doamu. I wanna be with you, Zahra."

Hmm... siapa yang menjadi dalangnya ini? Benaran hasil penyetelan orang dalam ini mah. Abi atau Umi? Mereka memberi informasi terlalu detail. Ustadz Ilham memberikan gambaran seorang pemuda brewok dengan tutur kata yang manis bak di film-film dari negara timur.

"Lo? Kok diam? Katanya suka nonton film drama percintaan. Kok malah nervous?"

Aku nyengir. "Sudah mau zuhur, Mas. Saya mau pulang."

Ustadz Ilham hanya mengangguk kecil. "Saya antar, ya," tawarnya seraya menunjuk ke mobilnya yang terparkir nun jauh di sana.

"Tidak usah, Mas. Saya sudah biasa kok bawa motor sendiri siang bolong begini. Kan ada helm dan jaket."

Si ustadz tersenyum tipis. "Perempuan mandiri," pujinya. "Benar-benar calon istri idaman."

Mendengar kalimat itu aku terkikik geli. Dia membuat senyumku malah semakin melebar. "Sudah, ya... saya pulang dulu. Terima kasih atas traktirannya. Assalamu'alaikum."

"Waalaikumussalam. Sampai jumpa, Zahra."

Dan aku jadi tersenyum sendiri. Aku beranjak ke luar dari rumah makan itu dan naik ke motor, mencolokkan kunci dan menstarternya, lalu melaju.

Di sepanjang jalan aku berpikir, ternyata Ustadz Ilham bisa menjadi pribadi yang asyik -- yang seperti lelaki biasa. Memikirkannya membuatku tak merasa perjalananku cukup jauh. Hingga, tanpa terasa, aku sudah hampir sampai tujuan.

Namun, hingga malam datang pun pikiranku masih tertuju pada ketulusan Ustadz Ilham dalam menyikapi perjodohan ini. Entah kenapa, aku jadi merasa ragu dengan perasaanku terhadap Mas Imam. Apa itu hanya sekadar perasaan semu semata, sebagai bentuk protes dan pembangkanganku terhadap Abi? Jika tidak, masa iya aku bisa biasa saja tak merasa risau dengan keadaan hubungan yang tak jelas arah dan jundrungannya?

Aku menghitung bintang di langit. Satu... dua... tiga... lima... sepuluh....

Ponselku berdenting. Pesan whatsapp masuk, dan membuatku terbelalak.

》 Di hatimu ada pertanyaan tentang poligami, kan, Zahra? Sebagaimana ayahku memuliakan ibuku dengan kesetiaannya, inshaallah, seperti itu juga aku akan memuliakanmu sebagai istriku. Dengan kesetiaanku yang hanya akan kutujukan kepadamu.

Aku tersenyum sendiri. Isi whatsapp itu menyetrum hatiku, memicu hormon-hormon bahagia yang seketika meletup-meletup dan menyebar ke seluruh aliran darahku. Serta merta pipi tembamku langsung merona.

Umi yang entah sejak kapan berdiri di belakangku tahu-tahu berdeham. "Ehm... ehm...," Umi sengaja mengeraskan dehemnya.

"Eh, Umi."

"Lagi baca apa, Nduk?"

"Eh, tidak ada apa-apa," elakku menyembunyikan benda pipih persegi itu di balik jilbabku.

"Kamu jatuh cinta, ya?" tebak Umi berbisik lirih di telingaku. Ia tersenyum simpul. "Pada siapa? Ustadz Ilham?" bisiknya lagi. Lebih lirih dari sebelumnya.

Aku semakin tertunduk dalam diam. Wajahku pasti kian berwarna merah jambu. "Zahra belum banyak bertanya padanya, Umi. Mas Ilham...."

"Zahra?"

"Eh, astaghfirullah. Maksudku... Bila."

"Jadi, ada yang punya panggilan khusus?"

"Umi... jangan begitu, ih! Bila malu, Umi...."

"Kenapa? Tidak apa-apa lagi. Curhat ke Umi," katanya. "Eh? Mas Ilham, ya?"

Ya ampun... sejak kapan, sih, Umi jadi begitu?

Umi langsung nyelonong keluar dari kamarku setelah ia menggodaku. Tetapi aku sempat menghentikan langkahnya. "Ada apa, Nduk? Jadi mau curhatnya?"

Aku tersenyum geli. "Jangan sebegitunya juga, Umi. Bila cuma mau mengobrol sedikit."

Umi duduk di sampingku, di sofa depan jendela kaca kamarku yang memaparkan gelapnya langit malam di atas sana.

Tak disangka, tak dinyana, meluncurlah cerita itu, bagai aliran air yang dibendung sekian lama dan terpaksa jebol. Tak bisa dihentikan, sebelum air yang hendak melepaskan keterkungkungannya habis tanpa sisa. Aku menceritakan pertemuanku dan Ustadz Ilham tadi siang: bagaimana pembawaannya yang santai dan penuturan kata-katanya yang menyenangkan hati. Juga, tentang sesungguhnya aku yang menyadari kekeliruan sikapku selama ini, caraku membangkang, aku yang sering menyakiti hati Umi.

"Tapi Bila tetap tidak akan bisa mentolerir keputusan poligami Abi. Kalaupun tak boleh menentang poligami, silakan itu dilakukan oleh orang lain. Kenapa mesti Abi?"

Umi tak mampu menjawab, tak seperti biasanya ia yang seringkali memberiku pengertian. Mungkin karena memang sudah percuma. Sikap tolerir itu tak akan pernah muncul dalam benakku.

"Yang penting Mas Ilhamnya Zahra tidak akan berbuat seperti itu, kan?"

Hah! Godaan Umi kembali membuatku tersenyum sendiri. Satu... dua... tiga... kembali kuhitung bintang setelah Umi meninggalkanku sendirian di dalam kamar. Malam ini langit gelap. Rembulan hanya sepotong di langit. Sepi telah berteman dengan senyap sejak hampir setengah jam yang lalu. Tapi mataku masih sulit terpejam.

Gara-gara dia!

Oh, Mas Ilham....

Terpopuler

Comments

Afternoon Honey

Afternoon Honey

aish meleleh hati ini bacanya 💖

2023-08-19

0

VERALI

VERALI

Zahra bucin duluan nih 🤣😂

2022-08-26

1

Oktavia

Oktavia

ach sudah lemah aja hatinya bila… aku juga tdk suka poligami. hal yg wajar krn orng yg dipoligami adlh ibu yg melahirkan. akan sedih jika waktu digilir. dia enak ada di pelukan wanita lain… bahkan anak banyak lagi… nauzubillah

2022-06-18

1

lihat semua
Episodes
1 Tentangku
2 Perjodohan
3 Pertemuan
4 Mempesona
5 Mas Ilham
6 BAB 7 Jatuh Cinta?
7 BAB 6 Alasan Mulia
8 Ilham Dari Tuhan
9 Pemuda Yang Manis
10 Pendalaman
11 Seberapa Cocok?
12 Mencari Ilham
13 Saranghae
14 Pelabuhan Hatiku
15 Cinta Luar Biasa
16 Kisah Yang Manis
17 Hari Lamaran
18 Manisnya Ilham
19 Kepercayaan
20 Takdir
21 Melepas Penat
22 Romantis
23 Mimpi Dan Impian
24 Caranya Membahagiakanku
25 Tragedi Pilu
26 Ketika Tuhan Menguji
27 Mas Ilham....
28 Menggelitik
29 Hati Yang Meragu
30 Meyakinkan Hati
31 Menjelang Pernikahan
32 Ikatan Suci Pernikahan
33 Ciuman Pertama
34 Ujian Pertama
35 Tester Pertama
36 Romantisme Pengantin Baru
37 Malam Pertama
38 Sambutan Pagi
39 Gairah Asmara
40 Candu
41 Suamiku Yang Gila
42 Kehidupan Baru
43 Humoris
44 Hmm....
45 Terapi Mujarab
46 Romantisme Yang Tertunda
47 OMG Waw!
48 Pahit Manis Cinta
49 Pergolakan Hati
50 Renungan
51 Suamiku Edan!
52 Kehangatan Pengantin Baru
53 Kalam-Kalam Cinta
54 Salsabila Azzahra
55 Malam Kedua Bersamamu
56 Canda Dalam Candu
57 Keterbukaan
58 Tips And Trick
59 Cerita Masa Lalu
60 Cinta, Pengobat Luka.
61 Minggu Kelabu
62 Penyabar, Dan Gila!
63 Kultum
64 Mesranya....
65 Teror
66 Melelahkan
67 Sial
68 Ceritaku, Dari Pahit Hingga Manis.
69 Satu Bulan....
70 Positif
71 Ujian Lagi?
72 Suami Bijak
73 Laraku
74 Siasat Licik!
75 Dia Yang Luar Biasa Sabar
76 Bermuka Dua
77 Imam Terbaik
78 Cuap-Cuap Tetangga
79 Haru
80 My Perfect Husband
81 Nyesss...!
82 Gesrek!
83 Sempurna
84 Bahagia Itu Sederhana
85 Keji!
86 Cinta Yang Sempurna
87 Luar Biasa
88 Lagi!
89 Lelah
90 Kasihan....
91 Gelisah
92 Gairah
93 Tragis
94 Cahaya
95 Ikhlas
96 Menata Hati
97 Berdamai...
98 Kuatlah, Zahra....
99 Sesuatu
100 Oh Tuhan....
101 Ujian Untukku
102 Menghapus Keraguan
103 Kepercayaan
104 Selalu Bersama
105 Welcome Home
106 Melapangkan Dada
107 Memulai Lagi
108 Kekuatan
109 Kangen
110 Kembali Semula
111 Jeda Iklan! Ups!
112 Have Fun!
113 Yang Terbaik
114 Keluarga Harmonis
115 San Francisco
116 Gesrek!
117 Suamiku Yang Konyol
118 Bulan Madu Terindah
119 Sweet
120 Mungkinkah?
121 New Life
122 Kepingan Cerita
123 Yang Tak Terkira
124 Suami Luar Biasa
125 Happy Holiday
126 Momen Terdahsyat
127 Happy Ending
128 Salam Cinta Author
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Tentangku
2
Perjodohan
3
Pertemuan
4
Mempesona
5
Mas Ilham
6
BAB 7 Jatuh Cinta?
7
BAB 6 Alasan Mulia
8
Ilham Dari Tuhan
9
Pemuda Yang Manis
10
Pendalaman
11
Seberapa Cocok?
12
Mencari Ilham
13
Saranghae
14
Pelabuhan Hatiku
15
Cinta Luar Biasa
16
Kisah Yang Manis
17
Hari Lamaran
18
Manisnya Ilham
19
Kepercayaan
20
Takdir
21
Melepas Penat
22
Romantis
23
Mimpi Dan Impian
24
Caranya Membahagiakanku
25
Tragedi Pilu
26
Ketika Tuhan Menguji
27
Mas Ilham....
28
Menggelitik
29
Hati Yang Meragu
30
Meyakinkan Hati
31
Menjelang Pernikahan
32
Ikatan Suci Pernikahan
33
Ciuman Pertama
34
Ujian Pertama
35
Tester Pertama
36
Romantisme Pengantin Baru
37
Malam Pertama
38
Sambutan Pagi
39
Gairah Asmara
40
Candu
41
Suamiku Yang Gila
42
Kehidupan Baru
43
Humoris
44
Hmm....
45
Terapi Mujarab
46
Romantisme Yang Tertunda
47
OMG Waw!
48
Pahit Manis Cinta
49
Pergolakan Hati
50
Renungan
51
Suamiku Edan!
52
Kehangatan Pengantin Baru
53
Kalam-Kalam Cinta
54
Salsabila Azzahra
55
Malam Kedua Bersamamu
56
Canda Dalam Candu
57
Keterbukaan
58
Tips And Trick
59
Cerita Masa Lalu
60
Cinta, Pengobat Luka.
61
Minggu Kelabu
62
Penyabar, Dan Gila!
63
Kultum
64
Mesranya....
65
Teror
66
Melelahkan
67
Sial
68
Ceritaku, Dari Pahit Hingga Manis.
69
Satu Bulan....
70
Positif
71
Ujian Lagi?
72
Suami Bijak
73
Laraku
74
Siasat Licik!
75
Dia Yang Luar Biasa Sabar
76
Bermuka Dua
77
Imam Terbaik
78
Cuap-Cuap Tetangga
79
Haru
80
My Perfect Husband
81
Nyesss...!
82
Gesrek!
83
Sempurna
84
Bahagia Itu Sederhana
85
Keji!
86
Cinta Yang Sempurna
87
Luar Biasa
88
Lagi!
89
Lelah
90
Kasihan....
91
Gelisah
92
Gairah
93
Tragis
94
Cahaya
95
Ikhlas
96
Menata Hati
97
Berdamai...
98
Kuatlah, Zahra....
99
Sesuatu
100
Oh Tuhan....
101
Ujian Untukku
102
Menghapus Keraguan
103
Kepercayaan
104
Selalu Bersama
105
Welcome Home
106
Melapangkan Dada
107
Memulai Lagi
108
Kekuatan
109
Kangen
110
Kembali Semula
111
Jeda Iklan! Ups!
112
Have Fun!
113
Yang Terbaik
114
Keluarga Harmonis
115
San Francisco
116
Gesrek!
117
Suamiku Yang Konyol
118
Bulan Madu Terindah
119
Sweet
120
Mungkinkah?
121
New Life
122
Kepingan Cerita
123
Yang Tak Terkira
124
Suami Luar Biasa
125
Happy Holiday
126
Momen Terdahsyat
127
Happy Ending
128
Salam Cinta Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!